Jungkook mengantar Yeri pulang lebih dulu kemudian memutar arah kembali ke rumah Nara yang sudah terlewat cukup jauh. Sengaja. Jungkook sengaja mengantar Yeri lebih dulu untuk bisa bicara dengan Nara nantinya. Tapi yang ingin diajak bicara sedari tadi masih menutup mata. Entah benar-benar tidur atau hanya menghindari Jungkook saja.
"Ra." Jungkook menoleh seteIah menghentikan mobilnya didepan pagar rumah Nara, mengambil tangan gadis itu dengan niat ingin membangunkan tapi malah dibuat terkejut dengan suhu dinginnya. Nara benar-benar kedinginan, dan itu membuat Jungkook merasa bersalah.
"Hng." Nara tiba-tiba terbangun, dan langsung menarik tangannya dari genggaman Jungkook, lalu ia menengok kebelakang, "Lo nganter Yeri dulu?"
Jungkook mengangguk.
"Padahal deketan rumah gue daripada Yeri." ucap Nara, kemudian mendengus samar.
"Gue pengen ngomong sama lo." ucap Jungkook, membuat Nara menoleh padanya sebentar.
"Udah malem, Ki. Besok kan bisa." Nara mengambil tasnya yang ada di dashboard dan sudah ingin turun dari mobil Jungkook, tapi cowok itu menahan tangannya.
"Lo marah?" Tanya Jungkook
Nara kembali duduk dan menatap Jungkook sambil mendengus sinis, "Lo pikir aja sendiri." Nara menepis tangan Jungkook kasar, lalu segera turun dari mobil cowok itu.
Jungkook mengusap wajahnya kasar, lalu menatap kepergian Nara yang sudah masuk kedalam rumah. Ini kali pertama Nara menunjukkan rasa marahnya pada Jungkook setelah 6 bulan lebih hubungan mereka resmi dengan saling mengungkapkan rasa satu sama lain. Jungkook jadi bingung sekarang harus bagaimana.
Perihal jaket dia benar-benar lupa. Entah apa yang terjadi pada perasaannya saat dua gadis itu disatukan ditempat yang sama dengan dirinya. Jungkook bingung, dia sangat menyayangi Nara tapi disisi lain melihat Yeri seperti seseorang yang juga harus dia jaga. Entah sejak kapan rasa itu datang. Yang jelas Jungkook masih bingung dengan perasaannya sendiri terhadap Yeri sekarang. Apa mungkin karena kejadian masa lalu? Karena mereka putus hanya karena kesalah pahaman. Tidak menutup kemungkinan jika rasa yang ada dihati Jungkook masih tersisa.
***
"Bagus banget ya anak perempuan pulang jam segini. Aduin ke Papa seru kayaknya."
Nara langsung menoleh pada Hoseok yang tengah duduk di sofa sambil menonton TV.
"Sorry." kata Nara, terdengar lesu ditelinga Hoseok, membuat laki-laki itu mengerutkan kening. Bukan kah Nara habis dari jalan-jalan bersama Jungkook? Harusnya datang dengan wajah riang, kenapa jadi ditekuk begini.
"Jam berapa sekarang, gue tanya?"
"Sebelas."
"Kalau besok dan seterusnya lo pulang jam segini lagi, gue aduin Papa beneran." Hoseok menghela, "Sana tidur. Istirahat."
Nara mengangguk tak banyak menanggapi dan segera melangkah naik keatas menuju kamarnya.
Sesampainya dikamar, Nara langsung merebahkan dirinya tanpa melepas sepatu dan tas yang masih ia pakai. Menatap langit-langit kamar dengan pandangan menerawang. Hatinya tadi seperti sedang dimainkan. Di buat terbang tapi endingnya sama sekali tidak mengesankan. Dia pikir setelah ciuman itu, malam ini akan berakhir dengan bahagia, mimpi indah tanpa rasa gelisah. Tapi nyatanya malah berkebalikan.
Apa mencintai harus sesakit ini, ya?
Perilaku Nara dengan Jungkook saat dimobil tadi apa tidak terlalu kasar? Nara baru memikirkannya. Tadi dia sedang benar-benar dikuasai emosi. Rasanya seperti Nara sedang dikhianati. Padahal hanya perkara jaket, tapi entah kenapa rasanya Nara benar-benar sakit hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfie-Jjk ✔
Fanfiction[Gbf series 2, complete ✔] Di ajak pacaran tiba-tiba sama Jeon Jungkook? "Please deh, gak usah sok akrab. " --------------------------------------- 🚨Bahasa nonbaku, kata-kata kasar. 15+ Start: 26 januari 2020 End: 2 juli 2020 Sangat disarankan un...