Happy Reading
🌻🌻🌻
Mingyu dan Jungkook sedang berjalan menuju kamar rawat Yewon, tadi pagi Yewon sudah dipindahkan kekamar rawat biasa. Dan sepulang sekolah ini mereka langsung bergegas kerumah sakit dengan sebuket bunga ditangan Jungkook dan buah-buahan ditangan Mingyu.
Setelah sampai kamar itu Jungkook maupun Mingyu tidak ada yang berani masuk, mereka hanya berdiri disamping ruang inap Vip itu sedang sedikit cemas.
Kemarin mereka diusir oleh Ny. Kim dan mungkin kali ini juga. Seketika ada yang membuka pintu itu dari dalam dan menampilkan Ny. Kim yang keluar dengan pakaian biasanya.
"Mingyu ! Masuklah Yewon mencarimu dari tadi" ujar Ny. Kim.
"Apa kami boleh masuk ?" Tanya Mingyu sedikit kaget.
"Nde, kalian boleh masuk. Maaf telah berkata seperti itu kemarin dan mengusir kalian berdua. Masuklah jaga Yewon aku harus keruangan dokter karena suatu hal" ujar Ny. Kim lalu berlalu.
"Kemarin dia hanya sangat panik karena Yewon celaka" bisik Jungkook pada Mingyu yang membuka gagang pintu dan mereka berdua masuk.
"Mingyu-yaaa.... kau datang" antusias Yewon yang sedang duduk dibangsalnya sambil makan jeruk.
"Kau tahu aku langsung mencarimu setelah aku bangun tadi pagi" lanjut Yewon.
"Aku membawakanmu buah" kata Mingyu dan duduk dikursi sebelah kiri Yewon.
"Aku membawanmu bunga" ujar Jungkook yang berdiri disamping Mingyu dan meletakan buket bunganya dihadapan Yewon.
"Terima kasih atas bunganya. Apa kau teman Mingyu ?" Tanya Yewon pada Jungkook.
"Kau bercanda, apa kau melupakan Jungkook" sahut Mingyu sedikit tertawa kaku.
"Jungkook, jadi namanya Jungkook. Hi... salam kenal aku Yewon" kata Yewon tersenyum manis pada Jungkook.
"Apa kau sedang bercanda, aku tak menganalku ?" sahut Jungkook sambil tertawa kaku.
"Apa aku mengenalmu ?" Bingung Yewon.
"Mingyu-ya... kenapa kau baru datang kau tahu aku sangat merindukanmu" kata Yewon pada Mingyu. Sedangkan Mingyu masih bingung kenapa Yewon tidak mengenali Jungkook bahkan Jungkook juga menjadi bingung.
"Aku harus pulang cepat kemarin" sahut Mingyu.
"Pasti ibuku mengusirmu lagi seperti dulu, padahal aku sudah mengingatkannya untuk tidak begitu padamu" kesal Yewon.
"Yewon-ah... kau benar-benar tak mengingat Jungkook ?" Tanya Mingyu memastikan.
"Adaapa dengan mu memangnya aku harus mengenal dia" tunjuk Yewon pada Jungkook, tak ada senyuman diwajahnya dia hanya memandang Jungkook datar.
"Yewonie... kau melupanku ?"
"Yewonie ? Apa kita seakrab itu sampai kau memanggilku seperti itu ?" Sahut Yewon ketus.
.
.
.Ny. Kim kembali kekamar inap Yewon dengan amplop besar ditanganya. Tapi belum sempat dia masuk Mingyu keluar bersama Jungkook dan Mingyu memintanya untuk bicara dengan mereka.
"Ny. Kim dia tidak mengenali Jungkook ? Ada apa dengannya ?" Tanya Mingyu saat duduk dikursi tunggu depan kamar Yewon.
"Dia kehilangan sedikit ingatannya, dokter baru mengatakannya padaku setelah hasil rontgen kepala Yewon keluar, dia bilang karena benturan dikepalanya Yewon mungkin akan kehilangan sebagian ingatannya. Aku juga kurang paham masalah ini tapi itulah yang dia katakan" jelas Ny. Kim.
"Itu sebabnya dia melupakanku ?"
"Apa ingatannya bisa sembuh ?" Tanya Mingyu.
"Dia akan ingat kembali, ini bukan hilang ingatan permanen. Dia akan ingat kembali dengan kita membantunya mengigat apa yang dia lupakan" jawab Ny. Kim.
"Kuharap dia akan mengingatku lagi" pasrah Jungkook.
"Dia akan mengingatmu, terus temani dia dan buat dia ingat denganmu" kata Ny. Kim dan bangkit dari duduknya.
"Dan kalian kuharap kalian menjaga Yewon dengan baik, aku tahu dia sangat membutuhkan sahabat sebaik kalian berdua" ujar Ny. Kim dan masuk kekamar Yewon.
"Dia akan mengingatmu, tenang lah" kata Mingyu sambil menepuk bahu Jungkook yang duduk disampingnya.
"Aku akan membuatnya mengingatku, dengan mengenalnya dari awal lagi" sahut Jungkook tersenyum tenang dan diangguki oleh Mingyu.
🌻🌻🌻
Thu, 26 March 2020
Mian for typo....Besok book kedua dream pazzel publish yaa.... (bagi yang ngikutin Dream Pazzel🤗)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Not Alone
FanfictionSeorang gadis beusia 17 tahun yang hanya bisa terisolasi dirumah megahnya, disatu sisi menjadi anak tunggal memberatkannya karena ayah dan ibunya terlalu sibuk. Padahal sesungguhnya dia juga membutuhkan tempat untuk mencurahkan isi hati serta keluh...