Happy Reading
🌻🌻🌻
Yewon terlihat sedang berbaring santai dikasur size-queennya. Dengan 2 benda kecil menyumpal kedua lubang telinganya yang entah lagu apa yang sedang mengalun indah ditelinga gadis itu. Matanya tertutup menikmati alunan melodynya serta kepalanya bergerak kesisi kiri serta kanan dengan pelan mengikuti tempo lagu.
Tetapi gerakan kepalanya tiba-tiba terhenti, matanya bahkan terbuka sedikit demi sedikit, satu earphonenya dia lepas serta badannya bangkit menjadi duduk diatas kasur mewahnya, matanya yang terbuka memandang lurus pada pintu kamar yang tertutup rapat itu.
Entah mengapa pirasatnya begitu tajam, dan beberapa saat kemudian telinganya menangkap suara derap langkah seseorang menuju kamarnya yang terletak dilantai 2 dan berada dipaling pojok ruangan tersebut.
Jari-jari tangannya menyisir rambut hitamnya supaya lebih rapi akibat berbaring dikasur yang membuatnya cukup berantakan. Dan sekarang lagu yang mengalun ditelinganya sudah tidak ada, dia sudah menaruh earphone bertali putihnya serta handphone keluaran terbarunya dimeja nakas disisi kanan kasurnya. Lalu beberapa saat kemudian terdengar suara ketukkan didaun pintu kamar tersebut.
Tok… tok… tok…
“Yewon…. Buka pintunya eomma ingin bicara”. Terdengar suara seseorang yang berdiri didepan pintu kamar Yewon diiringin beberapa buah ketukan.
“Sebentar” Jawab Yewon singkat.
"Tumben sekali dia sudah pulang" gumam Yewon sambil bergeser dari posisinya.
Tidak perlu banyak tanya atau berpikir, Yewon sudah langsung mengenali suara perempuan itu. Dia adalah sang ibu dan biasanya beliau akan selalu sibuk dari pagi sampai malam dengan pekerjaannya.
Dia berpikir, ibunya ada dirumah dan sedang berdiri didepan pintu kamarnya, ada apa gerangan wanita itu tiba-tiba ingin bicara serius dengannya sampai menghampiri Yewon kekamar, biasanya juga bicara kalau sedang sarapan itupun hanya sekedar basa-basi supaya tidak terlihat mengacuhkan dan membuat canggung keadaan didepan purti satu-satunya tersebut.
Yewon pun menuruni kasur size-queen nya lalu mengambil kruk yang terletak disisi nakas meja sisi kanan kasur. Dia mendirikan kruk itu lalu membuatnya sebagai tumpuan kaki kirinya yang turun kelantai berubin putih tertutup karpet bulu berwarna coklat muda yang tebal. Pangkal kruk diselipkan diantara lipatan ketiak tangan kanannya, lalu kakinya mengalun dengan serasi menuju pintu dan membukanya.
Tangan kiri Yewon menggenggam gagang pintu dan membukanya, menampakkan seorang wanita yang berstatus ibunya sedang berdiri dengan pakaian chefnya, ibunya seorang chef disebuah restaurant italia peninggalan neneknya yang telah meninggal 10 tahun lalu. Restaurant turun menurut keluarga Kim, ibunya bahkan menjadi chef utama di restaurant tersebut.
Bisa ditebak ibunya baru pulang dari restaurant, tapi ini baru jam 5 sore, biasanya wanita ini akan pulang disaat restaurant tutup sekitar jam 12 malam, disaat Yewon sudah terlelap dan menikmati mimpi indahnya.
“Ada apa ?” Tanya Yewon langsung.
“Appa dan Eomma ingin bicara” Jawab wanita dengan name tag di seragam chef nya itu pada putri tunggalnya dan menyentuh lengan kiri Yewon dan merangkulnya, mulai masuk kedalam lift rumah itu dan menuju ruang santai keluarga tersebut.
Appa ? saat mendengar sebutan itu Yewon langsung sedikit terkejut, mengapa ayahnya ada dirumah bukannya Tuan Kim sedang ada di Hongkong kemarin, mengurus perusahaannya dan mengapa sekarang ada dirumah dan bahkan menunggunya dibawah. Apa hal yang membuat keluarganya seketika utuh dihari padat kerja seperti ini.
Perasaan Yewon semakin kacau, dia rasa pasti ada hal serius yang akan dibicarakan ayah dan ibunya tersebut, tidak mungkin mereka meluangkan waktu sibuk mereka hanya untuk bicara hal sepele, pasti ada hal yang serius dan Yewon semakin bingung dan takut bercampur menjadi satu.
Bingung apa yang akan terjadi setelah ini, dan takut akan arah pembicaraan kedua orang tuanya tersebut.
🌻🌻🌻
Wed, 26 February 2020.
Mian for typo.....
🌻🌻🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Not Alone
FanfictionSeorang gadis beusia 17 tahun yang hanya bisa terisolasi dirumah megahnya, disatu sisi menjadi anak tunggal memberatkannya karena ayah dan ibunya terlalu sibuk. Padahal sesungguhnya dia juga membutuhkan tempat untuk mencurahkan isi hati serta keluh...