Tarbiyah Dalam Rumah~

3.5K 346 21
                                    

-Awali dengan Bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah-

💐💐

"Seorang suami adalah pemimpin dalam keluarganya. Jika pemimpin itu baik, maka semua anggotanya pun akan ikut baik, begitu pula sebaliknya. Tugas seorang pemimpin yaitu mendidik dan mengarahkan pada kebaikan."
Indahnursf~

💐💐

"Mas, mau stok apalagi di kulkas?" tanya Asya saat keduanya sudah membeli banyak sayur mayur dan buah-buahan.

Zaid nampak antusias mendengar penawaran Asya, dengan jelas berarti Asya siap memasakkannya makanan setiap hari. Ah, rasanya Zaid sangat senang akan hal ini. Setidaknya setiap pagi dia akan lebih semangat karena sudah memakan masakan istri tercinta, dan begitu juga dengan sepulang bekerja, disaat badan lelah seharian dan pulang disambut hangat dengan makanan buatan istri tercinta. Ah, rasanya Zaid ingin merasakan itu setiap harinya dan terus-terusan.

"Mas Zaid mengantuk ya?" tanya Asya bingung.

"Ah, apa Sya? Kamu ngomong apa tadi?" Zaid gelagapan saat Asya menyadarkan lamunannya.

Asya menggeleng melihat sikap suaminya, "Mas Zaid mau stok apalagi untuk satu minggu kedepan? Karena, mulai sekarang Asya akan belanja ke pasar setiap pagi Minggu. Lumayan kan, bisa hamat juga kalau belanjanya di pasar. Kalau hemat, uang sisa belanjanya kan banyak lebih, ya otomatis uang jajan Asya nambah dong," ucap Asya dengan cengiran tanpa dosanya.

Zaid mengacak jilbab Asya geram, istrinya benar-benar lucu dan menggemaskan. Rasa cinta Zaid semakin bertambah setiap harinya pada Asya.

"Enggak Mas, Asya bercanda aja kok. Uangnya nanti Asya tabung, gitu." Asya tersenyum ke arah Zaid.

Setelah percakapan singkat itu akhirnya keduanya menyelesaikan belanja dengan total semua belanjaan mencapai 500.000 rupiah. Di mana semua bahan makanan, buah-buahan, sayur-sayuran, daging, ikan, sudah lengkap.

"Mas, kata ibu Asya belanja di pasar itu lebih berkah. Karena uangnya bisa lebih hemat dan sisanya bisa dibeliin untuk kebutuhan lain, makanya Asya sekarang mau hemat biar bisa nabung," jelas Asya.

Zaid menatap raut wajah Asya, setiap inchi wajah itu terlihat begitu cantik. Bahkan Zaid benar-benar sudah berada di alam lain jika memandang wajah istrinya itu.

💐💐

"Ya Allah, kalian kenapa datangnya kesiangan?"

Zaid dan Asya sudah berada di rumah orang tua Asya, di mana saat itu juga ada Nania--kakak kandung Asya beraama suami dan anaknya.

"Lain kali kalau mau datang itu dari pagi, jam sembilan atau jam sepuluh, biar bisa lamaan juga di sini," ucap Nania menimpali. Kali ini Nania sedang sibuk menyuapi putri kecilnya yang berusia dua tahun.

Asya tersenyum seraya menggandeng lengan ibunya, begitu sampai di rumah sederhana yang sangat Asya rindukan, Asya langsung memeluk kedua orang tuanya. Bagi Asya dia sangat rindu aroma rumah yang telah menjadi tempat tinggalnya sejak dulu.

"Tadi pagi kita belanja ke pasar dulu, Nan. Setelah zuhur langsung ke sini," jawab Zaid.

Setelah sesi kangen-kangenan selesai, akhirnya mereka makan siang bersama yang di isi dengan riuh cerita Asya, mulai dari kisah rumah tangga mereka yang kaku hingga sikap Zaid yang konyol, semuanya Asya ceritakan pada orang tuanya.

"Gimana nih, udah ada perkembangan? Kira-kira udah ngisi belum?" tanya Nania di sela riuh suara tawa Asya.

Asya dan Zaid saling melempar pandangan satu sama lain, karena asyiknya merrka bercerita hingga lupa kalau semua kebahagiaan itu baru di mulai oleh keduanya, dan hal itulah yang tidak di ketahui oleh keluarga.

Di Penghujung Doa Cinta {Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang