-Awali dengan Bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah-
💐💐
"Rumah tangga itu indah, tidak rumit. Asal kepala rumah tangga mampu membimbing tulang rusuknya dan menjaga keharmonisan rumah tangga dalam ketaatan."
Indahnursf~💐💐
Asya membuka matanya saat jam sudah menunjukkan pukul enam pagi. Asya sengaja mematikan alarm subuh karena dia sedang uzur. Hari ini Asya ada jadwal bimbingan dengan dosen pembimbingnya pukul tujuh, sedangkan saat ini sudah pukul enam pagi. Asya bukan tipe orang yang mandinya cuma lima sampai sepuluh menit, Asya menghabiskan waktu saat membersihkan diri bisa dua puluh hingga tiga puluh menit.
Entah apa saja yang dia lakukan di dalam sana.
"Punya suami tapi ga guna, masa istri sendiri ga di bangunin. Ah, payah!" umpat Asya seraya membereskan kertas-kertas yang berserakan yang akan dia bawa untuk ke kampus hari ini.
Setelah itu, Asya langsung menuju toilet untuk membersihkan diri. Sengaja dia tidak membuka gawai yang terletak di atas nakas, jiks Asya sudah memegang benda pipih itu, dijamin dia pasti akan semakin telat karena harus membalas chat-chat dari temannya.
Setelah menghabiskan 30 menit untuk bersolek di dalam toilet, akhirnya Asya keluar dengan pakaian lengkap. Rok plisket berwarna hitam dengan kemeja berwarna maroon dan pasmina warna senada. Asya sudah menggunakan jilbab sejak dia baligh, semua atas instruksi dari ayahnya, kalau setelah baligh Asya harus menjaga aurat dan batasannya. Tidak bisa dimungkiri, Asya memang bukan wanita berjilbab syari, dia hanya wanita dengan jilbab pasmina yang selalu setia menemaninya. Tetapi, tidak menutup kemungkinan, Asya punya niat untuk menggunakan jilbab panjang, hanya saja dia belum siap.
Asya langsung membuka salah satu grup chat di aplikasi WhatsApp yang di huni oleh teman-teman terdekat Asya. Grup itu namanya, "Cewek Manja Pejuang Halal" yang sudah 99+ pesan masuk yang belum dibaca.
Gina: "Eh, Asya di mana? Semenjak jadi istri dosen killer dia jarang nimbrung di sini. Lagi apaan ayo."
Putri: "Iya nih, biasa lagi layanin dosen killer. Wkwkwk. Harap maklum pengantin baru, masih anget. Hahahaha."
Tria: "Udah apaan kalian ini. Ga boleh gitu ngomong aja kalian juga pengen kek Asya, kan. Sama gue juga."
Putri: "Iya kali pengen, cuma belum ada yang lamar. Hidup gue terlalu rumit. Suram."
Tria: "Makanya banyakin bersyukur. Lihat tuh Asya, dia aja udah sold out."
Gina: "Kapan mau sidang ini? Ayo semangat, Gaes. Tutup buku buka tenda, Gaessss."
Asya menggaruk kepalanya melihat semua isi chat yang selalu membahas dirinya. Asya tidak membalas semua pertanyaan itu, dia langsung membuka chat dari orang yanh membuatnya kesal pagi ini.
Dosen Pemakan batu es.
Dosen pemakan batu es: "Assalaamu'alaaykum. Maaf ya saya pergi lebih dulu, saya lihat kamu nyenyak sekali tidurnya. Saya subuh tadi mau bangunin kamu untuk solat, namun bercak di tempat tidurmu sudah cukup memberitahu saya kalau kamu sedang tidak solat. Saya pergi ke kampus dulu."
Asya memonyongkan bibirnya kesal. Dengan cepat dia melirik tempat tidurnya, dan benar saja ada bercak darah di sana.
"Ah sial! Kenapa bisa tembus. Kan malu jadinya. Ahhh kesel!" monolog Asya seraya menutup wajahnya malu.
💐💐
"Kenapa kamu tidak ada progres! Skripsi kamu tidak menarik, kamu sudah tiga bulan berkutat dengan bab dua. Kapan lanjut bab tiga? Kamu pemalas baca, jadi begini." cerocos dosen yang rambutnya sudah hampir rata dengan warna putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Penghujung Doa Cinta {Terbit}
SpiritualKehidupan rumah tangga dalam balutan kebahagiaan adalah idaman semua orang. Namun, apakah semua orang mampu menjalani ujian dalam rumah tangga? Seperti Zaid dan Asya yang kini rumah tangga mereka di goyangkan dengan ujian, yaitu, kehilangan. Apa yan...