Arti Manfaat~

3K 290 37
                                    

-Awali dengan Bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah-

💐💐

"Tidak apa-apa jika kamu di anggap buruk oleh mereka, kebaikanmu seolah terabaikan di mata mereka. Tidak apa-apa, jangan bersedih. Setiap perbuatan akan mendapat balasan, dan kamu cukup tersenyum dan meminta pertolongan Allah, selebihnya biar Allah yang menyelesaikan."
Indahnursf~

💐💐

Asya memukul pelan lengan Zaid, masih sempat-sempatnya Zaid menggoda Asya di saat Asya sudah serius menyimak ucapannya.

"Iya Asya paham, tapi Mas bagaimana kalau kita masih ingin berteman dengan orang tersebut?" tanya Asya serius.

Zaid mencubit hidung Asya, kemudian meneguk air hangat yang dia bawa. Dia menatap Asya sendu, lihatlah betapa baiknya istri Zaid, sudah jelas-jelas ketiga temannya mengkhianati Asya, bahkan Asya tidak di anggap lagi oleh mereka semua, tetapi entah dorongan dari mana Asya tetap mau berteman dengan mereka semua.

"Mereka bilang kalau Asya berubah, Asya ga seasyik yang dulu, mereka juga bilang Asya banyak sibuknya dari pada kumpul-kumpul sama mereka. Kata mereka Asya sombong karena punya suami dosen padahal suami Asya ga kaya. Mereka juga bilang, katanya kenapa Asya sekarang jadi syar'i begini, mereka bilang Asya ikut aliran sesat, Asya aneh, Asya ngelupian mereka, padahal itu enggak ada yang bener. Asya sedih kenapa mereka memandang Asya begitu," jelas Asya dengan isak tangis.

Zaid menelan salivanya mendengar penjelasan Asya. Bisa di katakan wajar jika Asya bersedih saat ini, memang perkataan yang Asya jelaskan tadi menyakitkan hati. Apalagi Asya yang basicnya memang 'baperan', semua ini tidak mudah baginya.

"Sudah, enggak usah menangis. Untuk apa kamu menangisi mereka yang sudah jelas-jelas tidak sependapat denganmu. Jangan sia-siakan air matamu, Sya. Kamu doakan mereka ya, minta sama Allah agar memberi mereka hidayah. Kamu sudah berada di jalan yang benar. Semakin tinggi pohon, maka semakin kencang angin meniupnya. Itulah fitrahnya kehidupan, Sya." Zaid membekap Asya dalam pelukannya. Memberi kenyamanan pada Asya yang terisak.

"Kamu tidak boleh dendam ya sama mereka, orang jahat itu balas aja dengan kebaikan, lama-kelamaan dia akan malu sendiri atas perbuatannya. Kalau kita balas juga dengan keburukan, berarti kita dengan mereka ga ada bedanya. Tunjukkan pada mereka, bahwa ucapan yang mereka sebutkan itu tidaklah benar. Asya kuat, saya akan selalu menemanimu, Istriku," lanjutnya.

"Asya juga enggak dendam kok Mas sama mereka. Asya sudah maafin mereka semua, tapi Asya masih mau berteman dengan mereka, Mas. Mereka bertiga adalah teman terbaik yang Asya punya," ucap Asya.

Zaid menarik napas panjang, baik sekali hati istrinya itu. Sudah jelas-jelas di sakiti dan di fitnah, tetapi masih saja mau berteman dengan ketiganya. "Hidup ini sebuah perjalanan singkat, Sya. Kamu berjalan dengan jalan yang sudah Allah tetapkan. Namanya juga jalan, enggak ada yang mulus seratus persen, pasti ada aja kerikil, lubang, air, sampah, dan lainnya. Sama seperti kehidupan ini. Tetapi, di saat kamu sudah masuk ke dalam lubang yang gelap, tidak akan mungkin kan kamu mau masuk ke lubang itu lagi? Cukup satu kali jatuh ke lubang itu dan jadikan pelajaran. Berarti, kamu tidak harus berteman seperti dulu lagi dengan mereka, sifat buruk itu akan terus ada jika orang itu tidak segera bertaubat dan berbenah diri. Penyakit hati itu ibaratnya sudah tumbuh dan akan terus berkembang jika tidak segera di basmi. Bertemanlah jika kamu masih mau berteman dengan mereka, tetapi sekadarnya saja. Harus ada batasan, tidak semua yang kamu rasakan harus kamu ceritakan pada mereka. Kamu sudah tahu bagaimana sifat mereka, yang harus kamu lakukan yaitu jaga jarak."

Asya meneteskan air mata mendengar penjelasan Zaid, sangat menyentuh hatinya. Namun, bagaimanapun juga Asya masih tidak bisa untuk marah pada teman-temannya walau sikap mereka buruk padanya.

Di Penghujung Doa Cinta {Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang