-Awali dengan Bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah-
💐💐
"Bagaimana mungkin aku tega menyakitimu, sedangkan Allah menitipkanmu untukku jaga dan membimbingmu. Lantas, tidak ada alasan aku untuk menyakitimu, karena kau adalah bidadari surgaku."
Indahnursf~💐💐
"Mas, jangan di ganti filmnya. Asya suka film ini," ucap Asya saat melihat remote TV sudah berada di tangan Zaid.
Hari ini adalah hari Minggu, seperti biasa, keduanya mengisi hari Minggu dengan belanja ke pasar di pagi hari dan sisanya akan istrihat dan bersantai bersama di rumah. Seperti siang ini, selepas pulang dari pasar, Asya memutuskan untuk memasak salad buah, membuat pempek kapal selam, dan juga membuat bubur kacang hijau. Semuanya akan Asya stok di dalam kulkas.
Karena insiden waktu itu, Asya berinisiatif untuk tidak melepas stok makanan di rumah. Malam itu, saat Zaid masih fokus melanjutkan tugasnya untuk membuat soal UTS, Zaid kelaparan sementara Asya sudah tertidur di samping suaminya. Asya bilang dia akan menemani Zaid lembur, namun nyatanya Zaid lembur sendirian sementara Asya sudah tertidur pulas di samping Zaid.
Pukul sebelas malam, Zaid bolak-balik dapur mencari sesuatu yang dapat di makan. Ternyata tidak ada apa-apa selain mie instan dan juga telur di kulkas. Akhirnya Zaid memasak mie ditambah telur, karena bau bumbu yang menyengat, Asya terbangun dari tidurnya.
"Mas kok makan mie instan?" tanya Asya seraya mengumpulkan kesadarannya.
"Enggak ada lagi yang bisa di makan selain ini, Sayangku." Zaid memakan mie instan itu dengan sangat lahap.
Saat itu juga Asya merasa sangat bersalah. Dia masih ceroboh untuk menjadi istri idaman. Dia masih banyak kekurangan dalam melayani suami, bahkan memperhatikan suami pun dia masih lalai. Semua itu menjadi PR terbaik Asya untuk terus memperbaiki semuanya. Asya tidak mau suaminya banyak memakan makanan yang mengandung pengawet. Asya tidak mau kesalahan yang sama terulang lagi. Dia harus pandai dalam segala hal.
Asya pernah membaca buku yang judulnya, "Wanita yang dirindukan rumah dan keluarga", karena rasa penasaran Asya menyelesaikan membaca buku itu. Banyak pelajaran yang Asya dapatkan. Mulai dari menjadi istri yang serba bisa, istri yang gesit, istri yang penyayang, istri yang penyabar, istri yang selalu tersenyum, istri yang selalu kuat, dan tentunya istri yang selalu membantu suaminya berjuang di jalan kebenaran. Ah, rasanya ingin sekali menjadi seperti itu.
"Itu udah panas minyaknya, Sya." tegur Zaid saat melihat Asya melamun.
"Eh, iya Mas." Asya salah tingkah saat tersadar dari lamunannya.
"Sepertinya saya akan menambah berat badan karena istri saya banyak menyediakan makanan di rumah," singgung Zaid seraya memakan sepiring salad buah yang sudah selesai di buat.
"Bagus dong, kalau Mas gendutan kan pasti yang di puji istrinya. 'Wah, Zaid gendutan ya sekarang, pasti istrinya pinter masak'. Iya kan? Asya udah peka dengan ucapan seperti itu," jelas Asya.
Zaid tertawa mendengar ucapan istrinya, "Pengalaman banget," jawab Zaid. Dia duduk di kursi meja makan, melihat setiap gerak-gerik Asya dalam memasak. Menurut Zaid, itu adalah pemandangan yang sangat indah. Sederhana, tetapi membuatnya bahagia.
"Mas, Asya nih tahu. Sering tuh di kehidupan nyata mau pun di televisi orang nyinyir kek gitu." Sahutnya.
"Masih suka nonton film 'Catatan Hati Seorang Istri' ya?" tanya Zaid.
Asya membalikkan badannya menatap Zaid, "Iyalah. Film Indosiar itu favorit Asya tahu, Mas. Apalagi sinetron 'Catatan Hati Seorang Istri'. Asya banyak banget dapat pelajaran baru tentang rumah tangga dalam film itu." Asya menatap televisi yang saat ini sedang menyenangkan film yang dia maksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Penghujung Doa Cinta {Terbit}
EspiritualKehidupan rumah tangga dalam balutan kebahagiaan adalah idaman semua orang. Namun, apakah semua orang mampu menjalani ujian dalam rumah tangga? Seperti Zaid dan Asya yang kini rumah tangga mereka di goyangkan dengan ujian, yaitu, kehilangan. Apa yan...