Memulai Langkah~

3.1K 298 89
                                    

-Awali dengan Bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah-

💐💐

"Dalam hidup ini akan banyak dihadirkan dengan pilihan, pilihlah sesuatu yang baik untukmu dan untuk agamamu, agar pilihan itu bukan sekedar untuk dunia, melainkan akhir juga ada di dalamnya."
Indahnursf~

💐💐

Lantunan ayat suci Al-Quran terdengar dengan begitu indahnya di semua penjuru rumah sederhana itu. Sejak sehabis salat subuh si pemilik rumah membuka murottal untuk kembali murojaah dengan hafalannya.

Setelah selesai salat Subuh, Asya langsung bergerak untuk membereskan rumah di temani dengan audio mp3 yang kemarin dibelikan oleh Zaid. Beberapa hari lalu, Asya meminta audio mp3 pada Zaid agar dia bisa menyetel itu di rumah, agar dalam keadaan apa pun dia tetap bisa bermurojaah.

Kemarin saat Zaid pulang lebih awal, dia membelikan mp3 itu untuk Asya. Kebetulan juga Zaid baru menerima gaji bulanannya sebagai dosen. Asya tidak pernah mempermasalahkan gaji Zaid dan Asya juga yang memegang kendali semua uang Zaid. Zaid bilang pada Asya, bahwa semua yang ada padanya juga punya Asya. Zaid tidak masalah jika uang miliknya mau Asya pakai untuk suatu kepentingan yang memang wajib, tetapi Asya harus izin dahulu padanya, bukan sebagai pemilik uang itu, melainkan agar Zaid selalu ridho atas apa yang Asya lakukan.

Asya sudah mengetahui kalau Zaid punya sawah warisan almarhum orang tuanya di Ogan Komering Ilir yang Zaid amanahkan pada sepupunya untuk mengurus sawah itu. Zaid pernah mengajak Asya diskusi soal itu, apakah mereka harus menjualnya agar uangnya bisa di belikan mobil dan sisanya di tabung? Zaid untuk ingin boros, dia rasa dia harus memiliki kendaraan beroda empat, bukan untuk pamer apalagi untuk di publikasikan. Melainkan, saat ada keperluan mendesak mereka tidak perlu kehujanan, seperti kemarin saat Asya keluar dari rumah sakit, Asya pulang naik motor, padahal itu tidak baik untuk Asya. Jika pun suatu hari Zaid di mampukan Allah untuk membeli kendaraan roda empat itu, Zaid tidak akan membawanya mengajar, tetapi akan di gunakan untuk hal yang bermanfaat.

"Sayur katu, ayam sambel, terus bikin pudding." Monolog Asya saat setumpukan bahan makanan sudah dia letakkan di atas meja makan. Stok sayurannya sudah habis, jadi Asya terpaksa harus ke warung dekat rumah untuk membeli sayur, untuk stok yang lainnya, alhamdulillah masih aman.

Wajar saja jika stok bahan makanan sudah sekarat, toh ini tanggal muda, seperti biasanya setelah Zaid gajian mereka akan belanja kebutuhan dapur, hanya saja dua hari ini Zaid sedang lembur karena Zaid juga di amanahkan untuk menjadi dosen pengganti yang kebetulan dosen senior itu sedang sakit. Jadi, jam mengajar Zaid yang semula tidak terlalu padat, menjadi sangat padat. Asya tidak masalah, toh itu juga rezeki untuk mereka selagi Zaid tidak menzolimi dirinya sendiri.

Asya tidak menuntut apa-apa pada Zaid yang berbau materi. Dia hanya meminta agar Zaid mampu menjaga kesehatannya, berdoa untuk keluarga kecil mereka, menjalankan kewajiban, dan terus membimbingnya agar menjadi manusia yang lebih baik lagi, itu sudah lebih dari cukup.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu. berkata, Rasulullah Shallallahu 'Allaihi Wasallam bersabda, “Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta benda tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati.” (Hadist Riwayat: Bukhari–Muslim)

Setelah berkutat dengan dapur hampir satu jam, akhirnya makanan selesai di masak. Asya akan melanjutkan kegiatannya setelah ini yaitu menguras kolam kecil di samping rumahnya. Memang kolam itu jarang di pakai, karena itu airnya tidak Asya isi penuh biar tidak munazir, tetapi bersantai di sekitar kolam mampu membuat Asya dan Zaid nyaman. Pemandangan sederhana itu membuat keduanya betah.

Di Penghujung Doa Cinta {Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang