Bersabarlah~

2.1K 241 1K
                                    

-Awali dengan Bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah-

💐💐

"Semua yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah. Lantas jika Allah ingin mengambil milik-Nya, kita bisa apa? Kita hanya seorang hamba yang di titipkan oleh Allah kenikmatan agar kita bersyukur, bukan kufur."
Indahnursf~

💐💐

"Sudah siap?" tanya Zaid saat melihat Asya tengah memasang kaos kaki berwarna krem yang senada dengan gamis yang di pakainya saat ini.

"Selesai," ucap Asya dengan semangat. Dia sudah siap untuk pergi hari ini. Akad nikah Rafli dan Raisa akan di langsungkan hari ini pada hari Kamis di kediaman Raisa. Setelah kejadian waktu itu, Asya menceritakan semuanya pada Zaid, mulai dari kedatangan Rafli yang semulanya ingin balas dendam, kedatangan Rafli beberapa kali ke rumahnya saat Zaid tidak ada di rumah, hingga saat Rafli memutuskan untuk berdamai dengan takdirnya.

Asya menceritakan semuanya tanpa ada yang di tutupi. Sudah sepatutnya Zaid mengetahui semuanya. Asya juga tidak ingin berbohong perihal apa pun itu pada Zaid, toh dia ingin semua yang dia alami akan diketahui juga oleh suaminya.

"Masyaa Allah, nikmat Tuhan mana lagi yang di dustakan?" Puji Zaid seraya menatap Asya penuh takjub. Tidak berkedip sekali pun.

Asya tersipu malu melihat respons Zaid. Pipinya bersemu merah saat pujian sederhana itu mampu membuat hatinya berbunga-bunga. Sederhana ini bahagia?

"Mas Zaid, jangan bikin Asya terbang." Rengek Asya seraya menutupi wajahnya. Zaid tertawa melihat respons Asya yang selalu menggemaskan.

"Iya, Maaf. Ayo kita pergi," ajak Zaid.

Keduanya langsung menaiki motor, tak lupa menggunakan helm. Asya memeluk erat pinggang Zaid, sementara Zaid membawa motornya dengan kecepatan sedang. Membawa ibu hamil dia harus ekstra berhati-hati.

Tidak memerlukan waktu lama untuk sampai di tempat lokasi. Hanya memakan waktu 20 menit dan suasana rumah itu sudah ramai. Asya masuk beriringan dengan Zaid yang menggandeng tangannya.

Saat keduanya masuk, terlihat semua orang sedang berdoa. Tandanya ijab qabul telah selesai. Ada perasaan lega yang Asya rasakan. Bagaimanapun juga Rafli seseorang yang pernah dia cintai, namun kemudian Rafli juga pernah mengukir kisah dalam hidup Asya, namun takdir Allah berkata lain. Keduanya tidak berjodoh dan memiliki jalan hidup masing-masing yang berbeda arah.

Begitulah uniknya jodoh.

Kita tidak bisa memprediksi dengan siapa kelak kita akan bersanding. Dengan siapa kelak kita bisa menyempurnakan agama kita. Dengan siapa kelak kita akan menghabiskan sisa waktu kita di dunia dan meraih ridho-Nya bersama-sama.

Manusia hanya bisa berencana, namun Allah-lah yang menetapkan segala sesuatu.

"Barakallah. Semoga kalian menjadi pasangan yang sakinah mawaddah warohmah," ucap Zaid seraya bersalaman dengan Rafli.

Asya bercipika-cipiki dengan Raisa. Terlihat perempuan itu adalah perempuan baik-baik dengan jilbab dan pakaian gaun muslimahnya. Asya lega, setidaknya nanti ada yang akan membantu Rafli untuk membina rumah tangga mereka.

"Gue titip Asya, bahagiain dia, Za. Gue percaya sama loh. Doa terbaik untuk kalian," balas Rafli. Zaid mengamini ucapan Rafli kemudian mengangguk. Dia tidak akan menyia-nyiakan kemahabaikan Allah karena telah memberikannya seorang perempuan yang begitu dia cintai.

Di Penghujung Doa Cinta {Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang