-Awali dengan Bismillah dan akhiri dengan Alhamdulillah-
💐💐
"Kamu tahu kenapa aku cemburu melihatmu dekat dengan wanita lain? Karena aku tidak mau jika nanti ada wanita lain yang bisa membuatmu nyaman selain aku." -Asya-
Indahnursf~💐💐
Dosen pemakan batu es:
Kamu pulang jam berapa?Asya tersenyum saat melihat pesan singkat yang baru saja masuk di akun Whatsapp. Saat ini Asya sedang di kampus untuk meminta tanda tangan dosen pembimbingnya. Kebetulan saat sarapan, Asya mengatakan hal itu pada Zaid.
Asya pulang agak siangan mas, Asya mau main tempat temen dulu. Ga jauh dari fakultas kok.
Sebenarnya Asya tidak ingin main ke mana-mana, matanya mengantuk dan ingin tidur, namun Asya ingin agar bisa pulang bareng suaminya. Seperti beberapa hari lalu saat Asya ke kampus dan Zaid menunggu Asya kebetulan Zaid sudah selesai mengajar, alhasil mereka pulang bersamaan.
Sebenarnya, setiap Asya ke kampus pun Zaid menawarkan untuk mengantar Asya pulang, hanya saja Asya tahu diri dan tahu situasi, tidak akan mungkin kan dia meminta di antar pulang di saat suaminya ada jam mengajar. Ah, Asya juga paham itu.
Ya sudah, habis Zuhur kita pulang. Saya jemput kamu di tempat temanmu, share lokasi sekarang.
Asya tersenyum bahagia, akhirnya dia tepat sasaran. Inilah yang dia tunggu-tunggu sedari tadi. Bahagia? Pastinya. Entah kenapa Asya merasa sangat nyaman dan bahagia saat perhatian-perhatian kecil Zaid berikan untuknya. Sederhana, namun bermakna.
Jemput Asya di depan fakultas aja, mas.
Asya membalas pesan Zaid, terlihat di sana Zaid sedang 'online' dan tidak menunggu waktu lama Zaid langsung mengetik, membalas pesan Asya. Sementara Asya, sudah cengar-cengir sedari tadi.
Share lokasi sekarang. Kamu di sana saja, nanti saya yang samperin selesai Zuhur.
💐💐
Zaid mengikuti ke mana arah maps bergerak, benar yang dikatakan Asya, dia tidak jauh dari gedung Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Saat titik maps berhenti, Zaid langsung menelepon Asya.
Saya sudah di depan.
Tidak lama dari itu Asya keluar dengan sebuah map kuning di genggamnya, Asya berjalan dengan gamis berwarna maroon itu mendekati Zaid.
"Hati-hati di jalan ya Sya. Kabarin jika sudah sampai," jerit Putri dari depan pintu.
Asya mengangguk seraya mengacungkan jempol, "Kita pulang dulu ya," pamit Asya.
"Pak Zaid, jangan di ajakin ngejoki tuh si Asya. Dia ga bisa ngebut," instruksi Putri--teman Asya.
Zaid hanya tersenyum, kemudian membunyikan klakson sebelum mengucap salam. Motor matic itu berjalan dengan kecepatan sedang. Asya memegang ujung kemeja Zaid untuk berpegangan, dan Zaid tahu akan hal itu.
"Kita mau makan apa?" tanya Zaid seraya melihat Asya dari spion.
Wajah imut Asya terlihat semakin imut dengan menggunakan helm. Zaid gemas melihatnya, entah kenapa semakin hari rasa cinta dan sayang itu semakin bertambah pula untuk Asya. Zaid akui, dia memang sudah benar-benar jatuh cinta pada Asya.
"Asya pingin nasi Padang, Mas." pinta Asya seraya membayangkan betapa enaknya nasi padang dengan ikan kembung bakar.
Asya menyukai nasi Padang karena bumbu khas nasi Padang itu pedas dan Asya sangat suka pedas. Palembang juga terkenal pedas, tetapi untuk urusan nasi, bagi Asya nasi Padang paling juara pedas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Penghujung Doa Cinta {Terbit}
EspiritualKehidupan rumah tangga dalam balutan kebahagiaan adalah idaman semua orang. Namun, apakah semua orang mampu menjalani ujian dalam rumah tangga? Seperti Zaid dan Asya yang kini rumah tangga mereka di goyangkan dengan ujian, yaitu, kehilangan. Apa yan...