-Awali dengan Bismillah danu akhiri dengan Alhamdulillah-
💐💐
"Jika kamu tidak senang melihat keberhasilan seseorang, kebahagiaan seseorang, dan kelebihan seseorang, maka satu hal yang harus kamu sadari. Barang kali ada sesuatu di dalam hatimu. Benahi, jangan sampai membuatmu menjadi hamba merugi."
Indahnursf~
💐💐
Sedari tadi Zaid menatap Asya heran, karena sejak pulang Asya hanya diam dan sesekali tersenyum, berbeda dengan Asya biasanya. Zaid berusaha husnuzan, barangkali Asya sedang lelah karena seharian di luar rumah.
"Mas," panggil Asya.
Zaid yang awalnya kembali fokus pada makanannya kini kembali menatap Asya. Terlihat raut kekhawatiran Asya semakin jadi, tak lama kemudian isak tangis terdengar.
"Mas, Asya takut, hiks." isaknya lirih.
Seketika itu juga Zaid melepaskan sendoknya dan meneguk air mineral sebelum akhirnya memeluk Asya yang sudah terisak.
"Kamu kenapa, Sayang?" tanya Zaid seraya mengelus rambut Asya yang terikat rapi. Asya semakin sesenggukan saat Zaid mencium pucuk kepalanya berusaha untuk menenangkan.
"Istigfar, tarik napas dan embuskan perlahan," instruksi Zaid.
"Asya takut,..." lirih Asya.
Zaid mengambil segelas air mineral untuk Asya agar sang istri bisa segera stabil. Jauh dari pada itu hati Zaid sudah sangat khawatir melihat Asya yang histeris.
"Asya sayang Mas Zaid," ucap Asya langsung melayangkan pelukannya ke tubuh kekar Zaid.
"Tenanglah, saya selalu ada di sampingmu, insyaa Allah, Sya."
"Mas, teman-teman Asya musuhin Asya semua, hiks. Asya enggak punya teman lagi, terus.... Asya kalau bosen sama siapa?" jelas Asya lirih.
Kini Zaid tahu permasalahan Asya sedari tadi murung. Zaid tidak pernah memaksa Asya dalam situasi apa pun. Baginya memaksa hanya akan membuat seseorang semakin bimbang, berikan semangat dan saran terbaik, biarkan mereka memilih. Jika pun mereka mau bercerita setidaknya tidak dengan paksaan. Jadilah mendengar yang baik tanpa memaksa dan rasa penasaran yang tinggi.
"Coba kamu ceritain sama saya selesai makan ini apa penyebab semua temanmu memusuhimu. Kita selesaikan makannya dulu ya, tidak baik menunda makan seperti ini," instruksi Zaid dan Asya mengangguk setuju.
💐💐
Segelas air hangat sudah ada di atas nakas, setelah makan malam dan seluruh pekerjaan sudah selesai, Asya dan Zaid memutuskan untuk istirahat dan sesi curhat di kamar saja.
"Sambil makan, biar gemukan Asya-nya." Zais menyodorkan roti kacang yang dia beli sebelum pulang ke rumah sore tadi.
Asya tersenyum melihat Zaid, padahal belum lama tadi makan nasi, sekarang Zaid sudah bersantai dengan camilannya. Asya akhirnya ikut memakan roti kacang itu. Pikiran Asya masih di hantui dengan permasalahannya yang datang hari ini.
"Jadi, Asya kan mau ke kontrakan Putri sesuai perjanjian sama teman-teman, tapi Asya mampir dulu ke minimarket untuk membeli sesuatu. Ya, kan Asya juga ada rezeki, Asya mau mencicipi mereka aja gitu. Terus Asya ketemu sama seseorang yang sangat Asya hindari, Asya juga di ancam sama dia, Mas. Asya takut," keluh Asya. Tatapannya seolah meminta agar Zaid selalu menjaganya atas izin Allah. Entah kenapa Asya merasa sangat nyaman dan ingin berlama-lama jika di dekat Zaid. Tidak tahu pasti, Asya sudah secinta ini dengan Zaid, dan semua tak lepas dari sikap dan perlakukan Zaid yang dewasa, bisa menyeimbangi Asya yang terkadang labil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Penghujung Doa Cinta {Terbit}
SpiritualKehidupan rumah tangga dalam balutan kebahagiaan adalah idaman semua orang. Namun, apakah semua orang mampu menjalani ujian dalam rumah tangga? Seperti Zaid dan Asya yang kini rumah tangga mereka di goyangkan dengan ujian, yaitu, kehilangan. Apa yan...