Suasana keramaian seperti ini tidak pernah Taehyung lihat di desa sebelumnya. Saat ini Taehyung sedang berada disebuah pasar. Taehyung berencana mencari penginapan, tapi ia tidak tahu harus mencari kemana.
Dengan tas besar yang ia bawa di punggungnya lengkap dengan sebuah jubah dengan tudung yang menutupi kepala, Taehyung terus berjalan kedepan.
Taehyung melihat sebuah restoran dan memutuskan untuk masuk kedalamnya. Dipesan olehnya sebuah minuman soda dan kue dango. Taehyung duduk di meja paling pojok sendirian. Karena ia tak ingin ada orang lain yang melihat wajahnya.
Entah sudah berapa lama Taehyung berada di restoran itu. Restoran sudah sepi, pelanggan hanya tinggal Taehyung seorang. Pemilik restoran juga sudah mulai membereskan meja dan kursi. Pria itu mendatangi Taehyung.
"Permisi tuan, kami akan segera tutup," ujarnya dengan ramah. Taehyung pun menoleh. "Sebentar lagi, beri aku waktu sebentar lagi."
Pria pemilik toko itu pun duduk di hadapan Taehyung. Ia melihat Taehyung sedang mencoba membaca sesuatu. Tapi, itu justru membuat pria itu memiringkan kepala karena bingung.
"Tuan, buku anda terbalik, anda tidak bisa membacanya seperti itu."
"Eh?" Taehyung tersontak kaget. "Benarkah?" tanya Taehyung. "Pantas saja tidak bisa dibaca." ujar Taehyung kemudian diselingi dengan tawa kecil.
"Anda baru datang di kota ini ya, Tuan?" tanya pemilik restoran itu.
"Iya," Taehyung membuka tudung yang menutupi kepalanya, "tolong jangan panggil aku 'Tuan', namaku Choi Taehyung."
"Aku pemilik restoran ini, namaku Min Yoongi." Pria dengan kulit putih pucat itu tersenyum lembut, "apa kau sudah mendapatkan penginapan?" tanyanya kemudian.
"Belum, aku tidak tahu harus mencari penginapan dimana?" balas Taehyung apa adanya. Taehyung pun menutup buku yang tadi dia baca.
"Ini sudah sangat malam, Taehyung-ssi. Menginaplah disini jika kau mau." Tawar Yoongi pada Taehyung. Taehyung tidak percaya kalau Yoongi akan menawarkan tempat bersinggah padanya.
Taehyung tersenyum, "Jika tidak merepotkan, Yoongi-ssi."
"Tentu saja tidak, aku tinggal sendiri. Lagi pula entah kenapa aku merasa aku harus melakukannya." Taehyung sedikit tidak mengerti dengan kalimat Yoongi. Tapi apapun itu, yang penting Taehyung dapat tempat untuk tidur malam ini.
"Warga disini ramah-ramah, terima kasih Yoongi-ssi." ungkap Taehyung.
"Terima kasih kembali." Balas Yoongi. "Mari, aku antar kau kekamarmu."
Yoongi pun beranjak dan diikuti oleh Taehyung. Mereka berjalan kelantai dua kemudian sampai di depan sebuah pintu. Yoongi membuka pintu itu ternyata itu adalah sebuah tangga. Mereka pun menaiki tangga itu lagi.
"Hanya ini tempat yang aku punya. Ini juga sangat kotor dan berdebu." ucap Yoongi sesampainya ia dan Taehyung di loteng. Disana tersedia perlengkapan kamar seperti ranjang, lemari kecil, sebuah meja belajar, dan sebagainya.
"Tidak apa, Yoongi-ssi. Ini sudah lebih dari cukup. Terima kasih sudah memberiku izin untuk menempati tempat ini."
"Aku sudah lama tidak kesini, aku akan membantumu membereskannya."
"Tidak perlu, aku akan membereskannya sendiri. Kau istirahatlah, besok kau akan membuka restoranmu lagi bukan?" Yoongi mengangguk mendengar penjelasan Taehyung.
"Kalau kau perlu sesuatu, aku ada di kamar." Yoongi pun pergi setelah menerima anggukan dari Taehyung.
Taehyung melihat ruangan yang mengelilinginya saat ini. Sempit dan berdebu. Tapi tempat ini sangat nyaman. Taehyung melepas jubah dan tas besar yang ia kenakan lalu mulai membersihkan kamar loteng ini. Setelahnya Taehyung berganti pakaian dan pergi tidur.
Pagi harinya Yoongi terbangun, sudah menjadi rutinitasnya untuk mempersiapkan restorannya dahulu sebelum buka. Saat berjalan menuruni tangga, Yoongi melihat Taehyung yang sedang menyapu restorannya.
"Aku pikir dia masih tidur." cicit Yoongi.
"Selamat pagi, Taehyung." sapa Yoongi sesampainya ia di belakang Taehyung. Taehyung pun membalikkan badannya. "Selamat pagi Yoongi hyung."
Yoongi tersenyum kecil saat mendengar Taehyung yang memanggilnya dengan embel-embel 'hyung'.
Tiba-tiba saja Yoongi kepikiran sesuatu. "Taehyung!" panggilnya kemudian melambaikan tangan memerintahkan Taehyung untuk menghampirinya.
"Duduklah." titah Yoongi pada Taehyung kemudian Yoongi ikut duduk dihadapan Taehyung.
"Begini, kau kan baru datang dikota ini. Bagaimana jika kau tinggal saja disini bersamaku dan ikut membatuku bekerja disini."
Taehyung sangat senang mendengar ajakan Yoongi itu. Dengan cepat ia mengangguk. "Baiklah hyung, aku mau!" Yoongi pun tersenyun puas.
"Yoongi hyung! Apa aku boleh menggunakan kamar mandimu? Aku ingin mandi, tubuhku sudah lengket." pinta Taehyung sesekali mencubit baju yang dikenakannya.
"Tentu saja boleh. Mandilah dulu, aku akan membuat sarapan."
"Baik!"
Hari-hari Taehyung pun, Taehyung habiskan untuk membantu Yoongi di restoran. Taehyung juga menceritakan alasan kenapa ia datang ke kota, yakni untuk bertemu dengan pangeran bungsu kerajaan ini, Pangeran Jungkook.
"Kau sungguh mengidolakan Pangeran Jungkook?" tanya Yoongi tidak percaya. Mereka sedang berada di kamar loteng -kamar Taehyung- "Kau tidak tahu? Pangeran Jungkook adalah pangeran yang paling jahat diantara saudara-saudaranya."
"Heh? Benarkah?"
"Iya! Kalau aku boleh memberi saran, sebaiknya kau jangan berurusan dengannya. Dia itu sangat keras bahkan pada saudaranya sendiri." Jelas Yoongi.
"Heum, aku jadi tidak sabar ingin bertemu dengannya." Taehyung terlihat antusias.
"Kau tidak mengerti Taehyung." Yoongi geleng-geleng kepala melihat reaksi Taehyung.
"Oh iya, kalau dilihat-lihat wajahmu sangat mirip dengan salah satu Pangeran, Tae." ujar Yoongi tiba-tiba.
"Apa? Siapa?" tanya Taehyung penasaran.
"Pangeran Jimin. Hmm... Kau jadi mengingatkan ku akan sesuatu."
"Apa itu?"
"Saat usiaku sepuluh tahun. Kota ini dilanda sebuah kemalangan, dimana sang Ratu dan salah satu pangeran mengalami kecelakaan. Pangeran itu adalah kembarannya Pangeran Jimin. Dan namanya adalah Pangeran Taehyung. Dan namamu adalah Choi Taehyung. Kebetulan yang sangat aneh." jelas Yoongi panjang lebar.
"Jadi ada kejadian yang seperti itu ya? Aku baru tahu, dan juga aku baru tahu kalau dikerajaan ini ada yang namanya Pangeran Jimin!"
"Kalau kau, aku tidak heran. Karena yang ada dikepalamu hanya Pangeran Jungkook saja!" Yoongi kesal.
'Pangeran Jimin, ya? Seperti apa orangnya? Apa aku benar-benar mirip dia?'
Tbc.......
Cuplikan Next Chap
"Memangnya apa yang sedang aku lakukan, Appa?"
"Pangeran Jimin, ada dua?"
"Aku senang kau baik-baik saja, Kookie."
Tinggalkan voment nya gaes
Krisarnya jugaaa^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Taehyung [End]
Fanfiction[Jangan Lupa Follow Akunnya^^] [Belum Revisi] Choi Taehyung, pergi ke kota untuk mewujudkan impiannya yakni bertemu dengan idolanya. Pangeran Jungkook, putra bungsu kerajaan adalah idola seorang Choi Taehyung. Saat pergi kekota ibu Taehyung yang tin...