"Kalau kau membunuhku, maka ini juga akan menjadi akhir mu." Bisik Jimin pada Sang Raja. "Kau ingin ini berakhir dengan damai atau kau ingin mati bersama ku?" Lanjut Jimin bertanya.
Raja Kim tidak mengatakan apapun namun dari wajahnya tersirat sebuah kesedihan, sementara Taehyung yang berdiri tidak jauh darinya sudah menatap nyalang dengan kedua tangan terkepal.
Raja Kim menurunkan pedangnya, membuat Taehyung melonggarkan sedikit kepalan tangannya. Tapi, sedetik kemudian, Raja Kim menendang Jimin tepat di leher membuat sang Pangeran terlempar jauh ke belakang.
Di detik yang sama, Taehyung berlari sambil berteriak, menerkam Raja Kim dan mendorongnya hingga terjatuh. Lalu, Taehyung menindih pria itu. Mengambil pedang milik Raja Kim, lalu menusuknya tepat di telapak tangan sang empu, hingga tertancap di tanah. Selanjutnya, Taehyung berlari menuju Jimin.
"Jimin hyung! Jimin hyung! Bangun Jimin hyung!!!"
Jimin mengeluarkan darah dari mulut, hidung, dan telinganya. Tubuhnya membiru disertai bercak ungu. Lehernya remuk. Taehyung dapat merasakan itu kala ia menyandarkan kepala Jimin di pahanya.
"Jimin hyung! Ku mohon, tidak, Jimin hyung!!"
Air mata Taehyung lolos dari gerbangnya. "Hyung, kenapa kau menyusul ku? Kenapa kalian–" Taehyung tidak dapat melanjutkan kalimatnya. Hatinya terlalu hancur, tubuhnya serasa di remuk, kepalanya terasa begitu berat.
'Kenapa.. aku kembali? Semua ini salahku.'
Mendapat sebuah pergerakan dari Jimin, Taehyung kembali tersadar.
"T-tae," panggil Jimin lirih. Bahkan hampir tidak terdengar.
"Jimin hyung?! A-aku akan mencari tanaman obat, er untuk Yoongi hyung juga. Jadi, kalian berdua t-tunggu–"
Taehyung yang dilanda panik menghentikan kalimatnya ketika Jimin menyentuh punggung tangannya.
"Tae, a-apapun.. yang terjadi... Tetaplah.. menjadi.. Taehyung yang.. ku kenal.."
"Apa yang kau katakan?!"
"Ku harap, kita sedang.. melihat bulan... Karena malam nanti.. bulan akan terlihat.. sangat cantik... Tidakkah begitu?*" Ujar Jimin terbata diakhiri dengan senyum menyejukkan.
"Itu, bukan begitu cara memakainya." Taehyung sudah tidak lagi dapat mendeskripsikan bagaimana perasaannya.
*Jimin bermaksud mengatakan "Malam ini bulan terlihat sangat cantik, tidakkah begitu?" Tapi, karena saat itu masih siang dan bulan tidak terlihat, makanya Jimin mengatakan "malam nanti." Tapi, Taehyung menyanggah kalau bukan begitu cara menggunakan 'kalimat' itu.
Lupa artinya? Back to chapter 12.Jimin terkekeh, "jika kau mengerti maksudnya itu sudah lebih dari cukup, Tae." Taehyung tersedu, kepalanya terus menggeleng lemah. "Kali ini jangan melupakan aku, lagi." Ucap Jimin sebelum matanya tertutup dengan senyum yang menyertai.
Detik itu, Taehyung merasa ada sesuatu yang menghilang. Dia memeluk tubuh Jimin erat. "Aku juga... Aku juga menyayangimu hyung." Balas Taehyung getir.
Mengusap air matanya yang terus mengalir. Dengan wajah dingin, Taehyung berdiri dan berbalik. Sebelumnya, Taehyung sempat mengambil satu buah anak panah dari punggung Jimin dan menyelipkannya di pinggang.
Maniknya tertuju pada Raja Kim yang sedang berusaha melepaskan pedang yang menancap tangannya menggunakan mulut.
Taehyung melepaskan pedang itu kemudian membuangnya jauh-jauh agar Raja Kim tidak dapat mengambilnya kembali.
Menunduk guna menyejajarkan tingginya dengan Raja Kim yang terduduk lemah. Menatap manik sang appa datar dan tajam. Mencengkram kerah baju pria itu dan menariknya paksa membawanya berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Taehyung [End]
Fanfiction[Jangan Lupa Follow Akunnya^^] [Belum Revisi] Choi Taehyung, pergi ke kota untuk mewujudkan impiannya yakni bertemu dengan idolanya. Pangeran Jungkook, putra bungsu kerajaan adalah idola seorang Choi Taehyung. Saat pergi kekota ibu Taehyung yang tin...