Double up!
Yeyy!!
.
.Sebuah tawa pecah dari bibir semerah apel itu. Tawa yang sangat merdu, sudah lama aku tidak mendengar tawanya. Senang sekali bisa menjadi sumber kebahagiaan baginya. Jika aku bisa pergi membawa eomma dan Taehyung dari sini, pasti sudah aku lakukan.
.
The Truth Side of Namjoon pt. 2
.Aku mulai merencanakannya, saat dewasa nanti aku ingin membawa eomma dan Taehyung pergi dari Istana ini. Tapi, semua itu sirna dalam sekejap ketika aku mendengar kabar kalau eomma dan Taehyung meninggal dalam sebuah kecelakaan.
Aku hanya bisa menahan emosiku di dalam. Tidak ada orang yang akan berpihak padaku jika aku meluapkannya. Mungkin aneh jika kalian mendengarnya dariku. Tapi, aku pun mengakuinya kalau aku mulai berubah.
Sejak awal aku memang bukanlah manusia berhati malaikat seperti Taehyung dan tidak akan pernah bisa. Setelah kematian eomma pembelajaran semakin berat. Appa yang mengetahui bidang keahlianku tidak terlalu memfokuskanku pada latihan di lapangan. Dia mengajariku banyak hal; bagaimana menyusun sebuah rencana yang tidak diketahui musuh, siasat perang, dan segala macam kebusukan lainnya. Aku mulai berpikir kalau appa berniat untuk memulai perang. Tapi, entahlah.
Appa mengajarkanku dua hal, apapun yang terjadi aku harus menang dan jika ingin melakukan sesuatu lakukanlah sampai tuntas. Aku selalu memegang kedua prinsip ini dalam hidupku.
Hubunganku dengan saudara-saudaraku tidak terlalu dekat. Aku tidak ingin mendekatkan diri pada mereka. Terlebih Jungkook, selama ini aku menganggapnya sebagai penyebab kematian eomma dan Taehyung. Dan aku ingin sekali menghabisinya.
Tapi, tidak bisa aku lakukan karena Jimin berada di pihaknya. Meski pun Jimin enggan tapi, dia telah menerima amanah dari mendiang kembarannya dan semakin lama sedikit demi sedikit sifat Jimin yang kejam mulai menghilang. Aku bisa melihat itu dari matanya.
Dia yang awalnya memandang Jungkook penuh kebencian sedikit demi sedikit kebencian itu menjadi kasih sayang. Dia yang awalnya hanya menjalankan tugasnya sebagai pengganti Taehyung sedikit demi sedikit dia ingin Jungkook memandangnya sebagai dirinya, sebagai Jimin.
Aku tidak tahu apakah aku harus bahagia atau tidak dengan progres itu. Tapi, itu belum menghilangkan kebencianku pada Jungkook.
Sampai akhirnya Choi Taehyung datang ke kehidupan kami. Saat pertama kali melihatnya aku sudah langsung mengetahui segalanya. Tentang Choi Taehyung yang sebenarnya adalah Kim Taehyung, tentang kematian eomma dan tentang hilangnya ingatan Taehyung.
Sejak saat itu kebencianku beralih pada seseorang yang selama ini merawatku. Raja Kim, aku sangat membencinya.
Ku putuskan untuk menghilangkan dia dari bumi ini. Tapi, tidak bisa ku lakukan. Kekuatanku tidak cukup untuk menghabisinya. Hanya dua orang yang bisa. Seokjin hyung dan Jimin. Aku tidak mungkin menggunakan Seokjin hyung jadi ku putuskan untuk membuat Jimin agar dia membunuh appa.
Ku buat Jimin mengetahui semuanya tentang Taehyung, agar dia membenci appa, agar dia membunuh appa dengan keinginannya sendiri.
Aku tahu yang aku lakukan ini salah. Mungkin sekarang Jimin sudah tidak lagi memiliki keinginan besar untuk membunuh seseorang, membuatnya membunuh appa hanya akan mengembalikan dirinya yang lama. Tapi, aku tidak peduli. Selama dia bisa mewujudkan impianku, aku tidak peduli.
Dan siapa sangka, adik yang dulu pernah ku benci datang padaku dan menuahkan rencananya. Ini sangat menguntungkanku. Terlihat siratan ketidaksukaan di matanya saat aku mengatakan akan menjadikan Jimin sebagai bintang utama dalam rencanaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Taehyung [End]
Fanfiction[Jangan Lupa Follow Akunnya^^] [Belum Revisi] Choi Taehyung, pergi ke kota untuk mewujudkan impiannya yakni bertemu dengan idolanya. Pangeran Jungkook, putra bungsu kerajaan adalah idola seorang Choi Taehyung. Saat pergi kekota ibu Taehyung yang tin...