👑K€DUα PULUH T||Gα👑

1K 134 26
                                    

Vote and comment
.
.
.

"Daniel hyung?"

Sungguh sebuah kesialan berjumpa dengan Kang Daniel di saat seperti ini. Daniel turun dari kudanya, mendekati Taehyung dan Jungkook, lalu menatap mereka bergantian. "Aku sudah menunggu kalian." Ujarnya.

Jungkook sudah dalam posisi siaga. Tangannya sudah siap di gagang pedang jika saja Daniel menyerang tiba-tiba. Sementara Taehyung mematung di tempatnya. Pria itu menatap Daniel nanar dan ketika manik mereka bertemu Taehyung seolah mencari secercah kehangatan dari mata itu.

"Lama tidak bertemu, Pangeran Taehyung. Sepertinya anda sudah mengingat semuanya." Ujar Daniel sopan dan sebuah senyum yang sulit diartikan.

Taehyung menggigit bibir bawahnya, alisnya menyatu, dan kedua tangannya terkepal. "K-kenapa, kenapa kau membunuh eommaku?" Tanya Taehyung.

Daniel menggapinya dengan santai, ia tertawa kecil kemudian mengatakan, "wanita itu telah melakukan kesalahan terbesar dengan membiarkanmu datang ke kota. Dan seharusnya dia masih hidup jika anda tidak berbuat ulah, Pangeran." Taehyung tersentak. Kalimat barusan menegaskan kalau Taehyunglah yang menjadi penyebab kematian sang eomma.

Taehyung tersenyum dan hal itu membuat Jungkook dan Daniel tertegun. Pria itu menatap lekat ke manik Daniel, pandangan mereka bertemu dan terkunci. "Apa itu menyenangkan, Daniel hyung?"

Daniel mengernyit tidak mengerti. "Apa maksudmu?" Tanyanya.

"Membunuh seseorang, apakah itu menyenangkan?"

Seperti sebuah tamparan keras, pertanyaan dari Taehyung membuat Daniel bungkam. Dengan sorot mata Taehyung yang tajam mampu membuat Daniel bergetar.

"Daniel hyung, apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Taehyung berikutnya tanpa menunggu jawaban dari pertanyaan yang ia lontarkan sebelumnya.

"Aku di sini untuk membawamu kembali ke Istana." Jawab Daniel seadanya.

Taehyung tersenyum kembali, tatapan tajamnya pun melembut. "Aku jadi ingat dulu pernah menanyakan hal ini padamu 'saat usiaku seperti Seokjin hyung nanti apa kau akan mengajarkanku bertarung juga?' dan kau bilang 'tidak jika kau tidak mau' Jadi, Daniel hyung, apa kau akan membawaku ke Istana?"

"Tidak jika anda tidak mau."

¿?¿?¿?

Di dalam kamarnya, Namjoon sedang memerhatikan sebuah kertas besar –di dalamnya tersusun rangkaian rencana hari ini– yang terpajang di dinding. Jika dilihat maka itu hanyalah sekedar sebuah kertas yang penuh coretan.

"Membosankan sekali berada di Istana." Gumamnya.

Beberapa saat kemudian seseorang mengetuk pintu kamarnya, membuat Namjoon menoleh dengan cepat.

"Yang Mulia, anda harus keluar sekarang!" pemilik suara itu adalah Sehun. Dia terdengar sangat tergesa-gesa. Namjoon yang penasaran pun segera keluar untuk menemuinya.

"Yang Mulia, ini situasi darurat. Hal ini tidak ada dalam rencana anda." Ujar Sehun tajam.

Namjoon mendelik, "apa maksudmu?"

"Mereka datang ke mari."

"Siapa yang kau maksud?"

"Mereka, anggota keluarga Kerajaan Stone beserta para pasukannya!"

Mata Namjoon langsung melotot tidak percaya. "APA KAU BILANG?!" Detik beirkutnya Namjoon kembali masuk ke dalam kamarnya. Menulis sebuah surat kemudian berjalan ke arah jendela. Ia bersiul kencang dan saat itu juga sebuah raven muncul. Segera saja pria itu mengaitkan surat tadi di kaki sang raven.

Prince Taehyung [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang