👑K€DUα PULUH TUJUH👑

850 120 22
                                    

Daniel berjalan sendirian, tidak memiliki arah tujuan. Setelah meninggalkan Ibu dan membunuh nona yang selalu membantu keluarganya. Daniel benar-benar terpuruk.

Di dalam sebuah gubuk di tengah hutan. Tanpa makanan dan minuman, pakaian yang lusuh, dan tubuh yang rapuh. Jika keluar kau akan ditangkap.

Namun, setelah beberapa hari seseorang datang menemuinya.

"Jadi, kau bocah yang telah membunuh seorang gadis dan meninggalkan ibumu sendiri di habisi warga desa?" Adalah kalimat pertama yang diucapkan orang itu.

Daniel mendongak, "pergi. Atau aku akan membunuhmu juga." Ujarnya pada pria itu.

Pria dengan pakaian bangsawan itu mendekati Daniel. "Coba saja kalau kau bisa."

Daniel berdiri, menatap pria itu dingin. Kemudian berlari ingin menyerang pria itu. Namun, dia justru rubuh sebelum menyentuh tubuh pria itu sedikit pun.

Kim Soohyun, Sang Raja bijaksana dari Bangtan mendekati Daniel dan menggendongnya. "Kehidupanmu pasti sangat berat ya, nak?" Gumamnya pelan lantas membawa Daniel ke Istana.

"Setelah itu, anak tadi diangkat menjadi bagian dari anggota Istana." Daniel mengakhiri ceritanya lantas berdiri.

Jungkook menatap Daniel memicing, "itu adalah ceritamu? Kau berhutang budi pada appa." Ujarnya. "Begitu ya, kalau seperti itu ceritanya berarti aku sudah tidak bisa membujukmu lagi ." Lanjut Jungkook seraya berdiri.

"Raja Kim memperintahkanku untuk membawa Taehyung kembali. Dia tidak memerintahkan ku untuk bertarung dengan mu, Pangeran. Tapi, Raja juga tidak melarang ku untuk menghabisimu."

Jungkook tersenyum miris dan melirik. Sesaat setelah ia berdiri dan hendak mengambil pedangnya lagi, Jungkook kembali terjatuh.

Daniel tersenyum licik, "ups! Aku lupa mengatakan padamu kalau pedangku dilapisi oleh racun."

Jungkook melotot, menatap Daniel tidak percaya. "Kau, sialan!"

"Kami sudah mengetahui semua rencana yang kau buat bersama Namjoon, Jungkook. Ngomong-ngomong, hyung tercintamu, err, maksudku Pangeran Jimin. Kurasa dia juga merasakan hal yang sama denganmu." Daniel berucap sembari berjalan memutari Jungkook. Sedangkan Jungkook hanya menatap pria itu penuh emosi dan kesal.

"Kalian tenang saja. Racun itu tidak akan membunuh kalian. Dia hanya akan melumpuhkan dan sedikit- menyiksa. Tapi, kalau kalian tidak kuat akan rasa sakitnya, kalian bisa mati kejang-kejang."

Jungkook terbatuk, dan batuknya mengeluarkan darah. Batuk itu berubah menjadi muntah. 'Sial! Aku sudah banyak terkena tebasannya.' Umpatnya dalam hati.

"Itu hukuman untuk, pemberontak."

Daniel berjalan menjauh, meninggalkan Jungkook yang merintih kesakitan. Tetapi, belum lagi radius lima meter dia menjauh dari Jungkook sebuah anak panah melesat di hadapannya dan menggores ujung hidungnya.

Melirik ke samping, di ujung penglihatannya berdiri seorang pria muda yang baru saja membidik panah dan satu lagi pria tua di belakangnya.

Daniel menatap heran. Keheranan hilang saat melihat Minho yang bersama Jimin. "Heh, ada Tuan Lee juga ternyata. Lama tidak bertemu, Tuan." Sapa Daniel.

"Kau!" Jimin menatap Daniel nyalang. Ingin sekali rasanya Jimin mencabik-cabik wajah miliknya.

"Daniel, jika kau ingin berhenti sekarang adalah saatnya." Ujar Minho tiba-tiba. "Aku berhenti dari tugasku karena aku merasa Raja sudah mengambil jalan yang salah. Beliau tidak lagi memiliki perasaan. Baik itu pada keluarganya, rakyat, kau, dan diri beliau sendiri."

Prince Taehyung [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang