👑K€DUα PULUH L||Mα👑

914 152 27
                                    

"Rencana yang baik adalah rencana yang tidak diketahui oleh musuhmu. Ketika mereka merasa bahwa mereka sudah menang, jatuhkanlah!"

-Raja Kim Soohyun

.

"A-appa?"

"Tae, bagaimana kabarmu?"

—————————————————————

Taehyung memandang tidak percaya pada seorang pria yang kini tengah berdiri gagah di hadapannya.

"App– maksudku, Yang Mulia, bagaimana anda bisa berada di sini? Anda tidak mengerjakan pekerjaan di Istana?"

Raja Kim tersenyum. "Aku? Kebetulan aku memiliki urusan denganmu, Tae. Aku mengutus pengawal untuk membawamu ke ruanganku kemarin tapi mereka justru ditemukan dalam keadaan pingsan. Jadi, aku menyusulmu ke sini."

"Anda memiliki urusan denganku? A-apa itu?" Taehyung dengan hati-hati memilah kata yang bisa dia keluarkan agar tidak menimbulkan kecurigaan.

"Sebelum itu, boleh aku bertanya? Sedang apa kau di sini? Bukankah seharusnya kau sedang tidak bertugas?" Raja Kim dengan santainya duduk di sebuah batu besar.

"Aku, bersama Jungkook akan pergi ke Daegu." Ujar Taehyung dengan tangan kanan yang perlahan mulai meraih pisau yang Jungkook berikan tadi di pinggangnya.

Raja Kim menyadari itu dan dia terkekeh. "Lalu, dimana Jungkook sekarang?"

"Dia berada di belakang, kami sedikit bertengkar."

Pria itu ber-oh, ia menepuk-nepuk lututnya sesekali dan memperhatikan daerah sekitar kemudian mengulum bibir. "Tadi, kau memanggilku apa?"

Taehyung tersentak, "m-maaf Yang Mulia, aku tidak sengaja." Ucap Taehyung gugup.

Raja Kim berdiri dari duduknya kemudian mendekati Taehyung. "Jimin tidak ada di Istana. Apa kau bertemu dengannya?"

"S-soal itu, kami memang bertemu dengannya dan P-pangeran Jimin meminta untuk ikut." Jantung Taehyung semakin berdegup kencang sejalan dengan Raja Kim yang kini sudah tepat di depannya dan mereka sangat dekat.

"Kalau begitu, tidak perlu bersandiwara lagi, Tae. Seperti biasa kau tidak pandai berbohong." Ujar Raja Kim dengan tatapan sinis dan smirk di wajahnya.

Taehyung meneguk ludah, tatapan Raja Kim benar-benar mampu membuat bulu kuduknya merinding.

"K-kenapa appa berada di sini?" Tanya Taehyung pada akhirnya.

"Aku berangkat saat fajar terbit. Di tengah perjalanan aku dan pasukanku berpisah. Mereka mengejar kalian dan aku mengambil rute cepat kemudian menunggu di sini. Di depan sana juga ada beberapa pengawal. Kalau kau mau melanjutkan perjalananmu, silahkan saja."

Taehyung menatap lurus pada tanah lembab hutan ini dengan nanar. 'Jika seperti ini, maka sejak awal tidak ada gunanya melarikan diri. Jimin hyung, Jungkook, kuharap kalian baik-baik saja.'

Taehyung tersadar dan sedikit terkejut ketika Raja Kim melemparkan sebungkus makanan padanya.

"Makanlah, setelah ini kau akan bertarung melawanku, kita akan melanjutkan duel hari itu. Aku tidak ingin kau mati sebelum aku membunuhmu."

"Membunuh, ya?"

Taehyung tersenyum miris, kemudian ia menerima makanan itu dengan senang hati. Matanya melotot ketika melihat isi dari bungkusan itu. "Dango?" Gumam Taehyung pelan.

Prince Taehyung [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang