MCS | ⦁Prolog⦁

206K 9.1K 304
                                    

"Bu, Arin berangkat dulu ya? Assalamu'alaikum ...."

Seorang gadis cantik dengan tampilan sederhana terlihat sedang berpamitan pada wanita paruh baya yang berhadapan dengannya di halaman rumah. Rumah tersebut tampak asri. Walaupun sangat minimalis, terlihat begitu menyejukkan bagi mata siapa pun yang menangkap pekarangan itu.  Halaman rumah itu banyak dihiasi tumbuh-tumbuhan yang membuat suasana menjadi sejuk.

"Iya, Wa'alaikumussalam ... hati-hati ya," jawab wanita paruh baya tersebut memperingati dengan tangan yang mengelus rambut lembut milik anaknya. Matanya memandang kasih sayang pada gadis berseragam sekolah.

Gadis cantik itu hanya mengangguk. Ia berbalik dan mulai melangkahkan kakinya keluar untuk menuju tempat yang akan dituju saat ini. Sekolah. Dengan menggunakan sepeda birunya, gadis tersebut mengayuh dengan riang gembira. Senyum manis terhias di wajahnya. Setiap ada orang yang dilewatinya, ia memberikan senyumnya, bermaksud menyapa. Sungguh sopan sekali.

Hingga tiba-tiba ia menghentikan sepedanya karena melihat seorang wanita paruh baya yang terserempet motor. Segera ia turun dari sepedanya dan berlari ke arah wanita paruh baya yang saat ini terduduk di jalan. "Ibu nggak apa-apa?"

Wanita paruh baya itu menoleh saat mendengar pertanyaan yang sepertinya ditujukan untuknya. Kondisi jalanan saat ini sepi. Hanya ada mereka dijalan itu. Jadi, wanita paruh baya itu yakin, bahwa pertanyaan itu untuknya. "Nggak apa-apa, kok. Cuma sedikit kaget aja," jawab wanita paruh baya itu seraya tersenyum. Namun, sesekali ia meringis karena merasakan sakit akibat terserempet motor tadi.

Gadis yang mendengar ringisan itu menunjukkan raut khawatir. "Saya bantu ke seberang ya, Bu?" tawar gadis tersebut dan hanya diangguki oleh wanita paruh baya itu. Gadis tersebut membantu wanita paruh baya yang terserempet motor dengan cara memapahnya. Wanita paruh baya itu tampak kesulitan saat berjalan, mungkin ia keseleo atau terdapat luka di kakinya.

Sesampainya di pinggir jalan, gadis tersebut mendudukkannya. Wanita paruh baya itu tampak menghela napas sebelum menatap sang gadis dengan senyuman. "Makasih ya, Nak. Maaf Ibu ngerepotin kamu."

Gadis tersebut mengernyitkan dahinya, sedikit tak suka dengan ucapan wanita paruh baya itu. "Gapapa kok, Bu. Lagian ini bukan salah Ibu, tapi salah si pengendara motor tadi tuh!" jawabnya dengan nada tak suka diakhir kalimat. Yah, kelakuan pengendara motor itu sangat tak dibenarkan. Sudah berkendara dengan laju cepat. Saat menyerempet seseorang, ia tak menolongnya. Justru pengendara itu pergi begitu saja. Sungguh tak sopan!

"Oh iya. Rumah Ibu dimana? Mungkin saya bisa nganter ke rumah. Takutnya ntar ibu keserempet lagi," tawar gadis itu lagi. Mana mungkin ia bisa meninggalkan wanita paruh baya itu seorang diri dengan keadaan yang tidak baik-baik saja.

"Ah, gak usah. Ibu bisa kok. Ntar ibu telpon supir Ibu aja," tolak wanita paruh baya itu halus seraya menyunggingkan senyum. Gadis yang menolongnya itu masih berseragam SMA. Tentu jika mengantarnya pulang, dapat dipastikan bahwa gadis itu akan terlambat. "Kamu lanjutin aja jalan. Mau sekolah 'kan? Nanti malah terlambat."

Senyuman yang diberikan oleh wanita paruh baya itu membuat sang gadis menghela napasnya. Ia menatap tak yakin wanita paruh baya yang sedang terluka itu. "Gak papa, Bu? Nanti kalo Ibu kenapa-kenapa di jalan, gimana?" tanyanya khawatir. Namun, setelahnya ia kembali menghela napas saat wanita paruh baya itu tersenyum meyakinkannya. "Ya udah kalo gitu, saya pamit dulu ya, Bu. Lain kali lebih hati-hati lagi."

Wanita paruh baya itu menganggukan kepalanya. Gadis tersebut pun berbalik, berniat melanjutkan perjalanannya menuju sekolah, sebelum tangannya dicekal. Ia berbalik, tatapannya kembali berubah menjadi tatapan penuh kekhawatiran.

"Nama kamu siapa?" Wanita paruh baya yang mencekal tangannya bertanya dengan tatapan berharap. Sedikit membuat kening gadis itu berkerut. Namun, dalam hati ia mendesah lega karena ternyata, tidak terjadi sesuatu lagi dengan wanita paruh baya di hadapannya.

Senyuman terhias di bibir gadis itu. "Saya Airin, Bu. Ibu bisa panggil saya Arin. Kalo kita ketemu lagi nanti, hehehe ...." jawab gadis yang bernama Airin itu dengan kekehan kecil diakhir kalimatnya. Wanita paruh baya yang mendengarnya juga ikut terkekeh. "Ya udah, Arin pamit dulu ya, Bu? Assalamu'alaikum ...." sambungnya mengucap salam.

"Iya, Wa'alaikumussalam ... semoga kita bisa ketemu lagi nanti." Setelah menjawab salam, wanita paruh baya itu bergumam. Dalam hati ia berharap bisa dipertemukan kembali dengan gadis cantik nan baik hati itu.

— My Cold Stalker —

Hay semua....

Gimana awalan cerita ini? Penasaran sama kelanjutannya? Tunggu terus ya??

Jangan lupa buat vote and comment Nya jugaa

Thanks,

Bye....

Salam,
nav

16/03/2020

My Cold Stalker (COMPLETED✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang