Airin menghela napasnya berulang kali. Kejadian tadi masih terekam jelas dalam ingatannya. Sungguh, ia sangat takut sekali. Ini adalah pertama kalinya ia merasa seperti ini.
"Udah, Rin. Lupain aja!" Perkataan dari Clarissa yang bermaksud menenangkan dirinya tak membuat ia tenang.
"Gak bisa, Cla! Rasanya kebayang mulu!"
"Huh! Pokonya lo tenang aja! Kak Rendy bakal jagain lo kok! Kayak tadi"
Airin mengangguk. Ia kembali menghela nafasnya. "Aku ke toilet dulu deh ya, Cla? Mau cuci muka"
"Mau gue anter?"
Airin menggelengkan kepalanya. "Aku sendiri aja gak papa kok," jelasnya membuat Clarissa hanya bisa menghela nafas.
Setelah pamit kepada guru, Airin melangkahkan kakinya menuju toilet. Toilet itu sangat sepi. Hanya ada dia seorang. Tapi, Airin tak merasa takut sama sekali akan hal itu.
Airin berdiri di depan wastafel. Ia membasuh wajahnya beberapa kali. "Huh! Tenang, Rin, tenang!" Ia bermonolog untuk menenangkan dirinya sendiri sebelum sekelompok gadis masuk.
Gadis-gadis tersebut terdiam menatapnya. Ia yang merasa tidak nyaman pun akhirnya bertanya, "kenapa ya?"
Kelompok garis tersebut terdiri dari empat orang. Gadis berambut sebahu mendekatinya membuat ia mudur beberapa langkah. Gadis itu menatapnya penuh selidik. "Lo... yang tadi dibully Aileen kan?"
Mendengar nama itu, entah kenapa membuat rasa takut yang sudah hilang tadi kembali hadir. Ia memejamkan matanya untuk menormalkan perasaannya. "Ke-kenapa ya?"
Gadis itu terkekeh sinis mendengar pertanyaan Airin. "Lo cupu!"
Airin memejamkan matanya lagi-lagi mendapat ejekan itu. Ia menatap gadis dengan name tag Kiana. "Memangnya... kenapa kalo aku cupu, Kak?"
Kiana membulatkan matanya. Tak percaya bahwa Airin berani kepadanya. "Lo-!" Geramnya seraya menunjuk wajah Airin.
"Maaf, Kak. Tapi ini masih jam pelajaran. Saya mau permisi dulu. Boleh jangan halangin?" Airin bertanya dengan polos. Menambah kegeraman Kiana dan ketiga temannya.
Plak
Dengan tiba-tiba, Kiana menampar pipi mulus Airin. Airin memegang pipinya yang terasa panas. Ia menatap Kiana dengan bingung. "Kamu kenapa tampar aku?" Tanyanya lugu.
Kiana bertambah geram. Gadis polos ini terlihat tak berdaya saat berhadapan dengan Aileen tadi. Tapi, mengapa sekarang ia bisa seperti ini?
"Gue peringatin ke elo. Jangan deketin Rendy lagi deh. Lo itu miskin, gak cocok sama Rendy yang kayak pangeran. Jadi pembantunya baru cocok!" Cibir Kiana diikuti gelak tawa ketiga temannya.
"Tapi... bukan aku yang deketin Kak Rendy. Dia yang tiba-tiba bilang mine aku," jelasnya jujur.
Tak ingin berlama-lama menanggapi kepolosan Airin, Kiana memutar kran air dan menampung air dengan tangannya. Air itu ia gunakan untuk menyiram Airin yang langsung terkejut.
"Rasain tuh!" Ujarnya kemudian mendorong tubuh Airin dengan keras. Airin merasa punggungnya sakit karena dorongan itu.
Sekelompok gadis itu meninggalkan toilet. Menyisakan Airin yang mengusap wajahnya. "Aduh, baju aku basah. Gimana dong?"
Airin menggigit bibir bawahnya bingung. Ia menoleh pada pintu saat mendengar seseorang membuka pintu itu.
"Arin! Lo kenapa?!"
"Cla? Kok kamu ada disini?"
Ya, orang yang baru saja memasuki adalah Clarissa, sahabatnya. Karena takut terjadi sesuatu dengan Airin, Clarissa memutuskan untuk menyusul Airin yang tak kunjung kembali ke kelas setelah lima belas menit lamanya.
"Kok baju lo bisa basah gini?!" Pekik Clarissa terkejut.
"Ta-tadi... gak sengaja kena air, Cla," jelas Airin. "Tapi... gimana nih, Cla? Baju aku basah"
"Iya lagi. Lo kalo main aer jangan di sekolah juga kali," komentar Clarissa membuat Airin mengerucutkan bibirnya.
"Bentar deh gue nelfon Kak Arkan dulu"
"Hah? Kak Arkan? Arkano? Temen Kak Rendy itu?"
Clarissa gelagapan. "Iy-iya. Udah lo disini aja. Gue nelfon dia buat ngasih tau Kak Rendy keadaan lo" jelas Clarissa berkilah.
"Tap-tapi, Cla-"
"Sttt...."
Airin menghela nafasnya. Ia memerhatikan Clarissa yang sedang berbicara dengan Arkano melalui telepon. Terkadang, sahabatnya itu tersenyum malu. Kenapa sahabatnya itu?
"Katanya Kak Rendy mau kesini," ucap Clarissa begitu selesai bertelepon.
Airin membulatkan matanya. "Kamu ngapain kasih tau segala sih?!" Sungut Airin tak terima.
Clarissa memutar bola mata malas. "Baju lo basah. Nerawang noh!"
Sekali lagi, Airin membulatkan matanya. Pipinya memerah. Ia menutupi bagian bajunya yang basah.
"Yaelah sama-sama cewek kali. Kalo ada Kak Rendy baru lo tutupin"
"Ih! Cla!" Seru Airin malu.
"Bentar ya, gue liat dulu udah ada apa belom Kak Rendy"
Airin hanya menganggukkan kepalanya. Ia menunggu didalam toilet masih dengan wajah memerah malu. Beberapa menit kemudian, Clarissa datang dengan memegang sebuah jaket. Ah, hoodie lebih tepatnya.
"Nih!" Clarissa menyerahkan hoodie itu pada Airin.
"Ini buat apa?" Tanya Airin polos.
"Ya lo pake lah! Lo mau keluar begitu aja?"
Airin menggelengkan kepalanya dengan cepat. Ia pun memakai hoodie itu. Sangat besar. Hoodie itu menenggelamkan tubuhnya. Ia terlihat sangat menggemaskan dengan hoodie itu.
Clarissa tertawa melihat tubuh Airin yang tenggelam karena hoodie itu. "Tenggelam badan lo, Rin! Mungil sih!"
Airin merengut. "Udah ah, yuk keluar!"
Clarissa dan Airin keluar dari toilet. Namun, mereka dikejutkan dengan keberadaan Rendy yang berada didepan toilet. Laki-laki itu langsung mendongak dan meneliti penampilan Airin. Menggemaskan, batinnya.
"Kayak ondel-ondel" komentarnya. Tentu saja ia bohong, ia hanya ingin menggoda kekasihnya.
"Biarin!" Airin merengut. Bibirnya mengerucut sebal.
"Elah, Rin! Terima kasih noh sama Kak Rendy! Hoodie dia itu!"
Airin membelalakkan matanya. Ia meneliti hoodie yang terpakai pada tubuhnya. Lalu, beralih pada tubuh Rendy. Berarti badannya Kak Rendy gede juga dong yah? Pikirnya menyimpulkan.
— My Cold Stalker —
Hay guys!!
I'm back!!Arin jadi berani yah?:v
Btw, badannya Rendy itu kekar ya bukan besar kek apa yang Arin simpulkan 😂
Polos banget sih diaOke gimana part ini? Lanjut? Comment.
Btw, udah ada yang baca cerita baru aku? Kalo belum baca ya:v judulnya Street To Let
Segitu dulu dari aku, thanks and see you next time...
Salam,
nav15/04/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Stalker (COMPLETED✔️)
Teen Fiction[ Part Lengkap ] Diperkenankan untuk follow akun ini terlebih dahulu sebelum membaca^^ Pertemuan tidak sengaja antara dirinya dengan gadis cantik yang berbeda dengan gadis-gadis lainnya, mampu membuat ia tertarik. Gadis itu beda. Sangat, sangat berb...