MCS | 33 | •Fakta Mengejutkan•

38.8K 2.8K 218
                                    

Disitu gue bener-bener percaya, kalo takdir itu gak bisa ditebak.

__________________________________

 "Sebenernya ini ada apa, ya? Kenapa Ibu, Bu Asri, sama ... Kak Aileen keliatan sedih?" Airin bertanya dengan raut penasaran yang tak dapat dielakkan.

Bibir bu Asri nampak bergetar. Ia seakan tak sanggup untuk mengucapkan sesuatu. "Ka–kami ...." Hanya itu yang dapat keluar dari mulutnya. Karena selanjutnya, isak tangis yang melanjutkan kata itu.

Airin membulatkan matanya. "Bu–Bu ... ke–kenapa nangis?" tanya Airin panik.

"Biar saya saja jika Bu Asri tak sanggup untuk mengatakannya." Suara bu Kinar menginterupsi. Airin menatap ibu pantinya itu lekat. Wajah wanita paruh baya yang sudah lama menjaganya terlihat murung.

"Kamu masih simpan kalung kamu 'kan?"

Airin mengangguk. Tentu ia tahu kalung apa yang dimaksud oleh ibunya. Kalung yang sempat ditanyakan oleh Aileen di sekolah. Mengingat itu, Airin seketika menduga-duga.

Bu Kinar tersenyum tipis. Tangannya terulur mengusap surai lembut milik anaknya. "Kamu masih mau tau siapa keluarga kamu, 'kan?"

Seketika pandangan Airin kembali pada bu Asri dan Aileen yang ternyata sudah dibanjiri air mata. Dugaan yang bersarang di otaknya semakin banyak.

Bu Kinar mengangguk. "Iya, Nak. Bu Asri adalah ibu kandung kamu sebenarnya," ucap wanita paruh baya itu.

Deg!

Semuanya seakan berhenti. Airin menatap kosong ke depan. Namun, jantungnya berdegup dengan cepat. Dalam beberapa saat, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.

Setetes air mata mulai jatuh, diikuti dengan tetesan-tetesan lainnya. "A–Arin ... masih punya keluarga?"

Pertanyaan dari Airin seakan menampar bu Asri. Isak tangis wanita itu semakin menjadi. Air yang mengalir membasahi pipinya sudah tak terhitung berapa derasnya.

Tanpa disangka, bu Asri maju mendekati Airin. Wanita paruh baya itu berlutut di bawah Airin membuat semua yang berada di ruangan itu terkejut.

"Mami mohon, Nak, maafkan Mami. Mami gak bermaksud untuk buang kamu waktu itu ... semuanya bisa Mami jelaskan ...."

Airin segera membantu bu Asri untuk menegakkan kembali tubuhnya. Airin menggeleng pelan. "Ibu gak usah sampe ngelakuin itu. Itu sama aja Arin durhaka," ucapnya. "Arin mau kok denger penjelasannya," sambung gadis polos itu tersenyum tipis.

Bu Kinar, bu Asri, dan Aileen tanpa sadar menghela napas lega. Awalnya, mereka berpikir buruk tentang bagaimana tanggapan Airin nanti.

Bu Asri menghela napasnya. Wanita paruh baya itu menoleh sesaat ke arah Aileen yang langsung menganggukkan kepalanya begitu tatapan mereka bertemu. Tatapannya kembali pada gadis polos di hadapannya. "Dulu, sewaktu Mami mengandungmu, keluarga kami sedang berada di atas. Di puncak kesuksesan. Banyak musuh-musuh dari luar sana yang tidak menginginkan itu. Berbagai cara mereka lakukan agar keluarga kami jatuh. Salah satunya adalah menculik kamu."

"Tepat setelah empat hari kelahiranmu, musuh keluarga kami menculikmu. Mengambil bayi kecil kami yang baru saja terlahir," sambung bu Asri. Pandangannya kosong. Seolah kembali menyelami masa lalu.

My Cold Stalker (COMPLETED✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang