MCS | 9 | •Baikan•

68.3K 5.6K 392
                                    

Airin memarkirkan sepedanya di parkiran yang ada. Dengan perasaan sedih, ia berjalan menuju kelasnya. Ia berjalan dengan menunduk dan tanpa sadar menabrak punggung seseorang.

"Aduh ... aduh maaf ya? Aku gak sengaja ...."

Airin dengan cepat mengucap maaf dan mendongakkan kepalanya. Punggung kokoh itu yang terlihat olehnya. Dalam hati ia berdoa semoga orang yang ditabraknya tidak marah.

Laki-laki itu membalikkan badannya. Sosok tampan dengan bola mata abu-abunya membuat Airin terkejut.

"Kamu?!" Jari telunjuk Airin mengarah pada wajah laki-laki itu. Melihat wajah laki-laki itu membuat emosi Airin keluar. "Kamu yang kemaren bilang mine-mine ke aku 'kan?! Maksud kamu apa?! Gara-gara kamu sahabat aku jadi marah!" bentak Airin dengan wajah memerah.

Aksa dan Arkano yang berada di belakang Rendy menahan tawanya. Sekarang mereka mengerti kenapa gadis itu ditinggalkan oleh sahabatnya kemarin. Mereka bertengkar.

"Aku gak kenal sama kamu! Kamu siapa sih?! Yang suka sama kamu itu Cla! Bukan aku! Kenapa kamu malah bilang mine ke aku?!" sungut Airin lagi.

Rendy masih terdiam dengan wajah datarnya. Aksa dan Arkano menggelengkan kepalanya melihat itu. Airin yang tak mendapat tanggapan apapun semakin kesal.

"Ka—" Ucapan Airin berhenti begitu saja saat lelaki di hadapannya memajukan langkahnya. Dengan spontan ia mundur. Namun, dengan cepat kedua bahunya ditahan oleh Rendy.

Mata abu-abu itu menatap tepat pada manik matanya. Entah kenapa, Airin merasa jantungnya berdetak lebih cepat.

"Karna aku suka sama kamu," bisik Rendy tepat di depan wajah Airin yang hanya berjarak sekitar dua puluh sentimeter dari wajahnya. "Dan mulai kemarin, kamu udah resmi jadi pacar aku. Kamu gak bisa nolak, karena aku gak terima penolakan dalam bentuk apapun," bisik Rendy lagi.

Airin hanya bisa terdiam mematung. Seluruh tubuhnya seakan tak bisa ia gerakkan. Jantungnya berdegup dengan cepat. Matanya pun terkunci pada manik abu-abu itu.

Rendy menurunkan tangan kanannya dari bahu Airin. Ia merogoh saku celananya. Dikeluarkannya sebuah benda. Kalung emas putih.

Airin masih dengan keterdiamannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Airin masih dengan keterdiamannya. Tidak sadar bahwa Rendy memasangkan kalung emas itu ke lehernya.

Ia tersadar ketika merasakan kalung itu melingkar di lehernya. Ia menatap ke arah lehernya. Detik itu pula ia terpesona dengan kalung itu. Tangannya terangkat untuk menyentuh liontin kalung itu. Satu kata yang ada di pikirannya adalah, indah. Kalung itu indah. Bahkan sangat indah.

"Ini ... ini ... maksudnya apa?" Masih dengan tangan yang memegang liontin itu, Airin mendongak menatap Rendy.

Laki-laki itu menarik sudut bibirnya. "Itu sebagai tanda kalo kamu milik aku mulai sekarang," bisik Rendy menjelaskan. "Jangan sampe kamu lepas kalung itu." Rendy berbisik dengan nada mengancam."Aku akan menjelaskan semuanya ke sahabat kamu nanti." Rendy menarik sudut bibirnya.  "Aku jemput kamu waktu istirahat nanti."

My Cold Stalker (COMPLETED✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang