Begitu sampai di parkiran, Rendy menghentikan motornya. Ia menoleh ke belakang dan mendapati Airin yang membenamkan wajah pada punggung tasnya dengan tangan bergetar. Gadis itu ketakutan. Melihat itu, sedikit rasa bersalah muncul. Hanya sedikit. Karena selebihnya ia merasa senang karena Airin memeluk dirinya.
Perlahan, ia mengelus punggung tangan Airin yang ada di perutnya. "Udah sampe. Mau sampe kapan meluknya?"
Dengan cepat Airin mengangkat wajahnya. Benar, mereka sudah tiba di sekolah. Ia melepaskan lingkaran tangannya di perut Rendy. Perlahan ia turun dengan hati-hati. Begitu telah turun ia menghela napas lega.
Rendy ikut turun dari motornya setelah melepas helm dari kepalanya. Ia melihat ke arah Airin yang bersiap untuk melangkahkan kakinya. "Eh, tunggu!" serunya sembari menahan lengan Airin.
Airin menatapnya dengan bibir mengerucut. Agak kesal dengan tindakan Rendy yang membuatnya ketakutan. "Apa?!" jawabnya ketus.
Rendy tersenyum kecil. "Helm gak dilepas?"
Airin langsung meraba kepalanya. Ia memejamkan matanya menahan malu. Aduh, malu banget aku, ringisnya dalam hati.
Airin mencoba untuk membuka kaitan helm. Tapi entah kenapa sulit sekali. Tiba-tiba tubuhnya tersentak saat Rendy menarik badannya. Wajah lelaki itu sangat dekat dengannya. "Kalo gak bisa itu bilang," ujar laki-laki itu pelan.
Airin merasa tubuhnya tiba-tiba kaku. Ia membiarkan Rendy melepaskan kaitan helm yang ia pakai. Matanya memandangi wajah tampan dihadapannya. Dan entah sejak kapan jantungnya berdetak dengan cepat.
"Ganteng ya?" tanya Rendy dengan senyum jahil.
Airin tersadar. Ia mengerjapkan matanya dan mundur. Ia memalingkan wajahnya. Kenapa kalo dideket dia aku dibikin malu terus sih?! rutuknya dalam hati.
Airin meraba kaitan helm di kepalanya. Sudah terlepas ternyata. Ia pun melepas helm itu. "Nih!" ucapnya memberikan helm biru itu ke Rendy.
Rendy tersenyum kecil. Ia mengambil helm itu dan mengikis jarak diantara mereka.
Lagi dan lagi Airin tersentak atas perbuatan tiba-tiba Rendy. Ia mendongak, menatap wajah tampan dengan bola mata abu-abunya.
Tangan Rendy terangkat untuk merapihkan rambut Airin. "Gak boleh ketus gitu sama pacar," bisiknya tepat di depan wajah Airin.
Terakhir, Rendy mengecup puncak kepala Airin. Membuat gadis polos itu mematung dengan degup jantung yang sangat cepat.
"Cium terus ...."
"Lengket ya kayak perangko?"
Sindiran itu membuat Rendy menghela napas sembari memejamkan matanya. Dasar penganggu! makinya dalam hati.
"Duluan ke kelas gih!" titah Rendy yang diangguki oleh Airin dan langsung pergi menuju kelasnya.
— My Cold Stalker —
Airin menuju kelasnya dengan degup jantung yang menggila. Ia menormalkan detak jantungnya perlahan dengan menghela napas berapa kali. Ia tak sadar bahwa hampir seluruh pasang mata sedang menatapnya dengan tatapan berbeda-beda tentunya.
Setibanya di kelas, ia langsung duduk di kursinya. Baru saja ia merasa tenang, seruan dari seseorang membuatnya tersentak. Didapati seorang gadis yang menyengir karena sudah mengejutkan Airin. "Kenapa, La?" tanya Airin.
Gadis dengan nama Lala itu menatapnya penuh selidik. "Lo ... jadian sama kak Rendy ya?"
Airin tergagap mendengar itu. Jujur, ia merasa asing dengan kalimat itu. Ia menggaruk pipinya. Saat ingin menjawab, sahabatnya—Clarisaa—mendahuluinya. "Iya! Airin pacar kak Rendy sekarang. Eh, udah dari dua hari yang lalu deng," jawab Clarissa terkekeh di ujung kalimatnya.
"Lo gak takut, Rin?"
Pertanyaan itu membuat kening Airin dan Clarissa mengerut. Menatap tak mengerti pada gadis di hadapan mereka. "Takut kenapa?" tanya mereka bersamaan.
"Sahabat emang ini namanya," gumam Lala terkekeh kecil.
"Katanya ... besok kak Aileen bakal balik." Jawaban dari Lala menambah kerutan pada dahi Airin dan Clarissa.
"Kak Aileen?" beo Clarissa.
Lala mengangguk. "Kak Aileen itu katanya siswi yang ikut pertukaran pelajar. Dan besok katanya dia pulang," jelas Lala.
Clarissa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hubungannya sama takut apa?" tanya Clarissa mengerjap.
Lala menghela napasnya. "Katanya Kak Aileen itu suka sama kak Rendy," jelas Lala.
"Iya. Terus?"
"Dia dikenal sebagai Ratu Bully waktu dulu. Siapa yang cari masalah sama dia, siap-siap aja kena bully. Termasuk deketin kak Rendy. Bahkan sekarang Airin udah jadian sama kak Rendy. Entar kalo lo kena bully gimana dong, Rin?"
Airin dan Clarissa membelalakkan matanya mendengar itu. Airin menjadi cemas karena ini. Ia menatap Clarissa dengan tatapan takut yang sangat kentara. "Gimana dong nih, Cla?" tanyanya.
Clarissa ikut panik. Ia menatap Lala dengan mata memicing. "Lo gak boong 'kan? Lo gak niat buat nakut-nakutin Airin supaya putus sama Kak Rendy?" tuduh Clarissa dengan telunjuk terangkat ke wajah Lala.
Lala mendelik mendengar itu. "Lo gue kasih tau bukannya makasih malah nuduh gue sembarangan! Ya udah kalo gak percaya! Tanya deh ke senior, gue yakin mereka kenal siapa itu Aileen!" cerca Lala dan membalikkan badannya.
Airin dengan cepat menahan tangan Lala. "Eh, bukan gitu maksud Cla, La. Jangan marah ya? Makasih buat infonya. Maaf kalo Cla nyinggung kamu," ucap Airin penuh sesal.
"Hah ... oke deh. Gue cuma kasih tau ya, Rin. Mulai sekarang lo harus hati-hati, oke?"
Airin mengangguk. "Makasih infonya!"
— My Cold Stalker —
Hay semua!!!
I'm back!Kangen sama Arin dan Rendy? Pasti dong yah:v (*PD amat)
Nah loh, siapa itu Aileen?
Konflik dimulaaaaaiiiPenasaran sama kelanjutannya? Tunggu terus, oke?
Udah itu aja dari aku. Eh, jangan lupa buat vote and comment juga ya, jangan lupa lhoo...
Thanks guys
Salam,
nav06/04/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Stalker (COMPLETED✔️)
Ficção Adolescente[ Part Lengkap ] Diperkenankan untuk follow akun ini terlebih dahulu sebelum membaca^^ Pertemuan tidak sengaja antara dirinya dengan gadis cantik yang berbeda dengan gadis-gadis lainnya, mampu membuat ia tertarik. Gadis itu beda. Sangat, sangat berb...