MCS | 21 | •Kekejaman Aileen•

42.1K 3.1K 89
                                    

Airin meremas roknya dengan kuat. Aileen di hadapannya sedang menatapnya dengan tatapan garang.

Saat ini, ia dan Aileen berada di perpustakaan. Guru yang mengajar di kelasnya tidak masuk. Ia pun ingin mengisi waktu luangnya dengan membaca di perpustakaan. Namun, justru ia bertemu dengan Aileen disini.

Aileen menyeretnya menuju pojok ruangan. Wajah garang gadis itu membuatnya meneguk ludah susah payah.

"Gue udah peringatin ke elo 'kan kemaren?"

Airin mengangguk sekali. Ia menggigit bibir bawahnya. Tubuhnya tiba-tiba gemetar.

"Kurang, hm?"

Pertanyaan Aileen kali ini Airin jawab dengan gelengan kepala. Ia menundukkan kepalanya.

"Jam istirahat nanti, temuin gue di taman belakang sekolah. Kalo enggak, lo tau akibatnya!"

Setelah mengatakan itu, Aileen pergi begitu saja. Airin menghela napas lega. Namun rasa takut kembali menghampirinya saat mengingat kalimat yang dikatakan oleh Aileen tadi.

Ia hanya bisa berdo'a, semoga Aileen tak berbuat macam-macam padanya.

— My Cold Stalker —

Kring!

B istirahat berbunyi dengan kerasnya. Seluruh murid bersorak gembira karenanya. Dengan tergesa mereka mengemaskan perlengkapan tulisnya dan keluar kelas.

Berbeda dengan Airin yang justru ketakutan mendengar bel istirahat berbunyi. Tatapan takut terpancar jelas di matanya.

Clarissa mengernyitkan dahinya heran melihat Airin yang tampak gelisah. "Kenapa lo? Ke kantin gak?"

Airin menoleh pada Clarissa dan tersenyum kecil di sela ketakutannya. "Aku ... disini aja, Cla," jawabnya pelan.

Clarissa menganggukkan kepalanya dan keluar.

Keadaan kelas mulai sepi. Dengan perlahan, Airin bangkit dari kursinya dan melangkah menuju taman belakang sekolah.

Setibanya disana, keningnya mengerut saat tak mendapati seseorang disana. Helaan napas lega keluar dari mulutnya.

Dengan senyum riang, ia berbalik. Namun, perasaan riangnya seketika lenyap melihat Aileen beberapa meter darinya sedang tersenyum sinis bersama dengan sahabatnya, Shelly.

Aileen melangkah maju mendekati Airin. Raut wajah yang tadi terkesan sinis berubah menjadi garang. Wajah gadis itu memerah perpaduan antara amarah dan make-up.

Plak!

Tanpa aba-aba, Aileen menampar pipi mulus Airin dengan keras. Menimbulkan bekas merah disana.

Plak!

Sekali lagi, Airin mendapatkan tamparan yang sama kerasnya di pipi kanannya.

Tangan Airin terangkat meraba bekas tamparan itu. Air mata jatuh begitu saja merasakan perihnya tamparan itu.

Seperti belum puas, Aileen kembali menyiksanya dengan menarik rambutnya dengan kuat. Kepalanya sampai mendongak begitu kuatnya.

"Sshh ...." Airin meringis kecil. Air matanya mengalir dengan deras.

"Lo itu udah gue bilangin berapa kali sih, hah?! Jangan deketin Rendy! Lo ngerti 'kan?!"

Mata Airin terpejam mendengar bentakan itu. "Sshh ...." Sekali lagi ia meringis. Namun, Aileen tak melepaskan tarikan di rambutnya.

"Lo mau main-main sama gue?!"

"Ka–Kak ... sa–kit ...." Airin merintih kesakitan.

"GUE GAK PEDULI!" Teriak Aileen murka. "Gue bahkan mau lo lenyap dari dunia ini tau gak?!" Cengkraman tangan Aileen semakin kuat. "Gara-gara lo, Rendy jadi gak suka sama gue!" Amarah benar-benar menguasai Aileen saat ini. Matanya menggelap karena amarah tersebut. "Apa perlu lo gue keluarin dari sekolah ini?! Gue bisa aja minta orang tua gue buat cabut beasiswanya ke elo!"

Airin menggelengkan kepalanya dengan cepat disela kesakitannya. "Ma–afin ... ak–aku ... Kak ...." lirih Airin terbata. Napasnya tersengal.

Aileen mendecih mendengar ucapan lirih Airin. "Berapa kali lo bilang maaf ke gue hah?! Tapi lo selalu gak dengerin apa kata gue!" Dengan sekali sentakan, Aileen melepaskan tarikannya pada rambut Airin. Gadis itu terhuyung ke belakang beberapa langkah. Kepala Airin berdenyut. Pusing melandanya.

Plak!

Belum reda rasa pusingnya, Aileen kembali menampar pipi kirinya dengan keras. Begitu kerasnya, hingga darah segar keluar dari sudut bibirnya. Pandangannya mulai memburam.

Aileen mendorongnya dengan kuat hingga ia terjatuh dengan keras. Tubuhnya mulai merasakan sakit.

Byur!

Walau sudah jatuh tersungkur, Aileen tidak berhenti. Gadis itu menyiramnya dengan seember air yang sangat bau.

Setelah melakukan itu, Aileen pergi mengajak Shelly meninggalkan Airin sendirian dalam keadaan yang sangat memprihatikan.

Airin tak dapat menahannya. Sakit di seluruh tubuhnya sangat terasa. Pening yang melandanya tak dapat ia tahan lagi. Akhirnya, dalam keadaan yang memprihatinkan itu, Airin pingsan.

— My Cold Stalker —

Clarissa berkali-kali melirik kursi Airin, jam tangannya, dan pintu masuk. Bel istirahat selesai sudah berbunyi lima menit yang lalu. Guru yang akan mengajar belum memasuki kelasnya. Namun, Airin belum juga kembali.

Sekembalinya ia dari kantin tadi, Clarissa hanya bisa menunggu Airin kembali.

"Cla? Arin belum balik juga?" tanya Lala.

Semua teman sekelasnya mengetahui bahwa Airin belum kembali ke kelas.

Clarissa menatap cemas pada Lala. Kepalanya menggeleng pelan. "Gimana nih, La? Arin kemana ya? Kok dia gak balik-balik sih? Gue khawatir, La."

Mata Clarissa mulai mengeluarkan air. Ia tak tahu harus berbuat apa saat ini.

"Lo tenang, oke? Kita lapor guru aja yuk?" Sinta, teman sekelasnya menyarankan.

"Jangan! Coba lo tanya ke kak Rendy dulu, deh. Siapa tau Arin sama dia, ya 'kan?"

Clarissa membenarkan ucapan Lala. Karena ia tak mempunyai nomor Rendy, ia menghubungi sahabat lelaki itu, Arkano.

Begitu panggilan itu tersambung, Clarissa langsung berkata. "Halo, kak?"

"Iya, kenapa?"

"Em ... kakak lagi dimana sekarang? Sama kak Rendy gak?"

"Gue di kelas. Bentar lagi guru masuk. Rendy sama Aksa ada bareng gue. Kenapa?"

"Arin ... gak ada di sana?" Clarissa menggigit bibir bawahnya menunggu jawaban dari Arkano.

"Arin? Cewek polos itu?"

"Iya, kak"

"Gak ada. Dari tadi gue gak ada ketemu sama dia. Rendy juga gak istirahat bareng dia tadi. Kenapa sih?"

Clarissa tak sanggup berkata lagi. "Kak ... Arin dari istirahat tadi ... belum balik ke kelas," jelasnya terbata. Air mata mulai mengalir deras membasahi pipinya.

— My Cold Stalker —

Hay guys!!!
I'm back!!!

Aileen jahat banget ya? Parah sih

Tapi emang lho, kalo kepala kenapa-napa, itu pasti lemes banget, jadi Arin juga gitu

Jangan lada ngehujat oke? Inget bulan puasa:v

Oh iya, aku ada buat grup, yang mau gabung, silahkan hubungi 081314803485:)
Grup semua cerita aku:)

Jangan lupa untuk vote and comment!!!!

Note: Buat kalian yang tanya kapan aku up chapter selanjutnya, silahkan kalian follow akun ig aku @nav.nocwnb1915
Karena sebelum, aku post wp, aku post di Ig dulu jam berapa aku up dan aku juga kasih sedikit cuplikan dari chapter yang bakal aku up:)

See you next time, byee.....

Salam,
nav

27/04/2020

My Cold Stalker (COMPLETED✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang