MCS | 18 | •Perdebatan Karena Cibiran•

45.4K 3.3K 136
                                    

Baca author note yaaaa.....

Happy reading!!!

______________________________

Berita tentang Airin yang disebarkan oleh Aileen pada kejadian kemarin menjadi topik utama di SMA Pelita Harapan. Cibiran serta ejekan bersahut-sahutan keluar dari murid sekolah itu.

Dengan diapit oleh Lala dan Clarissa di setiap sisi, Airin berjalan sembari menundukkan kepala. Gadis itu berusaha untuk tetap tegar tanpa memedulikan cibiran itu.

Saat ini, mungkin mereka berani mengejek serta mencibirnya. Namun, jika Rendy ada disisinya, Clarissa dan Lala yakin mereka hanya bisa mengejek dan mencibir dalam hati.

Mereka tuh gitu ya? Gak ada kapoknya! Giliran beneran di apa-apain baru diem! Dumel Clarissa dalam hati.

"Anak sial dateng guys!"

Clarissa mengepalkan tangannya. Rasa amarah menyelimutinya. Tak terima dengan hinaan dari siswi tersebut.

"Udah gak diharepin sama orang tua, masih sok-sokan pacaran sama cowok ganteng!"

"Urat malunya putus kali ya?"

"Gak tau diri banget deh! Gak level kali dia sama Rendy!"

"Anak gak jelas asal-usulnya ngapain sih ditemenin? Elah, tinggalin aja dia mah!"

"Pasti dia pacaran sama Rendy ngincer hartanya tuh!"

"Ya ampun kasian banget kalo jadi Rendy."

Airin memejamkan matanya. Ia merasa dadanya sesak mendengar cibiran itu.

Clarissa dan Lala yang tak terima Airin diejek mencoba untuk membalas.

Dengan suara yang sedikit dikeraskan, Clarissa berkata pada Lala, "La?! Tau gak sih?! Biasanya nih ya, orang yang suka ngomongin orang itu, tandanya dia iri tau!"

Lala yang paham dengan permainan Clarissa membalas dengan suara yang juga dikeraskan. "Oh ya?! Berarti kalo ada yang ngomongin kita, dia merasa dibawah kita ya?!"

Disini, hanya Airin satu-satunya yang tak paham dengan apa yang Clarissa dan Lala lakukan. Bahkan murid-murid di sekeliling mereka mengerti dengan maksud dari dua teman Airin itu. Menyindir. Gadis polos itu hanya bisa melihat Clarissa dan Lala yang saling melempar kode.

"Iya! Sekarang tuh lagi jaman-jamannya orang iri! Kita lakuin ini salah, itu salah! Menurut mereka, mereka doang tuh yang bener! Padahal, mereka itu sebenernya iri!"

"Ya... namanya juga netijen, Cla. Mereka maha benar!"

"He'em! Sok tau banget kayak melebihi Tuhan, padahal dia juga yang nyiptain Tuhan."

"Apalagi sekarang ini, mereka temenan mandang derajat. Yang kaya temenan sama yang kaya, yang miskin temenan sama yang miskin. Kalo gitu mah, temenannya gak bakalan langgeng. Mandangnya aja dari harta, bukan ketulusan!"

Lala dan Clarissa terus berbicara dengan suara lantang. Airin hanya bisa menggaruk pipinya yang tak gatal. Tak mengerti sama sekali dengan apa yang dilakukan mereka.

Mungkin, salah satu diantara murid itu tak terima dengan ucapan Clarissa dan Lala. Dia menghampiri mereka bertiga dengan raut wajah marah. "Heh! Maksud kalian apa ngomong begitu!" Sentaknya mendorong Clarissa cukup keras.

Airin membulatkan matanya karena itu. Dengan cepat ia menahan tubuh sahabatnya itu agar tak terjatuh. "Kamu gak papa kan, Cla?" Tanya Airin khawatir. Clarissa hanya menggeleng.

Siswi dengan nama Tania itu semakin dilanda emosi. "Ini tuh gara-gara elo anak gak tau diri! Sadar dong lo itu siapa! Lo itu cuma anak yang diharepin buat ada di dunia ini!" Sentaknya menujuk Airin.

Airin menggigit bibir bawahnya. Ia menatap Tania dengan lekat. "Yang pantes tentuin manusia hidup itu bukan kamu, tapi Allah!" Balasnya lantang.

Clarissa terbelalak mendengar jawaban Airin. Begitu pula dengan Lala. Murid disekitar mereka juga tak menyangka Airin dapat membalas perkataan Tania.

"Lo berani lawan gue?!" Seru Tania tak terima.
"Lo itu cuma anak beasiswa! Gak usah sok disini!"

Clarissa yang tak terima  Airin direndahkan berkata, "Gue tau bokap nyokap lo banyak duit. Tapi, bisa kan dipergunain untuk hal penting? Seenggaknya digunain untuk ngedidik lo supaya gak seenaknya jadi orang!"

Ucapan pedas itu membuat Tania bertambah marah. "Suka-suka gue dong! Yang penting gue masih punya orang tua! Gak kayak dia!" Jari telunjuk Tania mengarah pada Airin.

"Oh ya? Mungkin, lo emang punya orang tua. Tapi... gue yakin lo pasti gak dapet kasih sayang yang cukup kan dari mereka? Secara, mereka itu konglomerat, pasti sibuk dong?" Kini, Lala yang angkat suara langsung membuat Tania terdiam.

Karena tak ingin kalah Tania terus mengelak. "Seenggaknya gue tau siapa orang tua gue!"

Clarissa terkekeh sinis. "Secara gak langsung, lo benerin ucapan Lala yang bilang lo kurang kasih sayang. Pantes jadi kayak gak punya adab gini" cibiran itu membuat Tania bertambah geram.

Ia maju mendekati Clarissa. Berniat untuk mendorong tubuh sahabat Airin itu, namun terhalang oleh seorang lelaki dengan wajah tampannya. Tania langsung tergagap melihatnya. "Ar-Arkano?"

Mata Arkano memicing tajam. Ia menggerakkan dagunya. "Pergi lo!" Titahnya yang langsung dilakukan oleh Tania.

Clarissa dan Lala membelalakkan matanya. Giliran sama cowok ganteng aja, dia nurut ya? Batin mereka seraya menggelengkan kepala.

— My Cold Stalker —

Hay semua!!!
I'm back!!!

Gimana sama part ini? Seru ya pada berdebat:v

*Oh iya, aku mau kasih tau kalian, kalo sekarang, Mysterious Girl ada di aplikasi Dreame lho.....
Buat yang penasaran sama ceritanya, atau belum sempet baca, yuk ke Dreame langsung....

Note: Buat kalian yang tanya kapan aku up chapter selanjutnya, silahkan kalian follow akun ig aku @nav.nocwnb1915
Karena sebelum, aku post wp, aku post di Ig dulu jam berapa aku up dan aku juga kasih sedikit cuplikan dari chapter yang bakal aku up:)

Jangan lupa untuk vote dan comment!!!

Btw, Airin di mulmed cantik ya:)

Byeee and thank you....

Salam,
nav

20/04/2020

My Cold Stalker (COMPLETED✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang