MCS | 31 | •Kalung Airin•

37.1K 2.6K 246
                                    

Apa yang di pikiran kita, terkadang berbeda dengan kenyataannya.

_

Ih aku seneng deh di part kemarin pada gak bisa nebak apa yang terjadi sama Aileen sebenernya:)

__________________________________

"Rin lo beneran udah gak papa?"

Sekali lagi Clarissa bertanya pada Airin yang dijawab anggukan oleh gadis polos itu.

"Kemaren kenapa bisa si Alien itu berhenti tiba-tiba? Kerasukan?" tanya Aksa penasaran.

Airin langsung menegurnya. "Hus! Gak boleh ngomong gitu, Kak! Mungkin aja tiba-tiba dia ada urusan mendadak dan baru inget."

Aksa mengangguk seraya bergumam. "Bener juga."

"Tapi gue juga penasaran sih sebenernya, Rin. Kenapa tiba-tiba dia berhenti gitu ya? Kalo misalkan emang ada urusan mendadak, ya setidaknya dia nyelesaiin dulu bully lo,"cetus Clarissa berpendapat.

"Udahlah. Gak usah dipikirin lagi. Toh Airin juga gak papa. Malah bagus dia berhentiin bully Airin mendadak." kata Arkano yang dibalas anggukan kepala oleh mereka.

Saat ini, Airin, Clarissa, Rendy, Arkano, dan Aksa sedang berada di kantin. Sudah sekitar sepuluh menit mereka disana sejak bek istirahat berbunyi.

"Ekhem"

Suara deheman itu mengalihkan mereka semua. Begitu melihat siapa yang berdehem, kening mereka berkerut dengan tatapan menajam.

Seseorang yang baru saja berdehem itu memutar bola matanya. "Santai kali matanya," cibirnya pelan.

"Ngapain lo?" Aksa bertanya dengan ketus serta tatapan tajam yang tak lepas dari matanya.

Seseorang itu, Aileen menatap Aksa sejenak kemudian beralih pada seseorang yang memandangnya berbeda dengan keempat orang lainnya. Tatapan dari gadis itu tak memancarkan aura permusuhan seperti yang lainnya. Justru tatapan bingung yang terpancar dari matanya.

Aileen berdehem sekali lagi. Agak gugup sebenarnya. "Gue-gue mau ... ngomong sama lo boleh?" tanyanya menatap Airin.

Airin menunjuk dirinya sendiri. "Ak-aku, Kak?"

Sebenarnya kejadian kemarin masih terekam dalam ingatan Airin. Bagaimana sikap Aileen padanya selama ini pun masih ia ingat. Namun kali ini, ia merasa ada yang berbeda dari kakak kelas dengan make up cukup tebal itu. Tak ada raut kebencian dalam wajahnya. Ia juga tak merasa takut seperti biasa pada gadis dengan make up cukup tebal itu.

"Iya elo. Gue mau ngomong sama lo. Berdua." Aileen menekan katanya diakhir kalimat.

Clarissa, Rendy, Arkano, dan Aksa menatap Airin. Dalam hati mereka berharap, agar gadis polos ini tak mengindahkan perkataan Aileen.

Dengan sedikit ragu, Airin menganggukkan kepalanya. "Boleh, Kak."

Senyum tipis terbit di bibir Aileen. Sejenak, Airin tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Ini ada kali pertama Aileen menampilkan senyum tipis. Bukan seringaian seperti biasanya.

Melihat senyum itu, rasa ragu Airin memudar. Ia mulai bangkit dari duduknya. "Aku ikut Kak Aileen dulu ya?"

Kepala Clarissa dengan cepat menggeleng. "Entar kalo lo kenapa-napa gimana, Rin?" Tanyanya cemas.

Airin tersenyum. "Kamu tenang aja. Gak tau kenapa, aku yakin, kalo Kak Aileen gak akan apa-apain aku sekarang."

"Sok tau banget lo!" cibir Clarissa sebal. Ia hanya takut terjadi sesuatu dengan sahabatnya yang polos itu.

"Udah ya. Nanti aku balik lagi kok. Yuk, Kak!"

Aileen mengangguk. Mereka mulai berjalan beriringan dengan Airin yang menundukkan kepalanya.

Bisik-bisik terdengar olehnya. Semua murid di SMA Pelita Harapan ini tentu saja penasaran dengan apa yang terjadi. Mereka sangat mengetahui bahwa Aileen itu membenci Airin. Lantas, mengapa mereka justru jalan berdampingan seperti ini?

Begitu tiba di halaman belakang sekolah, Aileen menyuruh Airin untuk duduk di kursi yang ada. Gadis polos itu menurutinya.

"Gue gak ada niat jahat sama lo." kata Aileen membuka suara. Kepala Airin yang menunduk mendongak menatap Aileen.

Aileen menarik nafas panjang. Ia menatap lekat iris mata Airin. "Lo ... anak panti asuhan kan?" Tanyanya.

Airin mengangguk dengan mata yang juga menatap lekat pada Aileen. Gadis dengan make up cukup tebal itu terlihat berbeda dari biasanya. Ia terlihat ... sedih? Setidaknya, itu yang Airin tangkap.

"Lo ... udah lama ada disana?" tanya Aileen dengan suara sedikit bergetar. Seperti menahan tangis.

"Kata Ibu sih ... Arin disana dari bayi."

"Lo tau siapa orang tua kandung lo?"

Kepala Airin menggeleng. "Arin gak tau. Ibu juga gak tau, siapa orang tua Arin."

Aileen tersenyum tipis. "Gue juga mau tanya. Tentang kalung lo."

Airin menunduk menatap lehernya. Terdapat sebuah kalung emas putih yang melingkar di lehernya dengan liontin berupa batu berlian kecil. "Ini? Kata Ibu ... ini satu-satunya yang Ibu dapet waktu temuin Arin di depan pintu panti," jelas Airin. Nada gadis polos itu terdengar sedih.

Mata Aileen berkaca-kaca. Tangannya terulur untuk memegang liontin berlian itu. "I-ini?"

Airin terkejut melihat Aileen yang seperti hendak menangis. "Ka-Kak? Kak ... Aileen ke-kenapa? Kok ... nangis?" Airin sedikit takut saat bertanya. Takut jika gadis dengan make up cukup tebal di hadapannya ini marah.

"Eng-enggak! Si-siapa juga yang nangis! Gue ... gue ... kelilipan aja tadi!" elak Aileen seraya mendongakkan kepalanya. Bermaksud untuk menahan air yang ingin jatuh dari pelupuk matanya. "Udah deh, lo diem dulu! Gue pengen liat kalung lo!"

Airin memperhatikan Aileen. Kening gadis polos itu mengerut. Tak mengerti dengan apa yang dilakukan oleh Aileen.

Samar-samar, terdengar olehnya gumaman dari Aileen.

"Hah? Apa, Kak?"

Aileen melepaskan tangannya dari kalung Aileen. Ia berdiri. Sejenak ia menunduk menatap Airin. Namun langsung dialihkan kala gadis polos itu balik menatapnya.

"Ya-ya udah. Gue cuma mau liat itu doang tadi. Gue balik duluan. Lo juga. Entar dicariin, gue yang kena lagi. Dah ya? Bye!!"

Dengan kening yang berkerut Airin bergumam. "Kak Aileen kenapa?"

— My Cold Stalker —

Hayoooo
Ada yang tau kenapa Aileen sebenernya??
Comment guys!!!!

Gimana sama part ini? Kasih
Huhuhu ... bentar lagi ceritanya ending. Mau sad ending atau happy ending nih?
Aku sih pengennya sad, biar gak monoton gitu:v
Kalian?

Btw, hiks do'ain aku ya karna hari Senin nanti aku udah mulai ujian:(
Takut nih:(

Jangan lupa untuk vote and comment!!!

See you...

Salam,
nav

30/05/2020

My Cold Stalker (COMPLETED✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang