[ Part Lengkap ]
Diperkenankan untuk follow akun ini terlebih dahulu sebelum membaca^^
Pertemuan tidak sengaja antara dirinya dengan gadis cantik yang berbeda dengan gadis-gadis lainnya, mampu membuat ia tertarik.
Gadis itu beda. Sangat, sangat berb...
Aku up extra chapter terbaru dari kisah Ken dan Priscil dalam cerita Mysterious Girl di aplikasi Dreame. Jangan lupa dibaca ya:)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rendy menatap Airin penuh khawatir. Tangannya dengan bergetar meraih jemari gadis itu. "A-are you ... okay?" tanyanya pelan. Matanya terus menatap lamat wajah gadis dihadapannya.
Rendy mengutuk dirinya sendiri dalam hati. Ini semua karena kesalahannya! Andai saja ia tak pergi saat melihat Airin dan Gino berpelukan, ini semua tak akan terjadi. Memang penyesalan selalu berada diakhir!
"Ririn?" gumamnya lirih.
Rendy menggenggam dengan erat jemari mungil gadis itu. Dibawanya jemari itu menuju bibirnya.
Satu kecupan ia berikan di punggung tangan gadis itu. Tidak ada reaksi apapun yang diberikan kepadanya. Hanya keheningan yang ia dapatkan.
"Please ...." lirihnya. Sungguh, ia amat menyesali perbuatannya itu.
"A-Arin ... takut," kata gadis dihadapannya tiba-tiba. Akhirnya, setelah beberapa lama bergeming, gadis itu mengeluarkan suaranya.
Tanpa mengatakan apapun, Rendy merengkuh Airin dalam pelukannya. Tubuh gadis itu terasa bergetar di pelukannya. Ia mengusap rambut lembut milik gadis polosnya. "Sorry," bisiknya menyesal.
"Kamu gak papa 'kan, Rin?" tanyanya sekali lagi.
Dalam pelukannya, Airin menganggukkan kepala. Rasa takut itu masih ada. Namun, dengan pelukan Rendy, ia merasakan ketenangan.
Rendy membawa Airin menuju halte bus yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.
Lelaki dengan bola mata abu-abu itu mendudukkan Airin di kursi halte. Raut ketakutan masih terpancar di wajah polos kekasihnya.
Airin yang semula menundukkan kepalanya menoleh. Ia menatap rupa tampan lelaki disampingnya yang terlihat sangat menyesal. "Makasih ya, Kak," katanya tersenyum tipis.
