MCS | 30 | •Aileen Kenapa?•

38.1K 2.5K 105
                                    

"What?!"

Aileen menatap penuh tanya pada Shelly. Tangannya yang tidak memegang ponsel mengepal. Wajahnya terlihat berang.

Shelly, sahabatnya mengelus pundak Aileen untuk menenangkan. "Sabar dulu, Ai. Kayaknya mereka tuh emang susah buat dibikin putus. Mungkin mereka emang bener jodoh kali?"

Mata Aileen melotot marah pada Shelly. Sahabatnya itu justru menyengir bodoh seraya mengangkat jarinya membentuk huruf 'V'. "Canda gue. Hehehe ...."

"Shel, ayo dong serius!" rengek Aileen.

"Kita tuh harus pake cara apalagi sih buat bisa misahin mereka?" Nada Aileen kali ini terdengar kesal.

"Kenapa gak lo kasih pelajaran lagi aja si cewek cupu?"

Pertanyaan dari Shelly membuat Aileen menarik sudut bibirnya. "Bener juga! dia aja bisa main-main sama gue, gue juga bisa dong yah?"

Shelly menganggukkan kepalanya. "Nanti dia juga gue yakin kapok sendiri. Kalo emang udah capek di bully, dia juga bakal nyerah. Gak akan ada yang tahan sama bullyan seoang Aileen hahaha ...."

Aileen ikut tertawa. Ia menyeringai senang. Tunggu kejutan dari gue, cupu! Batinnya.

— My Cold Stalker —

"Hai?"

Airin dan Clarissa menghentikan langkah mereka. Raut wajah kedua gadis itu berubah panik dan ketakutan. Mereka mencoba untuk melangkah mundur. Dalam ketakutannya, sesekali mereka saling lirik.

'Eh, kok mundur sih? Kenapa? Takut?"
Airin melirik Clarissa lewat sudut matanya. Begitupun sahabatnya, Clarissa ikut melempar lirikan pada Airin. Aileen dan Shelly—yang menghadang mereka—tersenyum miring melihat keduanya ketakutan.

Mata Aileen menatap tajam ke arah Airin. "Mana keberanian lo, hm? Lo berani pacaran sama Rendy, masa takut sama gue sih?" Walau terkesan santai, Airin tahu, dalam kalimat itu ada sindiran untuknya.
Aileen memberi syarat pada Shelly.

Kemudian, kedua gadis itu menarik lengan Airin bersamaan dengan paksa. Mereka membawanya ke sebuah toilet. Clarissa yang melihat itu tentu panik. Ia mengikuti kedua gadis yang menyeret paksa Airin.
Begitu ketiga gadis itu masuk ke dalam toilet, Clarissa ikut masuk. "Kak! Kalian mau apain Arin?!"

Clarissa ingin membantu Airin. Namun sebelum itu terjadi, Shelly sudah lebih dulu melepaskan tarikannya pada lengan Airin, dan menahan tubuh Clarissa. Sahabat dari gadis polos itu mencoba untuk berontak, tapi tetap tak bisa.

Brak!

Airin terjengkang ke belakang saat Aileen mendorongnya dengan keras. Wajah Aileen yang terlihat menyeramkan membuat Airin memundurkan tubuhnya.

"BERAPA KALI SIH GUE HARUS PERINGATIN KE ELO?!"

Airin memejamkan matanya mendengar teriakan menggelegar Aileen di ruang toilet ini. "Ma-maaf, Kak ...." sesal Airin ketakutan.

"GUE GAK BUTUH MAAF LO, CUPU!" teriak Aileen lagi.

Aileen melangkah mendekati Airin yang terduduk dengan tangan memeluk kedua lututnya. Saat tepat di depan gadis itu, Aileen menarik dengan kuat rambut Airin. Gadis polos itu meringis dengan air mata yang mulai keluar dari sudut matanya.

"Arin ...." Clarissa hanya bisa menatap iba pada Airin. Ia merasa menjadi sahabat terburuk karena tak mampu membantu Airin.

"Lo mending diem deh, daripada ikut kena imbas dari marahnya Aileen." Suara Shelly menginterupsinya untuk berhenti berontak.

Aileen terus menarik dengan kuat rambur panjang Airin. Membuat kepala gadis polos itu mendongak. Rasanya, rambutnya seakan ingin lepas karena tarikan kuat itu. "Sshh ...." ringisnya kesakitan.

Tak lama kemudian, Aileen melepaskan tarikannya. Tapi, dilakukan dengan kasar hingga kepala Airin membentur dinding.

"Sshh ... hiks ...." Airin kembali meringis. Kali ini diiringi oleh isak tangis.

Plak!

Belum reda rasa sakit di kepalanya, Airin mendapatkan tamparan di pipi mulusnya. Walau hanya sekali, namun itu sangat kuat. Bahkan sudut bibirnya terlihat mengeluarkan cairan merah.

Plak!

Aileen kembali menamparnya. Tapi di pipinya yang lain. Rasanya pipi Airi seperti terbakar dengan tamparan penuh kekuatan itu. Ia tak mampu melakukan apapun. Ia hanya bisa berdo'a agar penyiksaan ini cepat selesai.

Airin sedikit menghela nafasnya saat melihat Aileen berdiri. Ia mengira penyiksaan ini berakhir. Begitupun dengan Clarissa yang ikut mengela nafasnya.
Namun, dugaan kedua bersahabat itu salah. Ternyata Aileen pergi ke salah satu bilik toilet dan mengambil segayung air.

Sembari memegang gayung, Aileen tersenyum miring. Ia sudah siap untuk menyiram air itu ke tubuh Airin sebelum tiba-tiba pergerakannya berhenti. Airin yang memejamkan matanya menunggu apa yang dilakukan Aileen selanjutnya mengernyitkan dahi. Perlahan, ia membuka matanya. Iris mata Airin bertatapan langsung dengan Aileen begitu ia membuka matanya. Namun, bukan raut marah yang kali ini didapatnya. Aileen justru terlihat tak percaya dengan tatapan yang tidak bisa Airin artikan.

Dengan tiba-tiba Aileen menghempaskan gayung yang digenggamnya ke sembarang arah. Setelahnya, gadis dengan make up cukup tebal itu pergi begitu saja meninggalkan ketiga gadis lainnya di dalam toilet yang mengerutkan kening.

— My Cold Stalker —

Hayo ada yang bisa nebak kenapa sama Aileen? Comment guys, jangan lupa juga untuk vote nya!!!

— My Cold Stalker —


Btw, Selamat Hari Raya Idul Fitri semua!!!!
Mohon Maaf Lahir dan Batin
Maafin aku ya kalo ada salah sama kalian semua:)

Salam,
nav

23/05/2020

My Cold Stalker (COMPLETED✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang