MCS | 1 | •Extra Part•

68.5K 2.2K 113
                                    

Jangan lupa baca cerita aku yang lain dengan judul "Street To Let", dan cerita "Mysterious Girl" yang hanya ada di aplikasi Dreame untuk versi lengkapnya:))

Jangan lupa baca cerita aku yang lain dengan judul "Street To Let", dan cerita "Mysterious Girl" yang hanya ada di aplikasi Dreame untuk versi lengkapnya:))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum di bibirnya tak pernah pudar sesampainya ia di rumah. Kilasan tentang kejadian tadi terputar jelas dalam benaknya. Ia mengulum senyum. Sungguh, rasanya bahagia sekali. Ini adalah kali pertama ia merasakan hal ini pada seorang gadis. Aneh, tetapi membahagiakan.

"Assalamu'alaikum ...." Ia mengucap salam sembari membuka pintu rumahnya. Keheningan melanda saat pintu rumah itu terbuka. Yah, seperti biasa. Rumahnya selalu sepi. Walau tak mendapat balasan dari salamnya, senyum di bibirnya tetap tak memudar.

Dengan santai ia melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Begitu tiba di sebuah kamar yang di dominasi dengan warna gelap, ia mendudukkan dirinya di ranjang berukuran besar. Wajahnya ia tundukkan. Melihat sehelai sapu tangan yang melilit di lengannya. Senyumnya makin melebar saat melihat helai kain itu.

Ia menghela napas panjang. Dengan perlahan tangannya melepas sapu tangan yang melilit itu. Terdapat noda darah pada sapu tangan itu. Ia letakkan sapu tangan itu di ranjangnya dan berlalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tubuh yang sudah banjir keringat dan napas yang terengah-engah membuatnya menghentikan kegiatannya. Ia mengambil sebotol air mineral yang ada dalam tasnya dan menegaknya hingga tandas. Setelahnya, ia berdiri dan menyampirkan tasnya. "Duluan," pamitnya pada sekelompok siswa berpakaian seragam basket.

Beberapa siswa yang juga tampak berpeluh mengangguk bersamaan.

Laki-laki dengan iris mata abu-abunya itu berjalan menuju sebuah motor ninja yang terparkir rapi. Keadaan yang sudah lengang membuatnya mengeluarkan sebuah sapu tangan dari dalam tasnya. Sapu tangan biru. Wajah yang sedari tadi tak membentuk ekspresi apapun itu tiba-tiba saja berubah. Wajahnya menjadi berseri dengan bibir yang menyunggingkan senyum.

Tangan laki-laki itu yang menggenggam sapu tangan terangkat untuk mengelap peluh yang ada di wajahnya. Diusap dengan pelan sapu tangan itu ke wajahnya. Seakan sedang meresapi. Sembari memejamkan mata, ia membayangkan ada seorang gadis polos yang sedang mengelap peluh itu. Bayangan itu membuat lengkungan di bibirnya semakin melebar.

Mata yang terpejam terbuka ketika ia mendengar suara dari arah belakangnya. Segera ia memasukkan kembali sapu tangan itu ke dalam tasnya dan menaiki motornya. Dalam beberapa saat, motornya sudah melaju meninggalkan pekarangan sekolah.

Kecepatan yang digunakannya hanyalah kecepatan sedang. Bahkan mungkin di bawah rata-rata. Yah, ia hanya ingin menikmati perjalanannya kali ini.

Laju motornya yang sudah lambat semakin melambat. Di balik helm full face-nya, matanya menyipit. Senyuman kembali tersungging di bibirnya saat melihat seseorang yang tak jauh darinya.

Seorang gadis dengan baju biru dan celana hitam serta rambut yang dikuncir kuda tengah menganyuh sepedanya. Keramahan gadis itu diperlihatkan dengan mengumbar senyum pada siapapun yang dijumpai oleh gadis itu. Sikap itu membuat seorang lelaki beriris mata abu-abu itu melebarkan senyumnya. Ia bahkan berdecak kagum akan keramahan yang dimiliki gadis itu.

Perlahan, laju motornya mengikuti kemana gadis itu akan pergi menggunakan sepeda biru. Ia dan sepeda itu hanya berjarak sekitar lima puluh meter. Namun, yang pasti gadis itu tak menyadari bahwa ia sedang mengikutinya.

Ia menghentikan laju motornya saat melihat gadis itu berhenti di depan sebuah rumah yang tampak minimalis.

'PANTI ASUHAN PELANGI'

Keningnya mengerut membaca papan yang ada di depan rumah minimalis itu. Kini, dalam benaknya bersarang banyak sekali pertanyaan.

Ia terus mengawasi gadis dengan kuncir kuda itu. Dimulai dari gadis itu yang meletakkan sepedanya, bersalaman dengan seorang wanita paruh baya, bertegur sapa dengan beberapa anak yang ada di sana, dan memasuki rumah tersebut.

Gadis itu ... tinggal di sebuah panti asuhan?

***

Lelaki dengan iris mata abu-abu itu menghela napasnya dengan tubuh yang berbaring di ranjang berukuran besar. Pikirannya masih melayang pada tempat dimana ia mempercayai bahwa itu adalah tempat tinggal gadis yang ia ikuti.

Gadis manis, polos, dan menggemaskan itu tinggal di sebuah rumah yang merupakan panti asuhan? Itu artinya ... gadis polos itu seorang gadis yang sudah tidak memiliki keluarga. Rasa kasihan muncul saat mengingat itu semua.

Pikiran-pikiran tentang tempat itu terus bermunculan hingga membuatnya lelah dan tanpa sadar terlelap.

Begitu hari beranjak fajar, ia baru tersadar. Dengan segara ia mempersiapkan dirinya untuk sekolah. Namun, sebelum itu ia ingin ke tempat yang kemarin didatangi. Jadi, hari ini ia cukup cepat untuk berangkat.

Beberapa meter berdiam diri dari rumah minimalis itu, ia terus mengamati rumah itu. Hingga akhirnya matanya memicing saat melihat seorang gadis keluar dari rumah tersebut. Dugaannya kali ini ternyata benar. Gadis itu memang seorang gadis yatim piatu. Awalnya, ia mengira gadis itu hanya pengunjung panti asuhan. Maka dari itu ia kembali di pagi hari untuk memastikan kebenarannya. Ternyata, gadis tersebut memang penghuni panti asuhan itu.

Senyuman tipis terbentuk kala ia melihat bagaimana sikap sopan gadis itu. Rasanya, ia sangat mengagumi gadis itu.

Kekaguman itu lambat laun berubah menjadi rasa ingin memiliki. Perasaan cinta juga ikut tersirat di sana. Bagaimana hanya dengan melihat wajah polos dan menggemaskan gadis itu, mampu membuat degupan jantungnya menggila. Namun, ia tak berani untuk mendekati dan mengutarakan rasanya untuk gadis itu. Ia hanya bisa mengagumi, menguntitnya, dan selalu mengawasi aktivitas gadis itu. Semua aktivitas gadis itu ia perhatikan. Bahkan, banyak sekali ia mengambil foto-foto yang tentu tak diketahui oleh siapapun selain dirinya.

***

Oke gitu aja ya:v
Ini anggep aja part flashback wkwkwk ....
Aduh, lucu tapi gimana Rendy jadi stalker Airin:"

Gimana? Puas?

Masih mau extra part lagi gak???? Ayo jawab ayoo

Apa stop sampai di sini??

Btw, aku open QnA
Buat kalian yang tanya-tanya silakan nanti aku jawab kok:v

Jangan lupa untuk vote dan berikan tanggapan kalian tentang part ini!!!

Sayang kalian semua♥️🥰

Makasih ....

Salam,
nav

31/07/2020

My Cold Stalker (COMPLETED✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang