Bab_ 22🅰

34 6 1
                                    

Adzan asar sudah berkumandang beberapa menit yang lalu, Ammar memilih untuk langsung solat di musholla cafe. Untung saja cafe ini memiliki tempat khusus ibadah orang muslim, pasti si pemilik orang muslim.

Sedang Andre sudah duduk tak mau diajak solat. Tak lama setelah Ammar balik, tampak seseorang bergamis Navy dengan hijab Violet sepadan dengan tema Cafe ini.

"Kak... kak Agatha..," tangan Ammar melambai agar Agatha segera menemukannya.

Agatha berjalan mnyosori para pengunjung yang tampak ramai. Cafe yang didesign begitu manis dengan paduan warna violet dan pink. Bertembok kaca tembus pandang sehingga menampakkan jalanan orang yang berlalu lalang dari dalam cafe. Sesuai dengan namanya, cafe ini begitu MANIS dipandang.

Selangkah lagi posisi Agatha tepat di meja yang Ammar dan Andre tempati, seseorang memanggilnya.

"Agatha..." Agatha terhenti, mencari sumbersuara yang memanggil namanya.

"Assalamualaikum Agatha Syakila"

"Waalaikumsalam"

"Aku pangling Tha liat kamu. Sejak kapan?" tanya pria di hadapan Agatha yang menatapnya dari atas hingga bawah.

"Siapa lagi sih ini Tha..? kamu kayak artis aja. Dimana-mana ada yang manggil. Capek. Aku kek penunggu aja," gerutu Rara yang sejak tadi hanya mengekori Agatha sebagai teman menemaninya kerja kelompok.

"Sstt..," instruksi Agatha pada Rara agar diam.

"Eh perkenalkan mbak nama saya muhammad Ibrahim. Dipanggil Ibra." Ucap pria ini lembuat pada Rara. Tanpa Agatha perkenalkan, dia sudah memperkenalkan terlebih dahulu.

"Boleh saya bicara dengan Agatha sebentar?" pamitnya pada Rara penuh santun. Rara mengerti dengan tatapannya bahwa ia harus pergi.

"Ada apa?" tanya Agatha setelah Rara menghampiri kedua adik tingkatnya yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Bisa kita duduk saja di sana?" tunjuknya ke tengah meja kosong tak diminati pengunjung.

"Maaf, aku disini bukan untuk bersantai tapi untuk mengerjakan tugas," tolaknya sambil menunjukkan buku-buku yang dibawa.

"Kalau memang ada perlu bisa langsung katakan sekarang?"

"Oh, yaudah kalo aku ganggu, maaf. Kamu lanjut aja, aku bilang kapan-kapan," suaranya masih terdengar ke meja di mana Ammar, Andre dan Rara duduk.

Agatha hanya mengangguk kemudian berbalik menuju meja yang selangkah saja akan sampai. Tatapan Rara penuh tanda tanya, namun Agatha abaikan.

"Siapa kak?" tanya Andre tanpa basa-basi.

"Temen."

"Cuma temen?" tanya Andre menyelidik. Agatha mengangguk tanpa keraguan.

"Ah.. kirain lebih dari temen"

"Kenapa kamu? Tidak usah kepo sama urusan orang," sela Ammar.

"Tatapannya beda, sepertinya gue bakal punya banyak saingan Mar."

Benar kata Andre. Tatapan Ibra memang berbeda dan Agatha tidak peduli perihal itu.

"Ngaco lo, saingan apa? memangnya ada lomba?"

"Ya adalah ... masa lo gak tau sih Mar?." Agatha hanya diam mendengarkan percakapan dua bocah yang tak pernah akur ini.

"Ha..? lomba apa?" Kali ini Rara yang menimpali yang sejak tadi sibuk dengan gatgetnya.

"Eh kak Rara.. lomba memenangkan hati kak Agatha." Cengirannya tak merasa berdosa. Tatapan tanya Rara ciut seketika. Sedang Ammar menonjok lengan kiri Andre yang tepat di sampingnya.

Agatha hanya tersenyum menanggapi ocehan adek tingkat yang satu ini. Andre adalah tipe pria humoris, penuh gombalan receh menurutnya. Sudah tidak mempan baginya gombalan sebesar apapun. Apalagi seorang Andre yang kerjanya tiap hari gombalin cewek. Tampang pas-pasan tapi mampu bikin para cewek klepek-klepek.

Agatha melerai suasana yang mulai tak beraturan. Kembali ketujuan awal mengerjakan tugas. Agatha sekelompok dengan Andre dan Ammar. Keduanya laki-laki, maka Rara adalah mangsa untuk menemani dengan alasan agar Agatha tidak sendiri menghadapi dua lelaki.

Agatha melanjutkan kuliah di semester 5 dan mengejar semester 3 sekaligus. Jadi, kuliahnya akan padat selama setahun ini. Dua semester harus ditempuh dalam satu semester.

Tak jarang akan ketemu Andre dan Ammar yang akan membuatnya paham kelakuan mereka sehari-hari. Sedang Rara mengeluh karena tak memiliki waktu untuk sekedar berbagi keluh kesah karena jadwalnya yang padat.

Agar tugas cepat selesai mereka mebaginya.

Setelahnya mereka hendak pulang, Ammar bersama Andre dan Agatha bersama Rara. Namun sebelum bereka beranjak dari lokasi, Andre tiba-tiba berbalik dan menghampiri Agatha.

"Boleh gue mgomong sama Kakak?" Tanya Andre serius.

____________________

Wah wah.... mau ngomong ap nih Andre kira-kira?

Mau ngelamar lagi kah?

Atau ... ehk.

Andrenata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang