Bab_ 17🅰

31 9 22
                                    

Assalamualaikum....

Jumat berkah, sudah pada baca al kahf belum?





Hari-hari aktif seperti ini, tidak pernah ada lahan parkiran renggang, selalu ramai. Untung saja setiap gedung memiliki parkiran masing-masing. Bagaimana tidak? Bayangkan saja kalau semua mahasiswa yang jumlahnya ribuan bahkan puluhan ribu dari yang masih semester awal sampai semester tua memarkirkan kendaraannya disatu tempat.

Dan tidak bisa terbayangkan lagi kalau setiap mahasiswa berjalan kaki dari arena parkir ke gedung fakultasnya, sedang jarak dari gedung ke gedung kalau dihabisi berjalan kaki akan patah rasanya.

"Hai, Manis!" Kerlingan mata Andre seperti biasa menjadi senjata tersendiri untuk menaklukkan gadis-gadis yang ia mau atau bahkan hanya sekedar ingin membuat tersipu.

Tapi tidak untuk gadis yang disapanya kali ini, ada perasaan aneh yang sedikit tersentil karena pembahasan Mahram kemarin. Terlebih penjelasan Ammar yang kemarin membuat Andre semakin tergerak untuk tahu gadis di depannya ini.

"Siapa, sih Tha?" Bisaik gadis berhijab minim yang dilipat di dadanya.

"Adek tingkat yang aku ikutin kelasnya." Jawab Agatha pada perempuan di sampinya yang sudah menatap garang Andre.

"Assalamualaikum, Andre." Agatha tersenyum sekilas. "mau masuk kelas?"

"Eh, em wa-waalaikumsalam," jawab Andre kikuk, senyum yang ditebarnya untuk menarik pesona seketika berubah kaku.

Tidak lama, ekspersinya berubah cair kembali. "Nggak kok, bukan mau masuk kelas, tapi sengaja mau nemuin lo, eh kamu, eh bukan deh, gue mau ketemu bidadari yang Tuhan kirim buat gue, dan namanya Agatha."

Uhukk ...

Seseorang yang berada di samping Agatha terbatuk-batuk karena tersedak napasnya sendiri, sedang Agatha pun sebenarnya sama, namun ia bisa menahannya, terlebih perihal gombalan seperti ini sudah biasa ia hadapi, sudah kebal dengan gombalan receh seperti yang dilakukan laki-laki didepannya ini.

"Eh, mbaknya kenapa?" Andre pura-pura kaget, padahal ia sadar ini karena ulahnya.

Si Mbak yang dimaksud melambaikan tangannya, berusaha menetralkan batuknya.

"Lo punya adek tingkat macam ini, Tha? Sumpah kalo lo gue, udah gue pecat nih."

Andre dengan gaya sok coolnya, menatap gadis yang baru saja berbicara dengan tersenyum sambil menepu-nepukkan kedua telapak tangannya, lalu sebelah kanannya diulurkan.

"Belum tahu gue, kan? Kenalin, Andrenata. Pria tertampan sejagat hutan."

Hfftt ...

Kedua gadis yang sedang berdiri diparkiran ini menahan tawanya, sedang tangan Andre yang sedari tadi melayang tak bersambut. Ia lupa, Agatha tidak mau bersalaman, pasti temannya sama, tapi melihat pakaiannya yang lebih santai, tidak tertutup dan selonggar seperti yang Agatha pakai, mungkin tidak sama dengan Agatha.

"Eh, Kelas udah mau masuk, Ra. Aku kekalas dulu ya."

Agatha berbalik, meninggalkan Rara yang masih berdiri diparkiran karena kelasnya masih akan mulai 15 menit lagi, sedang Andre masih terpaku pada tangannya yang melayang tapi diabaikan.

Setelah Agatha sudah beranjak dua langkah dari tempatnya, baru Andre sadar dan berusaha mengejar Agatha.

"Eh, Agatha, tungguin gue donk, aku kan--," ucapnya terhenti, pun dengan langkahnya. Semacam kerahnya tersangkut, tapi tidak ada ranting pohon yang akan menariknya, pohon-pohon dikampusnya menjulang tinggi, dan Andre tidak setinggi pohon.

Kerah yang tadinya merasa tertarik kini semakin kencang ditarik dan membuat tumbuh Andre berputar 180 derajat.

"Lo bilang apa? Agatha? Gak sopan banget yah lo sebagai adek tingkat."

Agatha yang langskahnya sudah lumayan jauh, tapi mendengar sahabatnya bersuara ia menoleh keasal suara dan menggeleng-geleng kepalanya, sabar. Entah apa yang akan diperdebatkan keduanya, Agatha tidak peduli, ia takut terlambat masuk kelasnya.

"Ya terserah gue dong, mau bilang bebeb kek, sayang kek, kan gue yang manggil. Si pemilik nama aja nggak sewot kok lo yang sewot sih?"

Jleb. Sahabat Agatha yang bernama Rara ini seketika bungkam. Baru kali ini ia kalah berdebat, bahkan sama bocil, adik tingkatnya.

"Ya ... tapi lo diajarin sopan nggak sih? Haaahh ... udah lah terserah lo. Sana-sana masuk kelasnya," kesal Rara sambil mendiring Andre keras hingga membuatnya sedikit terjungkal.

"Heran deh gue, punya adek tingkat ko yo edhan," bisiknya pada diri sendiri.

Sampai di kelas, Ammar sudah dipastikan nangkring ditempatnya, tas Andre pun yang tadi Ammar bawa sudah duduk di kerajaannya, di belakang Ammar.

Andre mengambil tasnya, berniat duduk di sebelah Agatha lagi, mumpung mata kuliah hari ini bukan Pak Amrud.

"Mau kemana And?" tanya Ammar saat Andre sudah menyampirkan tas di punggungnya.

"Mau duduk di depanlah," ucapnya dikeras-keraskan. "sama Agatha," bisiknya mnunduk, mendekatkan bibirnya ke telinga Ammar agar dengar.

Ck.

Ammar berdecak heran.

"Eh, And." Andre menghentikan langkahnya yang hendak menyusuri kursi-kursi. "Kamu nggak manggila kakak?" Andre menautkan alisnya.

"Maksudku, kamu manggil kak Agatha cuman namanya, tidak enak di dengar, kurang sopan, And."

Untuk kedua kalinya Andre mendapat teguran perihal panggilannya pada Agatha. Andre berdecak sebal.

"Terus gue harus manggil apa?"

"Ya apa gitu, mbak misal, atau kakak kan bisa?"

Andre memutar bola matanya malas, "gue bisanya manggil sayang," katanya lalu pergi mengabaikan Ammar.

"Hai, Agatha manis, semanis tebu, eh, lebih deng, hehe." Andre dengan gaya absurdnya mengambil posisi duduk di samping kanan Agatha yang keseringan kosong.

"Ck. Sopan dikit napa Andre, kakak tingkat tuh," gerutu cewek yang tepat duduk di belakang Agatha dan mencubit lengan kiri Andre pelan.

"Ya terus masalahnya di mana? Gak sopannya di mana?"

"Kakak tingkat itu, lebih sopan kek manggilnya, kakak gitu."

Andre terlalau bosan mendengar teguran ini lagi, lagi dan lagi.

"Gue bisanya manggil sayang." Dan kepalanya beralih menatap di mana posisi Agatha berada. "Iya nggak sayang?"

"Mau apa lo? Gak terima?" Katanya lagi berbalik menatap teman yang tadi menegurnya.

Dan si teman mengabaikan. Percuma bicara dengan Andre yang memang begitu adanya.

Begitupula dengan Agatha yang merasa geli dipanggil sayang tapi mencoba dia abaikan.






Makin gak jelas ya makin kesini..🤣🤣

Jangan lupa al kahfinya ya... biar disinari cahaya antara dua jumat😇

Apa harapanmu buat Andre?

Harapanmu buat Ammar?

Andrenata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang