Enam Belas

51 7 0
                                    

Budayakan vote sebelum berselancar di dunia cerita saya 😊

~♥~

Jadi sesuai tawaran Alan dkk tadi, Shasha dan Ayla setuju. Shasha sih mau saja, tapi dia tidak terlalu se-excited Ayla. Justru gadis itu yang bersemangat ingin membalas dendam kepada Karen. Akhirnya, di sinilah mereka berlima. Di dalam perpustakaan bagian paling belakang. Kenapa perpustakaan? Hanya untuk alibi saja. Tidak mungkin mereka pergi ke kantin dan berakhir di terkam guru BK. Jadilah mereka ada di perpustakaan Angkasa ini. Di bilik paling belakang agar tidak ada orang yang menguping rencana mereka.

"Jadi? Kalian dalam rangka apa mau bantuin gue?" tanya Shasha heran kepada ketiga cowok itu.

"Ha? Bantuin temen sendiri harus ada alasan gitu?" tanya Alan sambil menatap Shasha, eh yang ditatap dah macam kepiting rebus:v

"Eh? Nggak gitu. Maksud gue ya heran aja, nggak ada angin nggak ada hujan, kalian tiba-tiba nawarin diri buat bantu balas dendam ke Kak Karen," jelas Shasha disertai anggukan Ayla.

"Ya bukan apa-apa sih. Sebenarnya yang ngebet mau bantu, nih anak dua! Kan para cabe yang ganggu lo dari kemarin sampai hari ini, cem cemannya mereka berdua. Jadi mereka berdua tuh ngerasa bersalah, tapi gengsi kegedean. Akhirnya gue juga yang harus ribet kaya gini!" jelas Diko penuh drama yang langsung mendapat tatapan tajam dari dua cowok lainnya.

"Dik, samsak gue di rumah rusak. Lo mau gantiin nggak?" tanya Alan sambil menekan pundak Diko cukup kuat, sampai si empunya sedikit merintih.

"L, Lan, gu, gue--"

"Claudia gue jodohin aja!" tukas Chandra tanpa menatap Diko.

"Akhh!!!! ALAN GILA! SAKIT TAI PUNDAK GUE! LO MAU MATAHIN TANGAN GUE HA?!" jerit Diko saat Alan makin menekan pundaknya.

"Heh toa! Ini perpus bego! Lo mau kita diusir berjamaah gara-gara mulut toa lo itu?!" ujar Alan panik sambil membekap mulut Diko, tangannya sudah tidak lagi menekan pundak Diko.

"Dasar Diko bego! Ngerusuh banget sih lo?!" ketus Ayla sambil sambil menatap Diko tajam.

Sedangkan Shasha dan Chandra? Mereka langsung siaga 1 melihat petugas perpustakaan. Untung saja petugas perpustakaan sedang di ruangannya, yang agak jauh dari tempat mereka sekarang. Chandra lantas memberi kode kepada Alan kalau situasi aman terkendali. Setelahnya cowok itu langsung melepas tangannya yang ada di mulut Diko.

"Bhuuaah! Hoek! Hoek!"

"Lo kenapa, Dik? Sakit?" tanya Shasha bingung saat melihat Diko seperti orang mau muntah, mukanya juga agak pucat sedikit.

"Hah, ben, thar. Hah, hah, ghii, lah loh Lahn! Thanganh loh bhhaauuh bhanget!" ucap Diko terengah-engah.

"Hah? Bau? Oh iya gue lupa. Tadi sebelum ke kelas gue boker dulu, lupa belum cuci tangan. Hehe, sorry ya Dik!" ujar Alan seakan tak punya dosa sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Hah?!" koar keempat orang di depan dan samping Alan kaget.

Chandra yang tadi duduk di samping Alan langsung pergi menjauh. Begitupun Shasha dan Ayla, Diko bahkan langsung menuju jendela yang mengarah ke halaman belakang perpus. Memuntahkan segala isi perutnya, padahal yang keluar hanya air saja_-

"Ih gila! Jorok banget sih lo, bekantan?!"

"Tau! Tampang aja cakep, kelakuan kaya manusia hutan! Jauh-jauh sono lu!"

"Go away!"

Berbagai seruan mengusir Alan langsung keluar dari mulut Shasha, Ayla dan Chandra. Bahkan Diko yang selesai memuntahkan isi perutnya, langsung mengambil sebuah buku dan melemparkannya ke Alan.

FRIENDZONE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang