Dua Puluh Tujuh

40 7 0
                                    

Mungkin benar kata Chandra. Mencoba mengalihkan perhatian kita ke suatu hal, bisa sejenak membantu melupakan segala masalah. Seperti yang dilakukan Shasha kini. Di kamarnya yang berada di lantai atas, gadis itu sedang sibuk membongkar seluruh isi koper milik Keenara. Tenang, itu bukan koper berisi baju atau keperluan Keenara yang lain. Melainkan koper khusus yang dia siapkan untuk membawa segala macam hadiah. Masih ingatkan saat Keenan tiba di bandara sambil membawa dua koper? Salah satu koper itu adalah koper hadiah milik Keenara.

"Wagelaseh! Lo borong satu toko atau apaan sih Nar? Banyak banget gila!" pekik Shasha antusias melihat segala hadiah yang ada di dalam koper.

"Bukan satu toko ini mah! Satu department store gue borong!"

"Ck! Iya tau, anak sultan mah bebas! Ihh, ini sepatunya bagus banget astaga! Lucu anjirr,, Nar gue mau yang ini ya? Ya ya? Plisss!!" bujuk Shasha sambil mengandalkan puppy eyes-nya.

Keenara terkekeh pelan melihat aksi gadis di depannya ini, "Iya iya. Tuh sepatu juga buat lo kok! Gue tuh hapal banget sama lo. Nggak akan mau gue kasih hadiah make up ataupun baju! Jadi gue siapin sepatu ini sama ini dia,, taraaa!!"

Keenara memperlihatkan sebuah slingbag Channel kepada Shasha. Sontak bola mata Shasha melotot seperti ingin keluar saja dari tempatnya. Hei, siapa yang tidak terkejut? Itu slingbag keluaran terbaru dari Channel. Bahkan baru ada 5 biji di dunia dan Keenara dapat salah satunya! Salah tidak kalau Shasha berpikir barang itu palsu?

"Nggak usah mikir ini KW! Ini asli tau nggak?! Gue sampai bela-belain minta tolong ke cowok yang pernah gue tolak, buat beliin tas ini. Kurang baik apa coba gue sama lo?" jelas Keenara seolah tahu apa yang ada di pikiran Shasha. Shasha terkesiap sebentar lantas memeluk erat tubuh sepupunya itu.

"Huhu, Naraaa.. Gue nggak tau kalau lo sebaik ini. Terima kasih banget! Thank's a lot! You really make me happy now!"

"It's okay! If you happy, i'll happy too! Udahlah, nggak usah sok mellow gini. Eh, Sha? Lo ada paperbag banyak gak?" tanya Keenara seraya melepaskan pelukannya.

"Paperbag? Ada banyak. Nggak tau mama gue beli satu dus kemarin," jawab Shasha membuat Keenara membulatkan matanya.

"Gila aja! Buat apa paperbag satu dus anjir?!"

"Nggak tau. Katanya buat bahan kerajinan sekolah Devin. Padahal si Devin cuma butuh dua doang. Mama malah beli satu dus. Pas ditanya cuma bilang, 'Nggak papa. Siapa tau nanti butuh-butuh lagi!' auto ngakak gue anjir!" jelas Shasha sambil terkekeh geli.

"Ya kan pada akhirnya ucapan Mama Dewi bener kan? Enak lo, Mama Dewi orangnya loyal. Lah bunda? Duh, gue padahal cuma minta uang buat beli kuota doang di ceramahin 2 jam!"

"Anjirlah! Gitu juga dia nyokap lo Nar. Terus kalau Bunda Shilla orangnya nggak loyal, lo dapet duit buat beli semua barang ini dari siapa? Di London nggak ada tempat ngepet kan?"

Plak!

"Sembarangan kalau ngomong! Lo kira gue beli hasil uang ngepet apa?!" ketus Keenara setelah berhasil memukul pelan bahu Shasha.

"Ish! Iya udah sih, gitu aja pake mukul. KDRP ini namanya!"

"KDRP apaan lagi Shasha??"

"Kekerasan Dalam Ranah Persepupuan!"

Oke, tolong ingatkan Keenara jika gadis di depannya ini adalah sepupunya. Dia sedang dalam mood yang buruk dan Keenara sedang berusaha menghiburnya. Tapi kenapa malah mood Keenara yang jadi buruk?

"Serah lo! Kelamaan gaul sama Diko lo kayanya, jadi ketularan nyebelin tau nggak?"

"Ih, jangan sama-samain gue dan tuh toa masjid! Eh btw, lo kok bisa kenal Diko?" tanya Shasha membuat Keenara sedikit gelagapan.

FRIENDZONE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang