Setelah malam itu Shasha dan Keenara berbaikan, mereka kembali melanjutkan aktivitas seperti biasa. Bersekolah, mengikuti eskul, belajar. Sama seperti pelajar pada umumnya. Tak terasa hampir dua minggu berlalu sejak kegiatan ekstra-mos. Kini dua eskul di SMA Angkasa kembali disibukkan oleh kegiatan baru. Eskul yang terlibat adalah eskul basket dan dance modern. Jika kalian paham, kegiatan yang akan mereka ikuti adalah turnamen basket. Turnamen basket yang diadakan setiap setahun sekali. Turnamen antarsekolah se-Jabodetabek. Tahun lalu turnamen diadakan di SMA Brawijaya. Tahun ini turnamen akan diadakan di SMA Cakra. Alan dan Arletta selaku ketua masing-masing eskul tampak sibuk saat ini. Mereka bahkan mendapat dispensasi satu hari full untuk berlatih.
"Huaa, capek banget gue!" erang Arletta setelah selesai latihan bersama rekan satu tim nya.
Tim dance dipilih sebagai tim pemandu sorak. Biasanya yang dipilih bisa dari eskul dance atau cheerleader. Berhubung tahun lalu mereka memakai jasa cheerleader, sekarang mereka ingin menampilkan keunggulan tim dance mereka. Anggota dance yang ikut berjumlah 6 orang. Perpaduan antara kelas XI dan X. Ada Arletta sebagai ketua eskul dance, Ayla, Keenara, Adinda, Shiva dan Marsya. Sedangkan tim basket ada dua tim. Yaitu basket putra dan putri. Nayra ikut dalam basket putri. Bisa dibilang hampir sebagian geng Alan ikut berpartisipasi dalam turnamen ini.
"Hellow epribadeh!! Prince charming kalian datangg!!" ujar Diko heboh sambil membawa rentengan berisi minuman dan makanan ringan.
Diko tak sendiri, ada Shasha dan Chandra yang mengekor di belakangnya. Mereka bertiga sengaja tidak pulang dulu karena ingin menunggu teman-teman mereka latihan.
"Dih, si pengacau datang!" sindir Ayla sambil bergidik ngeri.
"Lo bisa nggak sehari aja, nggak usah sensi sama gue?" tanya Diko.
"Nggak bisa. Tiap lihat muka lo gue bawaannya sensi terus!" jawab Ayla lantas mengambil sebotol minuman isotonik.
Diko hanya mendengus kesal, sedangkan lain hanya tertawa kecil melihat perdebatan keduanya.
"Lombanya tiga hari lagi ya?" tanya Shasha.
"Hooh, cepet banget dah. Perasaan kaya baru kemarin seleksi anggota," tutur Alan.
"Fighting guys! Kalau nggak menang, nggak usah sekolah deh lo pada!" ujar Chandra enteng. Yang lain auto memandangnya sengit.
"Apa? Ngapain ngelihatin kek gitu?" tanya Chandra risih.
"Enak banget ya bilang kek gitu!"
"Belum pernah gue cocolin sambel semangkuk ya Chan?"
"Mau gue beliin bom nggak mulut lo Chan?"
Chandra hanya diam sambil meneguk ludah kasar. Rupanya dia sudah salah berkata. Lagipula kenapa teman-temannya begitu sensitif hari ini?
"Y-ya nggak mau lah! Jangan ngelihatin gue kaya gitu!" sergah Chandra lalu memalingkan mukanya.
"Makanya Chan, jangan seenaknya nyeplos. Lo kira gampang apa tanding lawan tim yang jago-jago itu?"
"Ya makanya latihan yang serius Nay. Lo katanya udah pro main basket. Lawan kek gitu mah kecil, ye kan?"
"Serah lo Dik!"
"Tim dance udah ready semua?" tanya Shasha mengalihkan pembicaraan.
"Udah dong. Seratus persen! Kostum sama make up juga udah beres. Tinggal finishing doang," jawab Arletta semangat.
"Semangat pokoknya buat kalian. Nanti kita nonton kok pas tanding!" ujar Shasha menyemangati.
"Oh ya Chan, anak Xavier jadi ikut nonton?" tanya Alan dan Chandra mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [COMPLETED]
Teen FictionSaat rasamu berkembang tapi terhalang tali pertemanan? Kisah realita kehidupan remaja SMA, sukaduka dan pahitnya kehidupan. Drama pertemanan dan asmara menjadi satu dalam satu lingkup cerita. Kisah pertama dari Xavier Series Semoga suka 😊 Start: 4...