Hari hari berlalu, tapi hubungan Alan dan Shasha tetap tak membaik. Alan yang tidak mau meminta maaf membuat Shasha makin muak padanya. Di kelas pun mereka sama sekali tidak bertegur sapa. Meskipun saat mereka mendapat kelompok yang sama, tidak ada interaksi antar keduanya. Keenara merasa bersalah melihat renggangnya hubungan dua orang ini. Alan yang mendadak dingin ke Shasha dan Shasha yang cuek pada Alan. Bahkan seluruh Angkasa sudah tahu akan berita ini. Tapi untung saja mereka tidak tahu penyebabnya, mereka masih tutup mulut karena ancaman Diko.
Keenara juga tak jarang mendapati Shasha merenung, melamun bahkan menangis. Keenara jadi tambah tidak tega kepada Shasha. Jadi hari ini, pulang sekolah Keenara berencana menghibur Shasha dengan mengajak gadis itu ke cafe. Devin tidak ikut karena ada kerja kelompok. Jadilah mereka berdua saja ke cafe. Cafe ini berada di dekat dengan SMA Angkasa. Cafe D'Arlun namanya. Shasha seperti tidak asing dengan cafe ini. Dia tidak pernah mengunjungi cafe ini sebenarnya, tapi entah kenapa ada yang mengingatkannya tentang cafe ini.
"Sha?" panggil Keenara membuyarkan lamunan Shasha.
"Ha? Iya?"
"Lo ngelamun lagi? Ayo dong Sha, gue ngajak lo ke sini buat lupain semua masalah lo. Bukan ngelihatin lo ngelamun lagi!"
"Sorry Nar," ujar Shasha pelan, Keenara tersenyum lantas menyodorkan buku menu ke Shasha.
"Pesen apa aja, gue yang traktir!"
"Bener nih? Tumben baik?" tanya Shasha agak tak percaya.
"Ck, gue baik lo curiga. Serba salah emang gue!"
"Iya iya, ambekan mulu!" ujar Shasha lalu dia memesan.
Pelayan selesai mencatat pesanan Shasha dan Keenara lalu pergi. Tinggallah Shasha dan Keenara sendiri.
"Sha?" panggil Keenara membuat Shasha menatapnya.
"Apa?"
"Lo, masih marah ke Alan?" tanya Keenara penuh hati-hati.
Shasha terdiam, membuat Keenara ketar-ketir. Jangan sampai Shasha menangis atau mengamuk di sini.
"Gue nggak marah Nar. Gue kecewa sama dia," jawab Shasha.
"Maksudnya?" tanya Keenara sekali lagi tak paham.
"Marah sama kecewa tuh beda. Kalau marah masih ada kesempatan buat di maafin. Tapi kalau kecewa? Susah buat menyembuhkan hati yang kecewa Nar. Kecewa itu ada saat kepercayaan kita dirusak. Alan udah merusak kepercayaan gue, kalau dia nggak akan pernah nginjak harga diri gue. Tapi dia merusak semuanya Nar, gue kecewa sama dia," jelas Shasha panjang lebar. Keenara bisa melihat sorot kecewa dan kesedihan dalam mata Shasha.
'Gue kelihatan jahat banget, misahin lo sama Alan, Sha!'
"Iya udah gue paham. Tapi untuk hari ini, lo nggak boleh yang namanya ngelamun lah atau apapun itu. Sekarang lo cuma harus bahagia, lupain masalah yang lalu!" ujar Keenara membuat Shasha tersenyum.
Tak lama pesanan mereka datang dan betapa terkejutnya kedua gadis itu, saat melihat siapa pelayan pria itu.
"Tarra?" beo Shasha, sedangkan Tarra hanya menatap Shasha sekilas sambil tersenyum tipis.
"Lo kerja di sini, Tar?" tanya Keenara.
"Lo pikir?" tanya Tarra balik membuat Keenara menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Y-ya harusnya kerja sih. Eh, tapi kok gue baru tau lo kerja di sini?"
"Gue kerja udah seminggu," jawab Tarra datar.
"Jangan datar gitu kenapa? Nanti pelanggan di sini pada takut sama lo, terus mereka nggak mau ke sini lagi gimana?" ujar Shasha membuat Tarra memutar bola matanya. Lantas dagunya menujuk ke berbagai arah yang di tempati beberapa remaja sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [COMPLETED]
Teen FictionSaat rasamu berkembang tapi terhalang tali pertemanan? Kisah realita kehidupan remaja SMA, sukaduka dan pahitnya kehidupan. Drama pertemanan dan asmara menjadi satu dalam satu lingkup cerita. Kisah pertama dari Xavier Series Semoga suka 😊 Start: 4...