Tiga Puluh Enam

39 7 0
                                    

Setelah kejadian Tarra pingsan, Shasha ikut menginap di basecamp. Keenan menyediakan kamar khusus untuk Shasha, tepat di sebelah kamar Tarra. Keenan yang sudah mengetahui hubungan Shasha dan Tarra, tidak kaget dan tak banyak bertanya. Tarra di rawat oleh Shasha sampai keesokan harinya. Keesokan paginya, tubuh Tarra sudah tidak demam lagi. Pemuda itu bahkan sudah bisa keluar kamar dan niat hati ingin membuat kopi. Tapi gerakannya terhenti saat sebuah suara menginstrupsinya untuk diam.

"Lo mau ngapain? Udah enakan?" tanya Shasha dengan muka bantalnya.

Tarra yang melihat itu terkekeh kecil, gadis di depannya ini sungguh menggemaskan.

"Mau buat kopi. Lo nginep sini?" tanya Tarra balik yang dibalas deheman oleh Shasha.

Shasha melangkah mendahului Tarra menuju dapur. Mengambil panci dan memanaskannya. Lalu mengambil satu cangkir dan satu kaleng susu kental manis coklat. Shasha membuatkan susu coklat untuk Tarra. Tarra menghampiri adik angkatnya itu.

"Nggak suka susu. Buat kopi aja!" ujar Tarra datar.

"Nggak boleh Tarra. Lo masih sakit, masa mau minum kopi pagi hari ini? Susu coklat aja!" tolak Shasha.

"Ck, gue nggak suka Sha!"

"Dan gue nggak suka dibantah! Nurut atau gue ngambek sama lo!" ancam Shasha membuat Tarra terdiam.

Baiklah, Tarra diam saja. Marahnya Shasha sungguh menakutkan. Jadi Tarra memilih duduk di kursi meja makan sembari menunggu Shasha membuatkannya susu coklat. Beberapa saat kemudian, Shasha datang dengan membawa dua cangkir susu coklat. Tarra mengernyit heran, padahal tadi dia hanya mengambil satu cangkir kenapa sekarang ada dua?

"Satunya buat siapa?" tanya Tarra.

"Gue. Lagi malas buat sarapan, jadi minum susu aja. Nanti sarapan di sekolah aja!" jawab Shasha lantas duduk sembari meminum susu coklatnya.

"Lo nggak siap-siap? Udah jam enam btw!" celetuk Tarra Saat Shasha baru menghabiskan setengah cangkir susu coklatnya.

Hebat! Padahal itu masih sedikit panas. Cepat sekali gadis ini meminumnya? Benar-benar pecinta coklat!

"Aduh! Iya anjir udah jam 6! Ih, lo kok baru bilang Tarra ish!" rutuk Shasha kesal lalu dengan segera meminum susu coklatnya, padahal itu masih panas pasti..

"Aw!! Panas!" ringis Shasha saat panasnya susu coklat menguar di dalam mulutnya.

Tarra hanya terkekeh pelan, lalu mengambil tisu dan membantu membersihkan susu coklat yang berlumuran di sekitar bibir Shasha. Gadis itu hanya diam saja sambil terus mengipasi bibirnya.

"Ekhm!" suara deheman membuat kedua insan yang terduduk itu menoleh.

Terlihat Chandra yang sudah siap dengan seragamnya, tengah berdiri sambil menenteng sebuah paperbag. Kedatangan Chandra, membuat Tarra langsung menurunkan tangannya. Dalam hati Tarra merutuki perbuatannya. Bisa gawat kalau sampai Chandra cemburu, meski dia tahu Chandra bukan tipe yang seperti itu. Chandra berjalan mendekati Tarra dan Shasha. Pemuda itu menyodorkan paperbag kepada Shasha yang langsung diterima oleh Shasha.

"Seragam? Punya gue?" tanya Shasha.

"Hm, tadi gue dititipin sama Bang Keenan. Buruan siap-siap, berangkat bareng gue!" tukas Chandra dan tanpa basa-basi Shasha pergi meninggalkan kedua pemuda itu.

Sepeninggal Shasha, Chandra duduk menghadap Tarra. Chandra melihat dua cangkir susu coklat yang hampir habis.

"Tadi Shasha buatin gue susu coklat. Terus karena takut telat, dia buru-buru minum susunya. Padahal masih panas dan mulutnya belepotan!" jelas Tarra sekali tarikan nafas.

FRIENDZONE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang