Dua Puluh Enam

42 6 0
                                    

Kini Nala, Keenan, Keenara, Tarra dan Kean sudah berada di Cafe Nala. Tadi sesuai ucapan Nala, dia benar-benar hendak membicarakan masalah Shasha dan Alan. Kini kelima remaja itu sedang duduk melingkar di ruangan milik Nala.

"Ada apaan sih bang? Lo mau ngomong apa? Kenapa libatin Shasha dan Alan juga?" tanya Keenara terlanjur penasaran.

"Jadi gini, gue mau ngomong sama kalian. Tolong jangan ada yang motong ucapan gue. Jangan ada yang marah juga. Jangan salah paham, tunggu gue selesaiin ceritanya. Paham?!" jelas Nala membuat empat orang di depannya mengangguk paham.

"Jadi gini. Alan, Shasha, Diko, Chandra sama satu lagi sahabat Shasha namanya Ayla. Mereka teman sekelas. Gue nggak tau kapan pastinya, tapi Alan memperlakukan Shasha beda. Karena perlakuan sialannya itu, Shasha jadi baper sama dia. Shasha suka sama Alan!"

Deg!

Entah kenapa hati Keenara terasa perih. Matanya juga kian memanas. Kenyataan apa ini? Bagaimana bisa Shasha suka pada Alan?

"Shasha nggak tau sama sekali kalau Alan punya pacar. Dia bahkan mencoba buat menghilangkan rasa suka itu, tapi cowok berengsek itu dengan mudahnya menghancurkan usaha Shasha. Tiga hari yang lalu Shasha dan teman-temannya pergi liburan. Kalian tau apa yang terjadi pada Shasha waktu dia pulang?" Nala menghela nafas sejenak, susah ternyata menjelaskan semuanya dengan menahan emosi.

"Shasha nangis. Dia kecewa sama diri dia sendiri. Dia kecewa sama takdir. Dia sakit hati saat tau kenyataan kalau Alan udah punya pacar. Kalian tau sendiri Shasha susah suka sama cowok, sekalipun nggak pernah. Tapi kenapa sekalinya dia suka harus dapatin kenyataan yang menyakitkan? Apa salah Shasha? JAWAB GUE APA SALAH SHASHA?!" erang Nala frustasi. Matanya bahkan sudah berair. Dia tak sanggup bila mengingat bagaimana menderitanya Shasha tiga hari yang lalu.

Keenara mendekat kepada Nala. Dalam sekali gerakan tangannya sudah melingkar sempurna di perut Nala.

"Hiks, maafin Keenar bang. Hiks, nggak hiks seharusnya Shasha ngerasain hal itu. Ha-harusnya Keenar yang sakit hati. Hiks, Keenar yang udah ninggalin Alan. Kenapa harus Shasha yang ngerasain sakit itu?"

"Nggak! Bukan salah lo Keenar. Hei, liat abang. Bukan lo yang salah dek, cuma keadaannya yang sama sekali nggak berpihak ke lo. Kalau pun ada yang harus disalahkan, Alan orangnya. Dia tau kalau masih mengharapkan kamu tapi kenapa harus memberi harapan palsu kepada Shasha?"

"Keenar hiks nggak tau bang. Keenar kenal Alan, hiks dia bukan tipikal cowok yang mudah berpaling."

"Udah, kita pikir ini nanti aja. Gue minta ke kalian, jangan ada yang kasih tau Shasha kalau pacar Alan itu Keenara!" titah Keenan membuat semua yang ada di situ mengernyit heran.

"Bukannya bagus kalau Shasha tau dari awal bang?" tanya Kean.

"Keadaan Shasha nggak memungkinkan. Gue takut dia drop saat tau kalau sepupunya adalah pacar dari cowok yang dia suka!"

Penjelasan Keenan ada benarnya juga. Keenara dan Nala tidak tahu lagi apa yang akan dirasakan Shasha saat tahu siapa pacarnya Alan. Gadis yang selama ini dia sayangi bak saudara kandung.

~♥~

Sumpah demi apapun, Shasha sangat dongkol sekarang. Lihat saja nanti saat pulang, Shasha jamin Nala akan mendapat potongan rambut baru. Bisa-bisanya dia menyuruh Chandra mengantarnya pulang. Tidak bisakah Kean saja yang mengantarnya pulang? Setidaknya dia bisa mencairkan suasana, mengingat sifat Kean sebelas dua belas dengan Diko. Tapi ini? Si kutub berjalan Angkasa. Oh ayolah, Shasha tidak tahan berada satu mobil tanpa mengoceh.

"Chan? Lo nggak ada topik apa gitu yang enak diobrolin? Gabut banget guee!" erang Shasha frustasi membuat Chandra melirik gadis itu sekilas sambil tersenyum tipis.

FRIENDZONE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang