Empat Puluh Tiga

40 6 0
                                    

Turnamen akan dimulai sekitar 25 menit lagi. Para siswa sedang asik bersantai, termasuk para anggota Xavier ini. Ruang eskul basket menjadi markas dadakan mereka. Ruangan yang awalnya tenang, sekarang menjadi ramai karena kedatanga Trio Wekwek. Belum lagi ditambah Arletta dan Ayla, cocok sekali. Shasha yang baru datang pun dibuat heran sendiri dengan tingkah laku teman-temannya itu. Dia langsung berjalan menuju Tarra, Keenara dan Chandra yang sedang duduk.

"Lo darimana sih Sha? Nyasar?" tanya Keenara.

"Nggak kok. Tadi abis ngobrol bentar sama Rio," jawab Shasha.

Tarra dan Chandra sama-sama menoleh ke arah Shasha saat mendengar nama Rio. Shasha yang merasa ditatap jadi merasa aneh sendiri. Keenara pun sama, dalam hati mereka heran dengan sikap dua pemuda ini.

"Apaan sih? Kenapa lihat gue kaya gitu?" tanya Shasha risih.

"Ngapain?" tanya Tarra balik.

"Hah?! Ngapain apanya?" tanya Shasha bingung.

"Sama Rio, ngapain aja?" ujar Tarra memperjelas.

"Ohh, bilang dong. Nggak ada sih, gue cuma ngucapin makasih soalnya dia udah donorin darahnya waktu itu. Gitu doang kok, nggak usah mikirin yang macam-macam deh. Kakak lo sendiri tuh!"

Tarra mendengus saat Shasha mengucapkan kata kakak. Pemuda itu beranjak dan menemui anggota inti yang lain.

"Woi, pokoknya kalau sampai diantara tim kita bertiga ada yang kalah duluan, harus traktir starbuck 1 minggu!" ujar Diko kompor.

"Buset dah, bangkrut yang ada! Lo mah enak uang bulanan 10 juta, lah apa daya gue?" ungkap Kean tak setuju.

"Hooh! Lo aja sono yang traktir kita di starbuck! Ya nggak Ke?"

"Yoi Kai!"

"Alah lo berdua! Lo bukannya sering menang race Ke? Hadiahnya juga selalu 10 juta ke atas! Lo juga Kai, tinggal minta sama Nathan lah. Kan kakak lo itu olshopman sukses!" ucap Diko.

"Alah olshopman apaan! Tiap customer mau cod pasti yang disuruh pergi gue! Dasar tukang suruh!" cibir Kai.

"Gitu ya Kai. Gue masih simpen kartu AS lo lohh, gue bilangin mama mampus lo nginep selamanya di rumah Lia! Diusir sekalian dari rumah!" ancam Nathan.

"Ya ampun kak! Ya jangan lah, jahat lo sama gue. Gue kan anak baik-baik, selalu taat ibadah!"

"Taat ibadah ndasmu! Keluarga hari minggu ke gereja, lo malah kelayapan ke cafe! Itu yang di bilang taat ibadah?" sindir Nathan membuat Kai mati kutu.

"Yahh, ternyata bolong ibadah! Heh Kai, rajin ibadah mendingan. Kita nggak tau umur sampai kapan. Kali aja nanti sore--"

"Lo doain gue tamat Ja?" sinis Kai.

"Belum selesai gue ngomong! Kali aja nanti sore lo bisa dapet hidayah, terus rajin ke gereja deh!" lanjut Raja.

"Pantesan tiap minggu pagi lo selalu ada di basecamp. Gue kira lo berangkat gereja kepagian, eh ternyata nggak pergi!" ujar Manu.

"Ya kan gue sebagai anggota yang baik selalu menjaga keadaan basecamp biar aman!" balas Kai membela diri.

"Tapi nggak dengan ngelupain kewajiban lo! Setia boleh, sesat jangan! Lo bisa kan ke gereja dulu, kakak lo sama Manu aja bisa. Kenapa lo nggak?" ucap Alan menasihati.

"Iya iya sorry, minggu depan nggak lagi deh. Janji mulai minggu depan gue rajin."

"Gitu dong! Eh, terus gimana nasib taruhan tadi?" tanya Diko saat ingat akan taruhannya tadi.

FRIENDZONE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang