Suasana sekolah terlihat sama saja. Sudah hampir dua minggu mereka bersekolah, juga hampir dua minggu juga Shasha berangkat dan pulang bersama dua saudaranya itu. Entah kebetulan atau bukan, Devin dan Claudia satu kelas. Jadi Devin tampak senang berada di sekolah. Keenara juga sama, karena Arletta, Nayra juga Ayla sangat welcome padanya. Seharusnya Shasha juga senang, tapi perilaku seseorang membuat harinya jadi aneh. Alan, cowok itu entah kenapa selama dua minggu ini terlihat menjauh dari Shasha. Padahal mereka satu kelas, tapi Shasha merasa mereka jauh sekali. Dengan Alan yang tidak pernah mengganggu Shasha lagi. Jangankan mengganggu, menyapa saja jarang-jarang. Shasha juga merasa, Alan lebih dekat dengan Keenara. Entahlah, saat Shasha tanya pada Keenara gadis itu menjawab kalau Alan masih ingin lepas rindu dengan dirinya. Oke, Shasha masih ingat kalau mereka berdua satu sekolah saat SMP. Tapi hal itu justru mengganjal di pikiran Shasha. Shasha makin curiga kalau Nara pacar Alan, adalah Nara yang sama dengan gadis yang di kenalnya. Tapi hati Shasha sama sekali tidak sejalan dengan otaknya. Shasha terus menyangkal kalau Nara pacar Alan, bukan Keenara sepupunya.
"Hei!" tepukan di bahu berhasil membuyarkan lamunan Shasha.
Gadis yang duduk di bangku taman belakang gedung kelas XI itu mengerjap. Dia menoleh ke samping dan di dapati sosok Chandra yang menatapnya sambil tersenyum.
"Perasaan gue doang atau emang lo setiap ketemu gue selalu senyum?" tanya Shasha heran.
"Lo udah tau alasannya Sha. Lagian gue gini juga ke temen-temen dan keluarga gue kok!" jawab Chandra lalu duduk di samping Shasha.
"Lo ngapain sendiri di sini? Bengong lagi!" tanya Chandra.
"Nggak papa. Pengen aja, pusing kepala gue!"
"Pusing? Kenapa? Lo sakit?" tanya Chandra sedikit khawatir.
Shasha terkekeh, "i'm fine! Gue cuma mumet aja sama esktra-mos nanti. Bingung eskul musik mau nampilin apa!"
"Lo ikut tampil?" tanya Chandra dan Shasha mengangguk.
"Ya nyanyi aja kali Sha. Suara lo bagus, pasti banyak yang mau ikut eskul musik. Apalagi kan anak eskul musik kalem semua, pasti mereka seneng lah!" ujar Chandra panjang lebar.
"Woah, gini aja terus lo Chan. Ngomong panjang lebar, pasti makin banyak deh fans lo!"
Chandra tersenyum, "gue dingin aja masih banyak fans!"
"Idih, mulai deh! Shombong amat!" cibir Shasha.
"Sha? Revan, itu ketua eskul musik kan?" tanya Chandra dan sekali lagi Shasha mengangguk.
"Iya, kenapa?"
"Dua hari yang lalu dia nemuin gue. Dia ngajak gue masuk eskul musik!" ucap Chandra membuat Shasha membulatkan matanya.
"Serius lo?! Wah, masuk ayok Chan! Asik banget kalau lo ikutan! Lagian lo udah masih punya satu eskul. Bakat lo nggak boleh di sia-sia in!" bujuk Shasha antusias.
"Gue pikirin lagi deh. Eskul taekwondo juga masih butuh pengawasan gue Sha. Gue takut mereka keteteran."
"Benar-benar ketua sejati! Eh tapi lo tenang aja deh, soalnya jadwal latihan eskul musik beda hari sama eskul taekwondo. Taekwondo latihan hari rabu dan sabtu kan?" tanya Shasha lantas Chandra mengangguk.
"Eskul musik latihan tiap hari senin. Kalau ada event atau lomba doang latihannya ditambah sama hari minggu. Nggak akan ganggu jadwal latihan lo, sumpah!" bujuk Shasha sungguh niat.
"Lo niat banget bujukin gue? Mau banget ya gue ikut eskul yang sama kaya lo?" goda Chandra sambil menaik turunkan alisnya.
"Ih, Chandra! Sejak kapan lo genit gitu sih? Udah dong, pipi gue merah nih!" gerutu Shasha sambil menangkup kedua pipinya yang memerah. Sedangkan Chandra hanya tertawa geli melihat reaksi Shasha.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [COMPLETED]
Teen FictionSaat rasamu berkembang tapi terhalang tali pertemanan? Kisah realita kehidupan remaja SMA, sukaduka dan pahitnya kehidupan. Drama pertemanan dan asmara menjadi satu dalam satu lingkup cerita. Kisah pertama dari Xavier Series Semoga suka 😊 Start: 4...