Hari ini, hari pertamaku masuk sekolah. Bukannya takut atau gugup karena ditatap oleh banyak siswa, aku malah sebaliknya. Santai, cuek dan dingin.
Saat berjalan, karena tidak memperhatikan sekitar, tanpa sengaja ku menabrak sesorang.
"Aww," ringisnya.
"Eh, maaf. Sini kubantu," ujarku mengulurkan tangan.
Setelah ia berdiri dan merapikan seragamnya, aku langsung pergi meninggalkannya tanpa melihat wajahnya.
***
Aku berjalan mengikuti langkah seorang guru wanita, ia akan mengantarkanku ke kelas baruku.
Sesampainya di depan kelas, ia lalu memberi salam dan mengajakku masuk.
"Assalamualaikum." ucapnya.
"Wa'alaikum salam," jawab seluruh siswa dan seorang guru.
Ternyata kelas yang akan aku tempati ini sudah ada guru yang masuk, jadi agak ketinggalan pelajaran deh.
"Maaf Bu, mengganggu!" serunya bu guru yang membawaku.
"Iya, Bu Sinta. Ada yang bisa saya bantu?"
"Oh, Bu Sinta," gumamku.
"Ini Bu, ada siswa pindahan dari London. Jadi, kepala sekolah meminta saya untuk mengantarnya kemari," jelas Bu Sinta.
"Oh, makasih Bu. Terus anaknya mana?"
"Itu anaknya," jawabnya menunjukku yang ada di belakangnya.
Lalu, akupun masuk dan berdiri didekatnya.
"Nak, nama Ibu Dewi. Sekarang, kamu perkenalkan diri pada teman-temanmu!" titahnya.
Aku hanya mengangguk, lalu mulai memperkenalkan diri.
"Assalamualaikum, semua," ucapku.
"Wa'alaikum salam," jawab mereka.
"Perkenalkan, namaku Gilbriani Mad Husna Alfatih. Panggil aja Al," ujarku.
"Apa ada yang ingin ditanyakan?" tanya Bu Dewi.
"Saya, Bu!" seru seorang cewek.
"Ya, Dinda. Silahkan,"
"Al, kamu itu bule, ya?" tanyanya.
Aku hanya membalasnya dengan senyum simpul.
"Baik, jika tidak ada yang ingin ditanyakan lagi. Sekarang Al, kamu duduk dekat Nadia, ya!" pintanya, "Nadia, angkat tangan!" perintahnya pada siswa yang bernama Nadia itu.
Pelajaran pun kembali dilanjutkan, karena sempat terhenti atas kedatanganku tadi.
Beberapa jam berikutnya, kini bel istirahat pun berbunyi. Semua siswa berhamburan ke kantin untuk mengisi perutnya. Sedangkan, aku malah sibuk dengan buku yang ada ditanganku.
"Hei ... Lo, ngga ke kantin?" tanya seseorang.
"Ngga," jawabku cuek.
"Lho, kenapa?" tanyanya lagi.
"Ngga laper. Ngapain sih, nanya mulu?" ketusku.
"Hehe, maaf. Aku hanya ingin kenalan. Boleh ngga?"
"Hmmm,"
"Kenalin, nama gue Nadia Dwi Putri. Lo, bisa panggil gue Nadia." ujarnya menjulurkan tangan.
"Yes, I know." balasku menerima uluran tangannya.
"Tau apa?" tanya bingung.
"Ya tau, kalau nama lo itu Nadia. 'Kan Bu Dewi udah sebutin tadi," jelasku tanpa menatapnya.
"Hehe ... iya ya," balasnya cengengesan.
Aku yang melihat itu, hanya memutar mata malas. Tidak ingin kepikirann, ku lanjutkan membaca.
***
"Assalamualaikum, Bunda. Al pulang," ucapku memasuki rumah."Wa'alaikum salam, Non." jawab bibi.
"Ayah sama bunda belum pulang ya, Bi?" tanyaku pada asisten rumah tangga itu.
"Iya, Non. Tadi, nyonya nelpon. Katanya tidak bisa pulang sekarang, ada urusan sama klien," jelasnya.
Aku hanya mengangguk, lalu kunaiki satu persatu anak tangga menuju kamar.
Ayah dan bunda memang jarang ada waktu di rumah, selalu saja sibuk dengan urusan masing-masing. Kalau kak Ahsan, pasti masih di kampus.
Setelah membersihkan diri, akupun melaksanakan sholat ashar. Selesai sholat, aku turun ke bawah.
"Bi, Al mau jalan-jalan bentar," pamitku.
"Mau kemana, Non?"
"Itu." Menunjuk sebuah minimarket yang tak jauh dari rumah.
"Ngapain, Non? 'Kan udah tersedia semua dilemari," ujarnya.
"Ngga papa, Bi. Ada keperluan bentar," balasku.
Akupun mengeluarkan motor ninja berwarna hitam kesayanganku. Meski aku memakai kerudung, tapi sikapku agak tomboy. Itulah kenapa nama panggilanku Al.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is My Life [Completed]
RomanceNamaku Gilbriani Mad Husna Alfatih, seorang gadis blasteran Indonesia-Inggris. Aku mempunyai seorang kakak laki-laki, bernama Muhammad Ahsanillah Alfatih. Ayahku seorang pengusaha berkebangsaan Inggris, sedangkan bunda juga seorang pengusaha,namun b...