This Is My Life 12

365 17 0
                                    

Aku hanya bisa menunduk sambil menggigit bawah bibirku, agar tawaku tak pecah. Namun, semakin lama aku tidak bisa lagi menahannya. Bagaimana tidak, melihat Rey yang berlarian kalang kabut kesana kemari.

"Hahah!!" tawaku pecah.

"Malah ketawa, cepatann panggilin bapaknya!" perintahnya.

Tawaku kian meledak, sampai-sampai air mataku menetes.

"Ngapain ketawa coba?" ucapnya berhenti dihadapanku.

"Em, ngga papa. Lanjutin aja!" titahku.

"Atau jangan-jangan kamu ngerjain aku, ya?" tanyanya lagi.

'Duh, sebaiknya kabur deh. Daripada kena masalah.' batinku yang mulai berjalan mundur.

"Mau kemana, hum?" ujarnya seraya mendekatiku.

"Ehh, ngga mau kemana-mana, kok!" ucapku cengengesan.

Satu...
Dua...
Tiga...

"Lari!!!" teriakku.

"Hei ... mau lari kemana, kamu?" balasnya sambil mengejarku.

***
Aku berada dibawah meja makan.

'Moga aja ngga ketahuan ama Rey' batinku.

"Lagi ngapain, neng?"

"Lagi sembunyi nih, bang!"

"Sembunyi dari siapa?"

"Suami gantengku lah, bang. Tolong jangan di kasih tau, ya."

"Ada syaratnya, Neng."

"Syarat? Apa?" tanyaku tanpa menoleh padanya.

"Boleh minta cium?"

"Eh, nih orang. Kagak boleh, yang boleh dan berhak itu hanya suami saya, titik tak pake koma."

Dia hanya ber'oh'ria.

Bentar deh, itu siapa ya?

Akupun membalikkan badan. Oh no! Ternyata itu Rey.

"Ngapain?" tanyanya sambil menaik-turunkan alisnya.

"Hehe, ngga lagi ngapa-ngapain kok," ujarku, lalu keluar dari bawah meja.

'Ya Allah, malunya. Mana udah bilang suamiku yang ganteng lagi' batinku menjerit.

"Oh, jadi suaminya ganteng, neng?" tanyanya dengan senyum yang sulit diartikan.

"Kata siapa?" tanyaku balik.

Aku bersikap sesantai mungkin agar dia tidak tau kalau aku sedang malu plus gugup.

"Kamu!!" tuturnya sambil mencubit pipiku.

"Hm ... itu anu ...!" seruku mencari-cari alasan.

"Anu apa, hum?"

"Ngga jadi,"

"Terus, maunya apa?"

"Ngga ada, Rey. Mendingan kamu mandi deh. Bau tau!" titahku.

"Iya, iya sayang!" ujarnya.

Cupp

Satu kecupan mendarat dikeningku, aku langsung mematung di tempat. Sebelum aku mengatakan sesuatu, ia sudah berlari menuju kamar mandi. Detik berikutnya...

"Rey!!!" teriakku.

"Maaf sayang, khilaf. Kamu sih, cantiknya kebangetan!" teriaknya pula dari atas.

Ck, dasar suami aneh.

***
"Kamu masih marah, ya sayang?"

"Aku minta maaf, ya!" ujarnya lagi.

This Is My Life [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang