"Nih anak kenapa, sih? Dari tadi senyum-senyum mulu, apa otaknya ke geser, ya?" batin Rey bertanya-tanya.
Sayang!"
"Hmm,"
"Kamu kenapa, sih? Dari tadi senyum mulu. Oh, aku tau nih. Pasti karena liat suamimu yang ganteng ini 'kan?" tebaknya terkekeh.
"Idiihh, jadi orang percaya diri amat. Mimpi kali, awas lho. Mimpi ketinggian itu, kalau jatuh sakitnya luar binasa," ucapku tertawa.
"Iya deh, iya." ujarnya cemberut.
Namun, aku tak menanggapinya. Beberapa saat kemudian, kamipun sampai di rumah.
***
Sekarang aku sudah berada di kamar. Selesai membersihkan diri, aku langsung sholat magrib. Sedangkan Rey sholat berjamaah di masjid.Setelah melaksanakan sholat, aku segera turun ke bawah.
Tok ... tok ...
"Iya, bentar!" lalu segera ku bukakan pintu.
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikum salam,"
Ternyata itu Rey, akupun langsung menyambutnya. Setelah menyalaminya, langsung ku gandeng tangannya memasuki rumah.
"Kamu ini kenapa, sih? Kok, jadi aneh gini," ujarnya heran dengan tingkahku.
"Hehe, ngga papa kok, sayang!"
"Hah, apa? Kamu bilang apa tadi?"
Sadar akan apa yang ku ucapkan, langsung saja ku tutup mulut.
"Eh, itu. A-anu, an...," ucapku gugup mencari-cari alasan.
"Anu apa, hum?" ucapnya mendekatkan wajahnya padaku.
"Ngga ada apa-apa, kok. Oiya, makan malam sudah siap, ayo kita makan!" ajakku padanya mengalihkan pembicaraan.
"Ngga mau, bilang apa tadi?"
"Emm, sayang. Kenapa?" tanyaku menunduk.
"Ngga dengar, apa?"
"Sayang!" teriakku.
Dia langsung saja memelukku begitu erat, sampai rasanya mulai sesak.
"Rey, lepasin. Aku ngga bisa nafas," ujarku dengan suara parau.
"Maaf, sayang. Aku terlalu bahagia," ujarnya merenggangkan pelukannya.
"Bahagia, bahagia aja kali. Tapi, ngga perlu juga peluknya erat gitu," ucapku ngos-ngosan.
"Kamu ngga papa, 'kan?" tanyanya mulai khawatir.
"Ngga papa gimana, hampir aja aku kehabisan oksigen." tuturku menatapnya tajam.
"Hehe, sorry baby!" serunya cengengesan.
"Udah, ah. Ayo makan!"
***
Malam yang indah, sebelum tidur ku sempatkan untuk memeriksa laporan hari ini.Alhamdulillah, semuanya baik-baik saja. Namun, ada sesuatu yang menggangguku. Ternyata Rey sedang memelukku dari belakang.
"Rey, ngapain sih?"
"Ngga lagi ngapa-ngapain,"
"Lah, terus ngapain peluk-peluk? Awas aja, kalau kejadian tadi terulang lagi!" tegasku.
"Iya, ngga lagi. Emm, Al?"
"Kenapa?" jawabku membalikkan badan.
"Aku boleh minta sesuatu, ngga?" tanyanya mulai serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is My Life [Completed]
RomanceNamaku Gilbriani Mad Husna Alfatih, seorang gadis blasteran Indonesia-Inggris. Aku mempunyai seorang kakak laki-laki, bernama Muhammad Ahsanillah Alfatih. Ayahku seorang pengusaha berkebangsaan Inggris, sedangkan bunda juga seorang pengusaha,namun b...