09.Random talk

924 152 3
                                    

Hari ini hari minggu dan tak seperti hari minggu yang sudah lalu dimana Heejin biasanya sudah berlarian dari kerja part time yang satu ke yang lainnya, minggu kali ini cewek itu bangun agak lebih siang dan bisa menikmati sebentar cahaya matahari sebelum beranjak mandi dan bersiap pergi ke rumah Jeno untuk bersih bersih dan membuat sarapan. Tiga puluh menit perjalanan Heejin pun tiba di rumah cowok itu, rumah yang tak terlalu besar tapi sangat nyaman untuk di tinggali. Heejin tak tahu dan tak berniat mencari tahu Jeno sedang apa saat dia datang. Langsung menuju ke dapur, mengeluarkan beberapa bahan masakan dari dalam kulkas dan sekejap kemudian sudah tenggelam dalam kesibukannya.

Seminggu mempekerjakan Heejin di rumahnya, Jeno sudah tak kaget lagi saat tiba tiba bau masakan masuk ke kamarnya. Dengan rambut basah dan handuk menggantung si lehernya karena baru selesai mandi Jeno melangkah keluar kamar menuju ke dapur, dengan iseng mencomot sosis goreng yang baru Heejin angkat dari penggorengan dan dilemparkannya lagi ke atas piring merasakan sosis yang masih terlalu panas. Dan Heejin alih alih merasa kasihan malah tertawa puas seraya menjauhkan piring dari jangkauan Jeno.

"Suruh siapa ketawa?" tanya Jeno, mengibas ngibaskan tangannya pelan.

"Suruh siapa main comot gak nanya nanya dulu?" balas Heejin sementara tangannya sibuk memecahkan telur ke dalam mangkuk.

Jeno mendengus pelan, meninggalkan Heejin dan berjalan menghampiri kulkas, untuk sesaat terdiam mengagumi wajahnya sendiri dari pantulan pintu kulkas sebelum pada akhirnya buru buru mengambil kaleng soda dari dalam sana. Dan baru Jeno hendak membukanya sebuah tangan yang jauh lebih mungil dari miliknya merebut kaleng dari genggamannya seraya menatapnya galak.

"Pagi pagi perut kosong minum beginian, situ waras?!"

Alis Jeno bertautan menatap Heejin yang mendelik ke arahnya, membawa kaleng minuman itu menjauh dari Jeno membuat Jeno siap melayangkan berbagai protesan tapi urung waktu Heejin kembali mendekat ke arahnya sambil membawa segelas air putih di tangannya.

"Nih minum ini aja, jauh lebih sehat" ujar Heejin, menyodorkan gelas di tangannya ke arah Jeno yang membuat cowok itu berdecak tak percaya, menolak menerimanya.

"Gak gak! Apa apaan?! Balikin minuman gua sekarang juga"

Heejin menggeleng tegas. "Gak boleh!"

"Jeon Heejin!!"

"Lee Jeno!!"

Mereka bersitatap untuk beberapa saat, sama sama melemparkan pandangan mengancam yang pada akhirnya tentu saja dimenangkan oleh Heejin.  Mengambil alih gelas di tangan Heejin dengan kasar membuat cewek itu berseru senang.

"Udah puas?" tanya Jeno galak, menaruh gelasnya dengan kasar begitu isinya habia hanya dalam beberapa kali teguk.

"Good! Tapi lain kali minumnya sambil duduk dan gak usah pake melotot segala ya" ujar Heejin, tersenyum puas seraya kembali menghampiri telur di atas mangkuk yang sempat terabaikan sementara Jeno masih dengan gerutuan pelannya beranjak duduk di meja makan.

"Iket kek itu rambut, risih gua liatnya!"

Heejin menoleh ke arah Jeno duduk, memasang ekspresi bertanya sambil menunjuk wajahnya sendiri. "Gua?"

"Ya siapa lagi yang berambut panjang di sini selain lo Jeon Heejin?!" ucap Jeno emosi.

"Ada kok..." cicit Heejin pelan namun masih dapat di dengar oleh Jeno meski tak jelas.

"Apa kata lo?"

"Enggak gua gak ngomong apa apa"

Jeno mendengus pelan, kembali risih melihat Heejin yang masak dengan rambut panjangnya yang terurai begitu.

Lean On Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang