"Jeon Heejin..."
Heejin yang baru keluar dari toilet agak tersentak waktu secara tiba tiba guru bk yang kemarin menginterogasinya muncul, tersenyum lebar menatap Heejin yang sejujurnya masih menaruh kesal padanya.
"Saya gak hamil bu-"
Guru itu tertawa pelan. "Duh iya iya ibu minta maaf, ibu kan cuman menjalankan tugas. Oh ya abis ini kelas mu pelajaran kimia kan?"
Heejin mengangguk.
"Kenapa? Gak masuk ya gurunya?""Iya, tapi gantinya ada tugas. Buku paket halaman 237-242- di tulis di buku tugas, soal dan jawaban, pake cara jangan lupa"
Heejin merutuk dalam hati, baru mendengarnya saja sudah membuat kepala sakit. "Gak di kumpulin sekarang kan bu?"
"Ya di kumpulin sekarang dong- dan berhubung kamu yang nyampein ke temen temen kamu, jadi kamu juga yang bertanggung jawab ngumpulin buku temen mu ke meja bu kimia ya. Pastiin temennya ngumpulin semua, oke?"
Heejin mendengus dalam hati, inginnya menolak tapi dia tak mau di cap tak sopan, jadi dengan berat hati Heejin mengangguk mengiyakan. Membawa diri menuju ke kelas setelah pamit pada guru bk itu dan langsung mendapatkan protesan kecil dari teman sekelasnya saat Heejin menyampaikan ulang apa yang tadi di sampaikan padanya.
"Jangan protes sama gua! Gua cuman nyampein doang!!" teriak Heejin di depan kelas sebagai respon dari protesan protesan teman sekelasnya, melenggang menuju ke tempat duduknya sementara di lihatnya Eric tertidur nyenyak tak terganggu sama sekali dengan ributnya kelas mereka.
"Ericcc!!"
"Eric Lee!!"
"Curut!"
"Bangun bodoh! Ada tugas!!"
Eric terbangun bukan karena teriakan Heejin di telinganya melainkan karena cubitan Heejin pada lengannya, mengaduh pelan sambil melempar tatapan protes pada Heejin yang kelihatan tak peduli, mulai sibuk dengan tugas mereka.
Dua jam berlalu di habiskan dengan menghitung ph dan kelarutan suatu larutan, akhirnya bel pulang berbunyi. Beberapa orang yang sudah selesai dengan tugas mereka langsung beranjak pergi, meninggalkan buku tugas mereka di meja guru untuk Heejin kumpulkan nanti, sementara itu kebanyakan dari mereka mengeluh pelan waktu mendengar bel pulang karena masih cukup banyak soal yang belum di kerjakan.
"Mau nyontek?"
Eric menoleh ke arah Heejin, menyeringai bahagia melihat Heejin menyodorkan buku tugasnya.
"Makasih cantik" ujarnya, tanpa ragu menyalin jawaban Heejin di bukunya. Meski tergolong berotak encer, Eric tetap bodoh di pelajaran kimia, untung saja Heejin yang jadi teman sebangkunya itu cukup pandai kimia jadi tak masalah besar bagi Eric, dia bisa belajar ataupun mencontek dari Heejin.
"Bantuin gua ngangkut buku ke ruang guru ya" Ujar Heejin sambil membereskan alat tulisnya, satu persatu murid murid mulai meninggalkan kelas dan meski Heejin sudah selesai dia tak bisa langsung pulang karena harus menunggu semus teman sekelasnya selesai.
"Siap- gak tega juga gua badan ringkih gitu ngangkut buku sendirian" kekeh Eric di balas tatapan galak Heejin.
Beberapa saat lagi berlalu, Eric selesai menyalin, menyerahkan buku mereka berdua ke arah Heejin yang menunggu di meja guru, menaruh tangannya yang terlipat di atas tumpukan buku, menunggu dengan malas.
"Jangan langsung pulang loh awas!"
Awalnya Eric hendak mengangguk mengiyakan tapi tertahan waktu dari sudut matanya dia melihat sosok itu di depan kelas mereka, berdiri dengan kedua tangan di masukkan ke dalam saku celana, menatap mereka berdua datar.