Hari kedua dan ketiga tak jauh berbeda dengan hari pertama. Heejin seharian bersama anak-anak lantas ikut membantu di dapur umum saat waktu makan tiba. Malamnya seperti kemarin Jeno dan Heejin duduk lagi bersama, saling bertukar cerita tapi tak lama, keduanya terlalu lelah, berakhir terkapar di tempat masing masing.
Hari ke-empat Heejin pikir akan sama seperti kemarin sampai secara tiba tiba Jeno muncul di tengah acaranya dengan anak anak, terlihat gelisah namun tak banyak bicara.
"Adek adek, kakak Heejinnya kak Jeno pinjem dulu ya" ujarnya, tersenyum paksa pada anak anak yang mengeluh pelan. Heejin tak tau apa yang terjadi tapi patuh mengekor Jeno yang melangkahkan kakinya menuju ke tenda tempat para relawan beristirahat.
"Siap siap, kita pulang sekarang"
Heejin tak bisa menyembunyikan keterkejutan, menatap Jeno tak paham.
"Kenapa?" tanya Heejin, merasa enggan untuk pergi dari sana secepat itu.Jeno menghela napas panjang. "Tadi bunda nelfon, nyuruh kita pulang sekarang juga, katanya ada sesuatu..." ujarnya pelan, menatap Heejin meyakinkan.
Mungkin orang tuanya lagi, mungkin oma, mungkin soal perceraian, entahlah, Heejin tak tau apa sesuatu yang bunda maksud.
"Lo boleh pulang duluan—"
"Gak jin" sela Jeno, kembali menghela napas panjang, meraih tangan Heejin untuk kemudian mengusap lembut punggung tangannya dengan ibu jari. "Lo tanggung jawab gua jin, gua gak bisa dan gak boleh ninggalin lo sendirian meski lo mau. Kita pulang sekarang ya... gua mohonnnn"
Bibir Heejin melengkung ke bawah, dia tak bisa menolak permintaan Jeno, memutuskan mengangguk dengan berat hati. "Yaudah"
Heejin tak tau seberapa penting urusan Jeno sampai kak Jaehyun yang super sibuk itu dengan suka hati mengantarkan mereka dengan mobil yang entah milik siapa, yah meski hanya sampai terminal bus, tapi itu cukup.
Heejin sudah tak se-tak terima tadi, Jeno memberinya waktu untuk berpamitan pada anak anak yang kompak merengek, Heejin juga sempat berpamitan pada Jaemin dan kak Egi, err meski kata Jaemin itu sungguh tak di perlukan mengingat mereka akan segera bertemu lagi di kota mereka.
Setelah perjalanan yang cukup melelahkan karena jalannya jelek akhirnya mobil mereka tiba di terminal, Jaehyun mengantar mereka sampai ke pintu bis yang hendak mereka naiki.
"Makasih bang" ujar Jeno di balas tepukan jantan di bahunya, tersenyum terlihat menyemangati entah untuk apa.
"Hati hati lo berdua, jangan sampe kesasar"
"Semoga enggak"
"Yaudah sana naik bis nya udah mau jalan, hati-hati, kabarin kalau ada apa-apa, kabarin kalau udah sampe"
Jeno mengangguk pelan, Heejin melambai singkat lantas keduanya berpisah dengan Jaehyun disana.