Bodoh!
Jeno tak pernah sebanyak itu mengatai dirinya sendiri bodoh. Tapi kali ini entah telah berapa ratus kata bodoh yang Jeno lontarkan untuk dirinya sendiri—
Lee Jeno bodoh!!
Oh demi apapun Jeno tak tahu harus bersikap seperti apa saat berhadapan dengan Heejin nanti. Yang semalam itu sungguh Jeno menyesal. Tak ada penolakan terang terangan dari Heejin tapi di lihat dari wajah syok nya Jeno sadar dia berlebihan. Menarik dirinya menjauh, Jeno pamit ke toilet dan tak kembali lagi, langsung meluncur pulang ke rumah tak peduli buku fisikanya masih ada di sana.
"Wuih sejak kapan lo bisa bikin ginian?"
Jeno tersentak, ucapan Eric membuat kesadarannya yang entah tadi menggelinding kemana kini kembali. Menatap adiknya malas dan kembali fokus pada nasi goreng yang sudah susah payah dia masak karena tau Eric paling tak bisa yang namanya tak sarapan sebelum beraktivitas. Rasanya lumayan meski masih jauh dari kata enak.
Semalam Eric menginap di rumahnya, masih takut untuk pulang dengan lebam di wajah, yah sebut saja Eric cemen, tapi Jeno sendiri mengakui amukan bunda lebih seram dari pada duel satu lawan sepuluh dengan pasukan Hwall, membuat Jeno mau tak mau menampung sang adik yang kini sudah bergabung di meja makan sambil mengancingkan seragam sekolahnya— ah ralat, seragam sekolah Jeno.
"Sampe kapan lo mau gini terus jen?"
Jeno mengangkat kepalanya, menatap Eric yang baru menelan sesendok penuh nasi goreng buatannya. "Apanya yang gini?"
"Sampe kapan lo mau mengasingkan diri kaya gini? Sampe ayah nyamperin lo dan minta maaf? Gak mungkin jen, lo sama ayah tuh sama, sama sama batu"
"Jangan samain gua sama bokap lo"
"Bokap lo juga sialan!"
Eric mendengus pelan, padahal dulu siapa yang berdebat tentang siapa yang paling mirip dengan ayah mereka?
"Jen pulang kek elah, bukan buat ayah, tapi buat bunda, buat gua"
Jeno tak merespon ucapan Eric, hanya menjawab dengan lantang dalam hati kalau dia tetap tak akan pulang sampai ayahnya mengakui kesalahannya dan meminta maaf bukan hanya padanya, tapi juga bunda dan Eric. Kesalahan yang bahkan tak Eric dan bunda ketahui.
Mereka hanya tahu ayah marah gara gara Jeno tertangkap basah sedang merokok, awalnya hanya bentakkan biasa, tapi lama lama entah kenapa ayah semakin tersulut dan menampar Jeno kencang membuat sudut bibir si sulung terluka.
"Pergi kamu dari hadapan ayah!" teriak ayah waktu itu dan benar saja, Jeno pergi dan masih belum kembali sampai hari ini.
Hari ini hari sabtu, Heejin sudah keluar dari rumah sakit sejak kemarin lusa, setelah kemarin kemarin menurut pada Jeno yang melarangnya untuk datang bekerja ke rumahnya, hari ini dia tak lagi bisa mengiyakan larangan Jeno itu. Dia sudah sehat, tak mau makan gaji buta, lagi pula dia sudah kelewat rindu pada bongshik yang tak kunjung Jeno kembalikan meski sudah beberapa kali Heejin teror untuk segera di antar ke rumahnya.