10. Volunteer

860 154 7
                                    

Waktu Heejin kecil, mama nya sering kali mengatakan pada Heejin untuk tak mengirim mama dan papa ke panti jompo saat mereka tua nanti. Saat itu Heejin mengangguk yakin, berjanji pada diri sendiri untuk tak melakukan itu di masa depan dan akan merawat kedua orang tuanya sendiri. Tapi Heejin hanya berjanji pada diri sendiri, lupa meminta kedua orang tuanya untuk ikut berjanji untuk bersama sama sampai hari itu tiba, lupa meminta kepada Tuhan untuk jangan mengambil kedua orang tuanya dulu sampai Heejin bisa membalas semua jasa mereka.

Heejin tersenyum pahit, sempat merasakan sesak di dadanya untuk beberapa saat sampai tatapannya jatuh pada sosok Jeno yang sedang memangku gitar di depan sana. Heejin tak pernah tau kalau Jeno yang biasanya terlihat cuek memasang ekspresi angkuh bisa jadi seramah ini di hadapan para lansia, bahkan sesekali bertingkah konyol hanya demi membuat mereka tertawa.

"Gak usah di liatin mulu Jeno nya, gak bakal ada yang ngambil"

Heejin otomatis menoleh, tersenyum tipis waktu mendapati sosok Jaemin— salah satu anggota volunteer yang lain— menghampirinya di sudut sudut ruangan, ikut berdiri di samping Heejin sambil melipat kedua tangan di depan dada menatap ke arah Jeno yang tengah memainkan gitarnya mengiringi nyanyian beberapa anggota yang lain.

"Pertama kali ikut acara ginian?"

Heejin menoleh lagi, mengangguk. Ini pertama kalinya ikut kegiatan volunteer, bukan tak ingin, tapi tak sempat. Dia terlalu sibuk menyibukkan diri dengan belajar dan bekerja untuk melupakan kesedihannya tanpa tahu membuat orang lain bahagia adalah salah satu cara efektif untuk membahagiakan diri sendiri.

"Kalau lo?" tanya Heejin, menatap wajah kurus Jaemin dari samping.

"Hmm sekitar dua atau tiga tahun yang lalu"

"Kalau Jeno?"

"Orang yang pertama kali ngajak gua kegiatan beginian ya dia" sahut Jaemin, tersenyum menatap Heejin ramah. "Noh orangnya kesini..."

Heejin menoleh ke arah yang Jaemin maksud dan benar saja sosok Jeno yang tadi asik memangku gitarnya menghibur para lansia kini mendekat ke arahnya sementara di depan sana gitar di ambil alih oleh seseorang bernama Jung Jaehyun yang di detik pertama melihatnya pun Heejin langsung setuju kalau cowok itu terlalu tampan dan kharismatik.

"Gak gua godain kok Heejin nya"

Jaemin tersenyum jahil sementara Jeno malah terkekeh pelan, ikut melipat kedua tangan di depan dadanya menatap Heejin.

"Gapapa godain aja, kasian jomblo"

"Kaya sendirinya laku!" sahut Heejin, mendelik sebal ke arah Jeno.

Jeno berdecak tak percaya mendengarnya.
"Wah gak tau aja lo, kasih tau min seberapa populernya gua bahkan di sekolah lo!"

Jaemin geleng geleng pelan, muak mendengar ucapan Jeno meski memang yang Jeno bicarakan itu fakta, dia populer bahkan di kalangan anak cewek sekolahnya yang terpisah berkilo-kilo meter dari wilayah teritorial Jeno.

"Tapi Jen gua rasa sepopuler populer nya lo, ada yang lebih populer deh" gumam Heejin.

"Siapa?" tanya Jaemin sementara Jeno hanya memutar bola mata malas.

Heejin berdeham pelan, menunjuk ke sosok yang tengah memangku gitar di depan sana dengan dagunya sebelum tersenyum gemas melihatnya tertawa pelan. Jeno mendelik pelan sementara Jaemin tertawa, mengangguk setuju pada ucapan Heejin.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lean On Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang