Eric
Lo kemana sialan?!
Jeno
Pulang
Eric
Tiba tiba?
Jeno
Iya
Bilang aja Heejin ada urusan mendadak kalau bunda nanyain
Eric
Emang nyusahin doang kerjaan lo heran
Jeno
Thanks
Heejin menghela nafasnya panjang, memasukkan kembali ponsel Jeno ke dalam sling bag nya. Tatapannya kini beralih ke luar minimarket memandang pada punggung Jeno yang duduk di bangku yang di pasang di pelataran mini market itu, sekali lagi menghela napas panjang sebelum akhirnya mengambil dua kaleng minuman bersoda dari dalam lemari pendingin dan membawanya ke kasir untuk dibayar.
Menaruh minuman yang dibelinya di atas meja, Heejin duduk bergabung bersama Jeno. Hening. Tak ada yang bersuara, Heejin membiarkan Jeno menjernihkan pikirannya dulu sebelum kembali melanjutkan perjalanan. Tadi Jeno berkendara secara gila gilaan, tak berhenti Heejin merapalkan doa untuk mereka berdua sampai akhirnya Jeno berhenti di depan sebuah minimarket, bangunan satu satunya di sepanjang jalan yang di kanan kirinya hanya terdapat hutan.
"Sorry..."
Heejin mengangkat kepala, balas menatap Jeno yang tengah menatap lurus ke arahnya.
"...Lo pasti takut tadi"
Heejin terkekeh, mengangkat bahu sekilas.
"Gapapa— olahraga jantung"Jeno tersenyum tipis, tatapan penuh emosi yang tadi Jeno tunjukkan kini sempurna menguap digantikan dengan tatapan sayu.
"Lo gak laper?" tanya Heejin, melirik jam di pergelangan tangannya. Dia belum makan apa apa selain apel dari Eric sejak tadi siang sementara kini matahari hampir sempurna tenggelam menyisakan semburat indah di langit. Sejujurnya suasana sepi di sana membuat Heejin agak merinding, tak habis pikir kenapa membangun minimarket di tengah tengah hutan seperti ini.
"Laper ya? Beli makanan gih"
"Mie mau?"
"Terserah— gua gak laper, lo aja"
Heejin mengangguk, mengedarkan pandangannya sekilas sebelum kembali menatap Jeno. "Hati hati ada hewan buas" ujarnya, melengos masuk ke dalam minimarket dan kembali tak lama kemudian dengan satu cup mie instan di tangan.
"Beneran gak laper?" tanya Heejin, mengaduk mie nya yang mengeluarkan aroma lezat di balas anggukan yakin oleh Jeno yang kini malah meraih minuman kaleng yang Heejin beli sebelumnya.
"Jen, kok dia berani ya jaga minimarket sendirian di tengah hutan begini?" tanya Heejin membuat Jeno kini melirik ke bagian dalam minimarket mendapati seorang pria tengah berdiri di balik meja kasir.
"Ada temennya kali, masa sendirian doang"
Heejin menggeleng yakin.
"Gak ada sumpah, dia sendirian doang"Jeno berdeham pelan, aneh juga sebenarnya, tapi dia tak mau berpikir yang macam macam, menyuruh Heejin cepat cepat menghabiskan mie nya sementara dia sendiri sibuk mengingat ingat sesuatu.