Karena kau terlalu mencintainya, itu sebabnya Tuhan ciptakan perpisahan untuk menyampaikan bahwa yang abadi bukan cintanya, melainkan cinta-Nya.
"Dunia adalah ladang bagi kehidupan di akhirat."
Isa as banyak tertawa sementara Yahya as banyak menangis. Yahya kemudian berkata pada Isa, "Kau percaya pada semua tipu muslihat halus ini sehingga kau banyak tertawa?"
Isa menjawab, "Sementara kau telah menutup matamu dari pertolongan dan cinta kasih Tuhan yang subtil, misterius, dan agung sehingga kau banyak menangis?"
Seorang wali Allah hadir dalam percakapan tersebut, ia kemudian bertanya kepada Allah: "Di antara keduanya, manakah yang memiliki martabat lebih tinggi?" Allah menjawab, "Yang paling baik prasangkanya kepada-Ku." Artinya "Aku menurut prasangka hamba-Ku terhadap-Ku."
Semua hamba memiliki imajinasi dan gambaran tentang diri-Ku. Dalam bentuk apa pun ia mengimajinasikan-Ku, aku tepat sesuai bentuk itu. Aku adalah hamba bagi khayalan yang memiliki Tuhan, dan aku tidak memikirkan hakikat yang tak memiliki Tuhanq. Sucikanlah imajinasi kalian wahai hamba-hamba-Ku, karena itu adalah tempat kediaman-Ku dan tempat bersemayam-Ku.
Begitu kata Rumi dalam kitabnya, Fihi Ma Fihi. Albania membuka lembar selanjutnya dalam buku terjemahan yang sekarang tengah di pegang. Terlihat sebuah kertas yang terlipat di antara lembar-lembar kuning itu.
Ini untukmu....
Kalau semesta udah mempertemukan, aku mau nanti kita ngaji Rumi bersama. Di Ma'had-ku—Nadwatul Ummah, kitab-kitab Rumi dikaji, Na. Kalau kamu tahu, Gus-ku itu mengidolakan sosok Rumi sejak dikenalkan oleh ayahnya ketika beliau umur lima tahun.
Kelak, aku ingin mengenalkan Rumi pada anak kita juga.
-KNS
Albania tersenyum pahit, lalu kembali menaruhnya di sana. Seperti biasa, usai mengaji pagi dia tak langsung meninggalkan tempat. Ditutupnya buku, lalu menaruh kepala di atas meja. Beberapa tahun lalu, mereka sering berdiskusi tentang Rumi, berbicara banyak tentang Rumi, membisikkan kata-kata manis dari Rumi yang ditunjukkan pada Tuhannya.
Berdiskusi tentang satu sufi yang diidolakan memiliki kesan tersendiri dan Albania tentu menyukai kata-kata lembut Purnama Nadwah-nya yang manis saat memberitahu tentang beberapa hal yang belum diketahui. Dan sekarang dia hanya mampu membaca terjemahan dari buku yang didapatnya dari sang Purnama Nadwah. Dari salah satu santri Nadwatul Ummah. Rubaiyat, Diwan Syams Tabrizi, Fihi Ma Fihi dan beberapa kitab yang ditulis Rumi barangkali telah dikajinya di asrama.
Perempuan itu menarik napas, mendongak melihat jam dinding yang tertempel di tembok aula. Pukul 08.00, ia harus segera ke ndalem menemani Umi Hanin belanja. Entah mengapa Gus Nabil tidak menyuruh santri ndalem untuk menamani ibunya, tetapi dengan begini Albania bahagia. Ia bisa keluar asrama meski sebentar.
Gadis itu berjalan cepat menuju rumah keluarga sembari membawa buku Fihi Ma Fihi-nya. Rasa malas ke kamar mengharuskan perempuan itu kesulitan saat harus membawa dua kitab sekaligus. Namun bila ke asrama, pertemuan dengan Madinah hanya membuatnya sedikit kesal. Ya, Albania masih kesal dengan perkataan demi perkataan yang keluar dari mulut Madinah saat kemarin.
Sekitar enam menit kemudian, ia mulai memasuki asrama pusat Umar Bin Khattab, di mana rumah ndalem berada di sana. Mobil hitam terparkir di halaman depan bangunan bernuansa hijau. Kemungkinan, kendara roda empat itu akan dipakai Umi Hanin untuk belanja.
Dilepasnya sandal jepit. Albania mulai menginjakkan kaki di teras, lalu mendekat ke arah pintu kayu cokelat yang terbuka begitu saja. Suara berisik dari dalam tampak terdengar, barangkali keluarga sedang berkumpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] Utawi Iki Iku (Completed)
Spiritual*Ibrahim bin Adham "Dia yang sudah berjanji akan menikahiku, Bu!" "Kamu siapa?" Tuduhan spontanitas itu berhasil memasukkan Asyas ke dalam labirin teka-teki yang rumit. Pertemuan dengan Albania Tirana, gadis tak dikenal membawa mereka pada benang me...