14. Persson Hospital pt.2 > Revisi✔

6.7K 203 0
                                    


|UNTUK CERITA PADA PART INI SUDAH DILAKUKAN REVISI BESAR-BERASAN, UNTUK BEBERAPA BAGIAN DIHILANGKAN NAMUN INTI CERITA MASIH SAMA SEPERTI SEBELUMNYA. REVISI INI BERTUJUAN AGAR CERITA DAPAT LEBIH MUDAH DI PAHAMI|

☆▪︎▪︎☆

Rista sudah bangun sejak tadi tapi ia hanya melamun karna tak mau mengganggu sang Kakak yang sedang tertidur, Leon pasti sangat cape karna menjaga Rista sepanjang malam.

Rista bolak-balik mengganti chenel di televisi. Ia tak memegang handphone karna handphone nya disita oleh David semalam.

Leon menjaga Rista sampai jam tiga sore karna kelas nya yang seharusnya pagi di ganti menjadi jam tiga sore ini. Ia menjaga adiknya sambil ngerjain tugas semalem full.

Rista yang sedang menatap Leon tiba saja terkejut. "Kamu kenapa ngeliatin Abang terus?"

Dengan cepat Rista melihat ke arah lain. "Siapa yang ngeliatin Abang? Ge'er banget"

"Masa si..." Goda Leon membuat Rista tersipu malu.

Leon tau sang adik menatap nya karna ia tak benar-benar tertidur. Ia hanya memeramkan mata sedikit karna mata nya lelah terus melihat ke layar Laptop dan iPad secara bergantian semaleman.

"Kamu mau makan?" Tanya Leon bangun dari tidurnya.

"Nggak deh, aku belum terlalu laper" Ucap Rista kembali fokus ke layar televisi didepan nya.

"Ya sudah nanti kalo mau makan bilang" Ucap Leon kembali merebahkan tubuhnya.

Tak terasa waktu berjalan dengan cepat Leon sudah berangkat ke kampus kini dirinya sendirian di kamar seluas ini. Hanya ditemani dengan televisi yang menyiarkan sinetron Azab.

Sejam kemudian Ray datang bersama Zeo mereka seperti nya langsung dari sekolah. Zeo tersenyum manis ke Rista dan dibalas senyuman oleh Rista.

"Gimana keadaan nya?" Tanya Zeo mendekat ke Rista.

Tiba saja hati Rista bedegup dengan kencang, ia memandang wajah sepupunya dan baru sadar jika ia memiliki sepupu seganteng Zeo.

"Hei" panggil Zeo.

"Eh, u-udah mendingan kok" Jawab Rista gelagapan.

"Cia salting" teriak Ray yang sedang membuka kulkas.

"Kamu salting?" Tanya Zeo menatap mata Rista

"Nggak" Ucap Rista dengan pipi yang memerah.

"Kok pipi nya merah banget" Goda Zeo mencubit pipi tembem Rista.

Tiba-tiba pintu terbuka sendiri dengan keras membuat semua yang didalam kompak melihat ke arah pintu.

"Selamat pagi semua nya!!" Ucap Ara yang masuk dengan semangat dan memamerkan belajaan yang ia beli untuk Rista.

"Heh! Kalo masuk itu salam yang bener seenggak nya ketuk dulu tuh pintu" Ucap Ray menatap Ara dengan sinis.

"Iya iya sorry, ini gw bawain luh buah kesukaan luh" Ucap Ara memberika buah Alpukat ke Ray. "Buat adik luh bukan buat luh" sambungnya.

"Gimana keadaan luh ta?" Tanya Hana.

"Udah mendingan kok"

"Bagus deh, sampe kapan disini?" Tanya Hara melihat seluruh ruangan ini.

"Entah mungkin lusa udah pulang. Kalian gak pulang dulu ya?" Tanya Rista ketika melihat ketiga teman nya masih menggunakan seragam.

"Nggak" jawab mereka kompak.

"Gw chat luh ga dibaca si?" Tanya Hana mengunjukan chat nya.

"Handphone gw disita" Ucap Rista berbisik-bisik.

"Nah kan, gw bilang juga apa ta ta kena kan loh" Ucap Hana menoyor kepala Rista pelan.

"Ah gatau dah pusing gw suka-suka mereka aja" Ucap Rista dengan pasrah karna tak mungkin ia melawan David sudah jelas ia akan kalah.

Hana, Hara, Ara, Rista, Zeo dan Ray menghabiskan waktu dengan mengobrol tentang banyak hal sampai tak terasa waktu sudah jam 18:30. Mereka pamit pulang karna sudah terlalu lama juga disini dan sebentar lagi Keluarga Rista akan datang.

Tak lama mereka pulang David dan yang lain sampai dengan membawa beberapa baju ganti untuk ku. Ketika sedang sibuk dengan urusan masing-masing tiba saja Rista merintih ke sakitan.

"Aduhh... perut aku sakit!"

"Cepat! Panggil Dokter!!" Ucap Azim dengan segera Leon memanggil Dokter.

Dokter datang memeriksa Rista didalam mereka menunggu dengan Khawatir takut terjadi hal-hal yang tak baik.

Dokter keluar dari ruangan. "Gimana Dok?" Tanya Alica.

"Apakah anak anda sudah makan?" Tanya Dokter itu dengan tenang.

Semua saling bertatapan.

"Mungkin karna hari ini anak anda belum makan apa-apa jadi perut nya kosong itu penyebab perutnya sakit" Ucap Dokter itu lalu pamit pergi.

Alica dan Larry pergi membeli makanan David dan yang lain masuk kembali ke ruangan Rista.

"Kamu sudah makan apa saja hari ini?" Tanya David dingin.

Rista menggelengkan kepala.

"Kamu maunya apa?! Mau terus-terusan sakit gini!?! Sekarang abang tanya kamu sudah minum obat?" Tanya David dengar sarkas membuat Rista ketakutan.

"Kamu. Udah. Minum. Obat atau belum!!!? Abang tanya?" Tanya David menekan disetiap kata yang ia ucapkan.

"Belum Ka" Ucap Rista dengan pelan.

"Udahlah seterah kamu mau sembuh atau tidak saya gak perduli! Jangan ada yang dekati dia" Ucap David meninggalkan Ruang rawat Rista.

Rista menangis ia merasa sangat bersalah, ia merasa dirinya sangat bodoh karna ga makan. Rista memukul-mukul kepala nya dengan kencang membuat orang yang melihat itu merinding.

Semua tak berani mendekat, untung saja Alica datang tepat waktu. Ia terkejut melihat Anak nya seperti ini.

"Stop sayang" Ucap Alica mencoba menghentikan tangan Rista.

"Stop! Kamu gaboleh begini sama diri kamu" Alica memeluk Rista namun tangan Rista masih terus memukul kepalanya sendiri.

Larry dengan cepat menahan tangan Rista. Larry melihat semua anak nya tak berani mendekat ia tau ini pasti ulah anak pertamanya DAVID.

"Kalian hanya melihat saja? Tidak ada itikad membantu?" Tanya Larry membentak seluruh anak laki-lakinya.

"Kalian pegang tangan nya, biar Papah kejar David" ucap Larry membiarkan anak laki-laki nya saja yang membantu ia akan mengurus David karna David tidak mungkin mendengarkan adik-adiknya.

Bersambung...

Jangan lupa VOTE nya Kakak
☆☆☆☆☆


Penulisan
JUMAT, 20 MARET 2020
02.41
Bekasi

Revisi
Sabtu, 07 Januari 2023
01.43

RistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang