20. Menjadi Dewasa > Revisi✔

4.7K 162 0
                                    

|UNTUK CERITA PADA PART INI SUDAH DILAKUKAN REVISI BESAR-BERASAN, UNTUK BEBERAPA BAGIAN DIHILANGKAN NAMUN INTI CERITA MASIH SAMA SEPERTI SEBELUMNYA. REVISI INI BERTUJUAN AGAR CERITA DAPAT LEBIH MUDAH DI PAHAMI|

☆▪︎▪︎☆

Rista terbangun karna kebisingan dari luar, ia melihat jam di ponselnya jam masih menujukan 4:21 keluar dan melihat apa yang terjadi dibawah.

Rista turun secara perlahan, ia dapat melihat di tubuh David sedikit. Ia semakin berani untuk turun kebawah, namun ketika hampir sampai di lantai bawah ia mendengar David sedang berbicara dengan sedikit amarah dengan seseorang di telfon.

Rista ingin memutar balik badan nya untuk kembali ke kamar namun diberhentikan dengan David yang memanggilnya.

"Kamu sudah bangun?" Tanya David membuat Rista berhenti melangkah.

"Iya Bang" jawab Rista memutar kembali badan nya menghadap sang Kakak.

"Sini" Panggil David.

Rista dengan terpaksa maju menghampiri sang Kakak yang sedang duduk di sofa. Ia duduk disamping David, tiba-tiba David tiduran di pahanya.

David mencari posisi yang nyaman untuk tiduran, ia sangat lelah dengan semua yang terjadi hari ini. Ia menatap wajah adik kecilnya, ia masih tak menyangka jika sang adik sudah sebesar ini.

Adiknya tumbuh menjadi anak gadis yang sangat cantik, dia menjadi orang yang selalu ia tunggu-tunggu untuk datang ke dunia namun hanya sebentar dan kembali menghilang.

Ia menjadi salah satu yang paling merasa bersalah jika terjadi apa-apa kepada adiknya. Ia sudah terbiasa memarahi adik laki-laki sampai ia tak tahu bagaimana cara memberi tahu yang baik dan tidak kepada adik perempuan nya.

Ia terlalu payah dalam mengendalikan emosi nya, ia merasa jika dirinya adalah iblis jika dia emosi.

"Adek," panggil David.

"Kenapa bang?" Tanya Rista ketika sang Kakak memanggil.

"Abang minta maaf," menatap wajah adiknya lekat-lekat.

"Maaf? Kenapa memang?" Rista yang masih bingung dengan ucapan sang Kakak.

"Maaf Abang gak bisa kendaliin emosi Abang. Abang juga sudah nyakitin adek tadi, abang minta maaf" Ucap David dengan air mata yang sudah menentes jatuh kebawah.

"Abang nggak salah, Abang ga akan kaya gini kalo aku gak buat masalah" Ucap Rista mengusap rambut halus milik David.

"Tapi Abang salah karna sudah nyakitin kamu"

"Abang lucu beberapa jam lalu marah-marah sekarang nangis udah kaya anak kecil ga dikasih jajan" Ucap Rista yang melihat tingkah sang Kakak yang dengan mudah berubah.

"Adek... Abang serius"

"Iya, adek juga serius bang" Ucap Rista sambil tertawa kecil-kecil.

"Abang minta maaf" Ucap David.

"Iya, adek juga minta maaf" ucap Rista menghapus air mata yang masih menempel di Wajah sang Kakak. "Abang kok belum tidur?" Tanya Rista.

"Masih ada beberapa pekerjaan yang harus abang kerjain" Ucap David menunjuk lembaran kertas yang berada di dekat laptop miliknya.

"Memangnya tidak bisa dilanjut dikantor saja?"

"Bisa tapi bagaimana bisa berkas sebanyak itu selesai dalam waktu dua jam"

"Sulit ya jadi dewasa banyak banget tanggung jawab"

"Itu kamu tau, makanya jangan berharap pengen cepat-cepat dewasa. Jadi dewasa itu penuh tanggung jawab dan harapan dari banyak orang. Dewasa emang seru bisa pergi kemana pun kamu mau tanpa aturan Orang tua, bisa beli apa saja yang kita mau tanpa ragu karna semua yang kita beli pake uang sendiri. Tapi di dunia nyata dewasa ada hal yang menakutkan"

"Kamu harus nikmati masa sekolah dengan baik, karna ketika kamu masuk dunia kerja tidak ada waktu untuk sekedar tiduran. Banyak sekali yang kamu tanggung jawab yang harus kamu pegang seperti Abang. Abang jadi Bos belum tentu bisa santai-santai bukan? Seperti yang kamu lihat banyak sekali berkas yang menunggu hanya sekedar untuk ditanda tangan dan dibaca. Gak semudah hanya tanda tangan lalu selesai, kamu juga perlu tau tujuan berkas itu ditanda tangan. Rapat dimana dan kapan saja, jadi Bos memang enak tapi kamu juga harus memikirkan gimana duit diperusahaan terus berputar dan dapat memberikan gaji kepada karyawan yang telah berkerja pada perusahaan mu."

"Kehidupan kamu sudah tergolong beruntung karna kamu tidak susah untuk mencari pekerjaan dan memikirkan apa yang harus kamu lakukan setelah lulus sekolah. Semua kehidupan kamu sudah tersusun rapih. Jadi kamu hanya perlu buktikan kalo kamu layak menjalankan semua kehidupan yang telah disusun."

"Abang menikmati semua ini?"

"Tentu, semua orang ingin berada diposisi ini. Walaupun banyak sekali tekanan tapi kamu harus menikmati semua tekanan itu jika ingin berhasil."

"Abang Bos kenapa abang harus cape-cape kaya gini. Abang bisa kasih semua ini ke bawahan abang"

"Walaupun Abang Bos, Abang juga masih jadi karyawan karna ini masih perusahaan milik Papah"

"Papah keren ya, bisa buat perusahaan sampai sebesar ini"

"Lebih keren lagi Kakek" Ucap Ray yang baru saja turun dari kamarnya.

"Kenapa?"

"Karna kalo ga campur tangan Kakek semua ga akan sebesar ini" Ucap Ray ikut tiduran dipaha Rista.

"Bang ray siap jadi dewasa?"

"Kalo boleh jujur si mau nya gini-gini aja tapi gak bisa karna di dorong sama waktu yang membuat umur kita bertambah dan buat kita jadi dewasa secara perlahan"

"Apa yang abang lakuin setelah lulus"

"Mungkin sama kaya abang yang lain, setelah Lulus masuk Universitas setelah sarjana kerja diperusahaan Papah, ya. Begitu siklus kehidupan anak pengusaha selalu berakhir dibawah perusahaan Papah" Ucap Ray seperti sudah sangat hafal dengan semua nya.

"Kalo adek?" Tanya Ray.

"Ntah, mungkin aku akan berakhir dengan perjodohan antar Keluarga sebagai jaminan perusahaan" Ucap Rista dengan pasrah sambil membayangkan beberapa Novel yang ia baca tentang perjodohan sebagai penyatu perusahaan.

"Yehh, kebanyakan baca novel dewasa kamu" Ucap Ray menggigit paha Rista.

"Awwww!" Redflag menjambak rambut Ray.

"Aduh... ampun dek"

Tbc

Jangan Lupa Vote ya Kakak
☆☆☆☆☆

PENULISAN
Selasa, 24 maret 2020
01.05

REVISI
Minggu, 08 Januari 2023

RistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang